Editor: Bangdoi
BANGKABARAT, TRASBERITA.COM — Ritual Rebo Kasan merupakan amalan khusus yang dikerjakan setiap hari Rabu terakhir pada bulan Safar, sebagai bentuk usaha tolak bala.
Ritual ini masih digelar sejumlah masyarakat di Pulau Bangka, termasuk masyarakat Desa Air Nyatoh Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Masyarakat Air Nyatoh melestarikan kegiatan Rebo Kasan di Pantai Ketapang Wisata 1.000 Bagan, Rabu 6 Oktober 2021.
Kepala Desa Air Nyatoh, Suratno dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah peduli terhadap Adat dan budaya, termasuk pelestarian Adat Rebo Kasan.
“Pesta adat Rabu Kasan merupakan kegiatan rutin yang telah dilakukan secara turun temurun. Walaupun ditengah pandemi covid ini tetap dilaksanakan, walau dengan sangat srderhana,” ujar Suratno.
Hadir pada kegiatan Rebo Kasan ini antara lain Ketua Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia Bangka Belitung, Dato Rdo Pangeran Sardi Ibni Buman Bodin, Pembina Lemtari Datuk Rdo Effendi Harun, Sekretaris LAM Pangkalpinang Nor Muhammad beserta pengurus LAM Pangkalpinang, Kabid Kebudayaan Kota Pangkalpinang Ratna Purnamasari, Kasi Adat Tradisi Kabupaten Bangka Barat Amelia, Ketua dan pengurus Perguruan Silat PSHT Pangkalpinang, Imam Setana Jering Bangka Belitung, Sekcam Simpang Teritip dan undangan lainnya.
Kades Suratno mengaku sangat bangga dan bahagia walaupun tidak mengundang secara resmi karena masih dalam keadaan prihatin atas wabah Pandemi, namun mendapat kunjungan dan silaturahmi dari berbagai pihak.
“Kami sangat bangga dan terima kasih atas kunjungannya. Ini bentuk kepedulian terhadap adat budaya negeri,” ujar Kades.
Sementara Ketua BPD Air Nyatoh, Suwandi mengharapkan pesta adat Rebo Kasan lebih diketahui secara lebih luas dan semua pihak dapat memberkan kontribusi dalam pelestarian Adat dan Budaya.
“Keberadaan Lemtari sangat diharapkan ada nilai positif dan kontribusi untuk kemajuan adat budaya desa kami,” ujar Ketua BPD Air Nyatoh ini.
Suwandi berharap, kegiatan Rebo Kasan pasca Pandemi Covid19 akan dikemas lebih menarik dan meriah.
“Semoga Pandemi Covid -19 ini segera berlalu,” harapnya.
Pada kesempatan sama, Imam Setana Jering Amantubillah LAM Jering Bangka Belitung, Dato Rdo Pangeran Sardi Ibni Buman Bodin mengatakan kepercayaan sebagian masyarakat bahwa pada bulan Safar ini Allah SWT akan menurunkan sebanyak 320 ribu musibah.
“Sehingga untuk menghindarkan diri dari musibah itu masyarakat harus ritual tolak balak atau tolak musibah dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT,” ujar Dato Sardi.
Ritual Rebo Kasan adalah ritual penolak Bala. Tradisi ini sudah muncul pada Abad ke 17. Bagi umat Islam, amalan ini dilakukan sebagai bentuk usaha tolak bala yang biasa menimpa di bulan Safar, karena bulan Safar dianggap sebagai bulan yang penuh dengan bencana dan kemalangan.
“Ini sebenarnya kembali kepada keyakinan masing-masing. Ada yang tidak percaya dan ada yang percaya. Sebenarnya dalam Islam sendiri tidak ada hari sial, dan bulan Sial. Tidak ada penyakit yang menular sengaja diturunnkan bulan Safar, tidak ada buruk sangka pada suatu kejadian, tidak ada malang pada burung hantu dan tidak ada bala pada Bulan Safar,” jelas Sardi.
Ia menambahkan Setana Jering giat melestarikan adat budaya termasuk Ritual Rebo Kasan bukan pada keyakinannnya, akan tetapi pada bentuk ritual untuk kemajuan wisata.
“Yang kita lestarikan bukan pada keyakinan, ini untuk semua kegiatan ritual. Tapi kita ingin melestarikan kegiatannya untuk daya tarik wisata,” ujar Sardi. (TRAS)