Editor: bangdoi
BANGKA, TRASBERITA.COM — Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Bangka Belitung ini harus dicegah.
Meski umumnya Karhutla terjadi saat musim kemarau, namun antispasi atau pencegahan mesti harus dipersiapkan sejak jauh hari, sebelum petaka itu menghampiri.
Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan, kesiapan dan kesigapan menjadi hal yang utama.
Penanganan pertama perlu dilakukan sejak titik api muncul, agar tidak membesar dan menyebar luas.
Kesiapan dan kesigapan ini tentunya membutuhkan sinergi dari pihak terkait.
Sebelum terjadi karhutla, berbagai langkah dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan.
Diperlukan koordinasi yang harus dibangun, terutama dengan masyarakat sekitar, karena masyarakat sekitarlah yang paling dekat dengan lokasi dan dapat bertindak cepat.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan ini, maka di Kabupaten Bangka tepatnya di Kecamatan Riau Silip dibentuk Relawan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Pembentukan MPA ini dilakukan oleh Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera melalui Manggala Agni Wilayah XIV/Banyuasin.
Untuk sementara ini baru dua desa saja di Kecamatan Riau Silip yang akan dibentuk MPA, yakni Desa Berbura dan Desa Pangkal Niur.
Dijelaskan Kasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bangka Belitung, Era Gusdita SHut MM, bahwa MPA yang akan dibentuk berjumlah 30 orang, masing-masing terdiri atas 15 orang dari Desa Berbura dan 15 orang dari Desa Pangkal Niur.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama dua hari tanggal 21-22 Oktober 2021.
Kegiatan meliputi materi di kelas dan simulasi di sekitar daerah di Bangka Barat yang berbatasan dengan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Maras.
“Sebelumnya akan dilaksanakan koordinasi kepada Kepala Desa Berbura dan Kepala Desa Pangkal Niur serta BKSDA Resort Bangka, KPHP Bubus panca dan DLHK Provinsi Babel,” ujar Era.
Tujuan pembentukan MPA ini, kata Era, untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas para pihak dan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
MPA adalah kumpulan sukarelawan yang terbentuk dari masyarakat sekitar. kesadaran akan pentingnya pengetahuan mengenai cara mencegah dan penanganan jika terdapat titik api menjadi alasan dibentuknya MPA ini.
Melalui pembentukan MPA ini, diharapkan MPA nantinya dapat menjadi agen pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Untuk bekal MPA yang akan dibentuk ini, maka pelatihan Basic Fire Training diberikan kepada MPA.
Disini sinergi muliti pihak terlibat untuk pencegahan dan penanganan karhutla warga di lingkungan hutan desa atau ataupun hutan konservasi. (TRAS)