Legenda Batu Kepala: Ini Kura-Kura Milik Putri Raja Negeri Seberang (bagian 1)

Batu mirip Kepla Kura-Kura ini terletak di perbukitan Desa Gudang Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (mangkulul/tras)

Penulis: Mang Kulul

TRASBERITA.COM — Bukit Batu Kepale. Mendengar hal ini, tentulah yang terbayang dalam pikiran kita sebuah batu berbentuk kepala.

Bacaan Lainnya

Ternyata apa yang ada dalam pikiran kita tersebut tidaklah meleset. Bentuk batu ini memang seperti kepala.

Hanya saja berbentuk kepala seekor Kura-Kura.

Jika mau melihat langsung keajaiban alam ini, Batu Kepala terletak tepat di sebelah barat Desa Gudang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Di  bukit ini, bila kita berada tepat di bawah bebatuan granit, saat memandang ke atas pada sebuah batu cadas, akan kita lihat pemandangan yang unik,  batu yang mirip dengan kepala kura-kura mengarah ke Kampong (Desa) Gudang.

Konon ceritanya, menurut kisah yang dituturkan dari mulut ke mulut, sebagian masyarakat percaya bahwa ini adalah benar batu dari seekor kura-kura yang dipelihara oleh seorang putri raja dari negeri seberang yang diculik oleh Cek Antak (Akek Antak).

Pada zaman dulu, di Kampong Gudang hidup  seorang laki-laki yang sangat sakti.

Ia sangat ditakuti oleh lawan-lawannya. Ia tinggal di perbukitan yang saat ini berada di sebelah barat Desa Gudang.

Suatu ketika Cek Antak pergi bertualang dan berkelana di negeri seberang.

Ia tiba di suatu negeri yang dipimpin oleh seorang raja dan  ia memasuki kerajaan  itu.

Dalam pengembaraan di kerajaan itu, ia mendengar cerita dari rakyat desa  bahwa sang raja mempunyai seorang putri  yang cantik jelita.

Karena cantiknya, hingga sang putri selalu menjadi buah bibir.

Cek Antak sangat penasaran dengan kecantikan sang putri yang selalu menjadi pembicaraan, hal ini menggelitik hatinya  untuk melihat dari dekat.

Untuk melaksanakan niatnya itu, dengan  kemampuan ilmu yang ia miliki.

Maka dengan sangat mudah Cek Antak menyelinap ke dalam lingkungan istana tanpa seorangpun yang mengetahuinya, meski istana dijaga ketat oleh para  hulubalang yang selalu bersiaga.

Walau cukup mudah untuk memasuki lingkungan istana, namun Cek Antak harus melewati beberapa penjagaan yang berlapis-lapis.

Namun dengan segala kemampuan kesaktian yang ia miliki, tidaklah menjadi halangan yang berarti.

Saat itu Cek Antak memasuki lingkungan istana menjelang matahari tergelincir kearah barat.

Dan menurut perkiraan Cek Antak, sang putri akan mandi. Maka ia mau melihat sang putri mandi.

Cukup lama juga Cek Antak mengelilingi istana tanpa seorangpun yang mengetahuinya.

Namun ia bisa melihat hulubalang dan pembantu istana.

Dengan leluasa Cek Antak mengelilingi seluruh istana, dan ia menemukan tempat pemandian, ia memperkirakan itu adalah tempat pemandian sang raja serta sang putri.

Tidak begitu lama waktu berselang, dari dalam istana beberapa dayang yang selalu setia menemani sang putri nampak terlihat keluar beriringan menuju pemandian.

Seperti  dugaan Cek Antak pasti sang putri akan mandi dan menuju pemandian yang berada tepat di hadapannya.

Dan ia yakin  itu adalah pemandian sang putri dan kedua orangtuanya serta pihak pembesar istana.

Dari balik persembunyiannya, Cek Antak semakin tidak sabar dan sangat penasaran dengan sang putri  yang selalu  menjadi buah bibir.

Dan ia semakin tidak sabar  ketika  tiba-tiba dari kejauhan ia melihat iringan dayang-dayang istana yang mendampingi seorang perempuan dengan tubuh tinggi semampai sembari bercengkerama bersenda gurau.

Dari potongan tubuhnya Cek Antak  menduga gadis yang berkulit kuning berambut panjang tergerai dengan wajah ayu cantik jelita, itulah  sang putri raja yang selalu menjadi pembicaraan khalayak.

Ia semakin terpesona melihat kecantikan wajah sang putrid. Benar seperti pembicaraan rakyat, sang putri memang sangat cantik.

Bila mulanya Cek Antak hanya sekedar ingin melihat paras sang putri, karena penasaran menjadi bahan pembicaraan orang, namun kali ini ia benar-benar terpesona.

Tiba-tiba terlintas dalam benaknya ingin menguasai sang putri.

Sang putri yang selalu dkelilingi oleh dayang-dayangnya segera turun ke pemandian yang sangat asri.

Dan ternyata sang putri mempunyai dua binatang peliharaan yang cukup disayanginya, yaitu kura-kuta.

Saat sang putri turun ke pemandian, seakan-akan mengerti akan tuannya, maka kedua kura-kura itu menghampiri sang putri.

Demikian juga sang putri, saat kedua sahabat peliharaannya itu menghampiri, ia segera menyambutnya seakan-akan memahami perasaan masing – masing.

Sedangkan Dayang-dayang yang selalu mendampingi sang putri, mengelilingnya dan ada yang membasuh tubuh sang putri dengan tangan.

Ada pula yang membiarkan sang putri bermain dengan kedua kura-kura sahabatnya.

Dari jarak yang tidak begitu jauh, Cek Antak  selalu memperhatikan semua gerak-gerik sang puti dan dayang-dayang yang sedang mandi.

Pesona dan kecantikan sang putri benar-benar telah mempengaruhi pikiran Cek Antak.

Dalam hatinya ia bergumam bahwa bila sang putri ia culik, maka akan ada yang menemaninya di hutan rimba belantara dan perbukitan tempat dimana Cek Antak tinggal.

Bila mengingat itu, tekadnya untuk mengambil sang putri  adalah keharusan.

Maka ketika  melihat sang putri  yang sedang mandi yang di kelilingi oleh dayang-dayangnya, dan ketika itu   sang putri sedang bermain dengan binatang kesayangannya yaitu dua ekor kura-kura, yang  satu dipegang di tangan  kanan dan  seekornya lagi di sebelah kiri.

Tiba-tiba Sang Putri diraih dan ditarik oleh seseorang. Sang Putri merasakan seakan-akan ia dipegang dan ditarik secara paksa  dari tempat dimana ia  mandi.

Sesaat kesadarannya hilang dan merasakan tubuhnya  seperti melayang.

Dayang-dayang yang selalu menjaga dan mengawasi sang putri tidak tahu dan tiada sadar bahwa seseorang telah meraih dan mengambil putri  dari hadapan mereka.

Sebagai seorang yang mempunyai kesaktian, apa yang dilakukan  Cek Antak merupakan suatu hal yang lumrah.

Namun tidak bagi orang-orang awam yang tidak mengerti akan ilmu kesaktian.

Suatu  gerakan yang sempurna dan  tidak sedikitpun diketahui oleh dayang-dayang  yang sedang  mengelilingi sang putri. Dengan gerakan yang sulit ditangkap mata,  Cek Antak  telah menculik dan membawa  sang putri dari istana tanpa seorangpun tahu dan mampu mencegah.

Beberapa saat setelah kejadian, para dayang-dayang baru tersadar, terkejut dan panik  ketika sang putri…. (bersambung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *