265 Santri dan Santriwati Ponpes Darurrohmah Ikut Ngobrol Asyik Jurnalistik, Zahra Tanya Beda Jurnalisme Warga..?

Sebanyak 265 Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Darurrohmah Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah mengikuti kegiatan Ngobrol Asyik Jurnalistik, di Gedung Serbaguna Ponpes Darurrohmah, Selasa (11/1/2022). (riduan/tras)

Penulis: Rohmad Riduan
BANGKATENGAH, TRASBERITA.COM — Apa bedanya Jurnalisme Warga dengan Jurnalis Mainstream?

Pertanyaan ini dilontarkan Zahra, santriwati kelas 10 Pondok Pesantren Darurrohmah Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bacaan Lainnya

Zahra juga menanyakan apa saja pengalaman yang menarik dan bisa mengubah perjalanan hidup seorang wartawan, kepada narasumber Pimred TRASBERITA, Bangdoi Ahada, di Ruang Serbaguna Ponpes Darurrohmah Lubuk Besar, Selasa (11/1/2022).

Zahrah bersama 264 santri dan santriwati Ponpes Darurrohmah Lubuk Besar menjadi peserta Ngobrol Asyik Jurnalistik, yang digelar oleh Ponpek Pesantren Darurrohmah pimpinan Drs H Ahmad Sopian MPd.

Tujuan kegiatan ini, untuk memperkenalkan dunia jurnalistik kepada para santri dan santrwati kelas 7-12.

Selain itu, kegiatan ini juga ingin memberikan tambahan jurnalistik kepada para santri, dengan harapan para santri nantinya mau dan mampu berkarya dibidang tulis menulis.

“Waktu sekitar dua jam ini tidaklah cukup untuk belajar jurnalistik. Belajar jurnalistik bagaikan air mengalir, tidak pernah bisa berhenti, karena setiap hari seorang jurnalis akan menghadapi persoalan yang berbeda-beda, dan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar Bangdoi Ahada.

Karena itu, pengenalan jurnalistik yang diinisiasi Ustazah Rini Eka Febriani SStat, yang juga merupakan Waka Kurikulum dan Pengasuh Asrama Ponpes Darurrohmah ini, harus terus dikembangkan.

Caranya para santri harus mulai menulis dan membaca tulisan-tulisan atau berita yang sudah banyak dari media online maupun cetak saat ini.

“Belajar jurnalistik ini sama seperti belaja berenang. Jika takut dengan air dan tidak mau belajar berenang, maka selamanya tidak bisa berenang. Kunci dari seorang jurnalis adalah menulis dan menulis,” pesan Bangdoi kepada para santri dan santriwati.

Pada sesi latihan membuat berita, dua orang peserta Diani dan Calvin menulis cerita kegiatan yang mereka lakukan sejak bangun tidur hingga siang hari ikut Ngobrol Asyik Jurnalistik Ponpes Darurrohmah.

Meski belum sempurna, namun keduanya bisa menuliskan cerita apa yang mereka lakukan secara kronologis.

“Kita semua sejatinya bisa menulis. Hanya saja apakah kita mau? dan untuk siapa tulisan itu kita tujukan? Seorang jurnalis akan menulis berita yang ditujukan untuk kepentingan informasi masyarakat secara luas,” jelas Bangdoi.

Meski berlangsung singkat, namun kegiatan Ngobrol Asyik Jurnalistik di Ponpes Darurrohmah Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah ini sangat mengesankan.

Para peserta yang berjumlah 265 sangat antusias mengikuti penjelasan narasumber. (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *