MERAWANG, TRASBERITA.COM — Melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa merupakan impian bagi kebanyakan sarjanawan/sarjanawati. Namun kesempatan ini tentu tidak gampang diraih. Semangat juang dan keuletan dalam mepersiapkan segala persyaratan administrasi, serta mengimprove skor TOEFL atau IELTS, adalah prasayarat agar memiliki kemungkinan lolos beasiswa.
Untuk sampai pada pengumuman yang membahagiakan, tak jarang juga para pejuang beasiswa mengalami kegagalan berkali-kali terlebih dahulu. Bahkan banyak juga yang harus terpaksa memupuskan impian melanjutkan studi ke luar negeri, lantaran tak kuat lagi untuk berjuang atau sudah tak lagi memenuhi syarat dari sisi umur— Dalam beberapa kasus, banyak juga yang pada akhirnya tergiur dengan kesempatan bekerja di perusahaan atau instansi tertentu dengan upah yang menjanjikan, ketimbang untuk meneruskan perjuangan agar bisa studi lanjut.
Rahma Oktaviani, adalah alumnus dari Program Studi Agroteknologi Universitas Bangka Belitung (UBB) yang memilih jalan untuk fokus berjuang mendapatkan beasiswa studi lanjut di luar negeri—karena jalan yang Ia pilih ini, Rahma bahkan tak menggubris peluang untuk langsung bekerja, walau kesempatan itu besar bagi dirinya.
Alhasil, Rahma diumumkan tidak hanya lolos di satu beasiswa, melainkan 2 beasiswa yang sudah final dinyatakan lolos, dan 1 beasiswa yang sebetulnya berpeluang besar lolos tapi Ia memlih mundur di sesi wawancara karena ternyata beasiswanya tidak mengcover kebutuhan kuliah secara full.
“Selain mendapatkan beasiswa The KKU Scholarship for ASEAN and GMS Countries Personnel of Academic Year 2021 di Khon Kaen University Thailand, yang akhirnya saya ambil dan jalani saat ini, sebetulnya Saya sudah sampai tahap wawancara untuk beasiswa Rusia, namun karena beasiswanya tidak full, jadi Rahma tidak ambil wawancaranya. Terus beasiswa Chulalongkorn University Thailand juga sudah diterima di fakultasnya, tapi harus bayar biaya tambahan lagi sekitar 55 juta, sehingga Rahma tidak ambil juga karena bakal nambah beban orang tua buat bayar biaya tersebut,” jelas Rahma kepada Humas UBB via WhatssApp (15/01/22)
Peting diketahui teman-teman pembaca, bahwa sebelum dinyatakan lolos pada beberapa beasiswa tersebut, Rahma ternyata sangat giat dalam melakukan submite dokumen, yakni Ia mensubmite ke lebih dari 5 jenis beasiswa.
“Selama masa bimbingan skripsi Rahma sudah mencoba mendaftar ke beberapa beasiswa, seperti Turkiye Burslari Scholarships, Chinese Government Scholarship, Russian Government Scholarship, Romania Government Scholarship, ICCR Scholarship – Indian Council for Cultural Relations Scholarship, Chulalongkorn Graduate Scholarship Programme for ASEAN or Non-ASEAN countries,” tukas Rahma.
“Selain itu, saya sempet mencoba menghubungi banyak Profesor juga untuk daftar beasiswa dari Profesor dan memperbesar kemungkinan diterima. Terakhir Rahma daftar Khon Kaen University Scholarshi. Hampir banget masa bimbingannya berakhir. Untung masih sempat daftar 1 beasiswa terakhir,” pungkasnya.
Adapun beasiswa yang diterima Rahma saat ini, yakni The KKU Scholarship for ASEAN and GMS Countries Personnel of Academic Year 2021 di Khon Kaen University, Thailand, sudah mengcover banyak hal— seperti Tuition fee, Accommodation and living allowance, Research or thesis allowance, Travel expense dan VISA extension termasuk beasiswa full.
Semua Bermula dari Instagram Babel Academy
Rahma menceritakan awal mula Ia bisa mendapatkan jalan untuk mensubmite ke beberapa beasiswa S2 luar negeri adalah karena mendapatkan informasi dari Instagram Babel Academy.
“Awal mula Rahma daftar beasiswa ceritanya begini— pada tahun 2019 Rahma sedang berada di semester akhir dan disibukkan dengan penelitian, dan saat itu Rahma nggak segaja mendapatkan info dari Instagram babel academy. Nah di Instagram tersebut terdapat informasi ajakan yakni jadilah 100 Mentor UMKM kebanggaan bangka Belitung, program kerja sama Dinas UMKM dan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna memberikan bimbingan beasiswa ke luar negeri secara gratis,” terang Rahma.
Setelah mendapatkan info tersebut, Rahma menceritakan bahwa Ia langsung melakukan pendaftaran online, dan akhirnya Ia dinyatakan lolos tahap seleksi dokumen.
“Katanya sih, banyak yang daftar. Kalau nggak salah yang daftar ada sekitar 1000 orang. Nah yang masuk ketahap selanjutnya yaitu tahap pemanggilan 300 peserta diminta mengikuti workshop beserta tahapan tes kemampuan Bahasa Inggris dan Wawancara. Rahma mengikuti tahapan tersebut dengan lancar namun juga sedikit berkecil hati karena yang masuk ketahap ini 300 orang dan semua orangnya keren-keren, ada yang sudah berpengalaman exchange juga,” ungkapnya.
“Alhamdulillah setelah beberapa bulan menunggu pengumuman, Rahma dinyatakan masuk kedalam 100 orang yang menerima bimbingan gratis untuk kuliah keluar negeri,” tambahnya.
Setelah pengumuman tersebutlah, perjalanan Rahma dimulai, yakni Ia menerima bimbingan gratis untuk kuliah keluar negeri— Rahma diberi kesempatan bimbingan kelas TOEFL Bahasa Inggris selama 4 bulan, dan setelahnya diberikan tes Bahasa secara gratis dari UMKM Babel Academy. (*/tras).