Bagaikan Serangan Negara Api, Ratusan PIP Terus Hantam Laut Batu Hitam dan Mengkubung, APH Tak Berkutik

Ratusan Ponton Isap Produksi (PIP) kembali menggasak Laut Batu Hitam dan Mengkubung, Kamis (7/12/2023). (JB/trasberita.com)

Penulis : Edoy JB
BANGKA, TRASBERITA.COM — Tidak ada kata stop bagi ratusan ponton isap produksi (PIP) di Perairan Mengkubung dan Batu Hitam Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Meski sudah sering dilaporkan ke pihak kepolisian Polda Kepulauan Bangka Belitung, ratusan PIP terus menggempur wilayah tangkap nelayan Bangka Utara tersebut.

Bacaan Lainnya

Tanpa ampun, bagaikan bala tentara negara api, ratusan PIP ini menghantam Laut Batu Hitam dan Mengkubung.

Alasannya mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian, para pekerja dan pemilik PIP tutup mata dan telinga terhadap nasib nelayan.

Padahal wilayah tersebut jelas masuk kawasan tangkap nelayan yang berada di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

Bahkan kabar terbaru yang masuk ke redaksi tim Jobber (Journalis Babel Bergerak), sudah ada pertemuan semua koordinator tambang laut ilegal, yang beroperasi di Perairan Mengkubung dan Batu Hitam pada Kamis malam, tanggal 7 Desember 2023.

Pertemuan para koordinator tambang ilegal tersebut difasilitasi oleh jajaran Polsek Belinyu.

“Ade pertemuan di Polsek Belinyu semalam, bahas masalah tambang di Batu Hitam tu lah,” kata Sam kepada tim Jobber, Jumat (08/12/2023).

Bahkan keterangan dari Sam, bahwa dalam pertemuan tersebut, tidak diperbolehkan membawa Hp, sehingga yang hadir pada malam itu tidak bisa mendokumentasikan jalanya pertemuan.

“Malam itu adelah belasan orang yang hadir, cuma tidak boleh bawah Hp, jadi dak bisa mendokumentasikan,” terang Sam.

Kapolsek Belinyu AKP Singgih yang dikonfirmasi Tim Jobber, Jumat (8/12/2023) malam, tidak menampik telah terjadi pertemuan para koordinator tambang laut ilegal di markasnya pada malam itu.

Ia beralasan, pertemuan itu sekedar mediasi, karena ada keluh kesah dari masyarakat.

“Memang benar malam itu ada keluh kesah dari masyarakat, mereka datang ke kantor dan minta mediasi, karena sudah datang, ya kita persilahkan,” kata AKP Singgih.

Lebih lanjut AKP Singgih menerangkan, dalam pertemuan tersebut belum ada kesepakatan diantara  para koordinator tambang.

Hanya saja secara detail nya AKP Singgih tidak menjelaskan apa saja hasil dari pertemuan tersebut.

“Tapi belum ada kesepakatan dari pertemuan malam itu,” terangnya.

Disinggung mengenai pertemuan itu tidak boleh membawa Hp, AKP Singgih dengan gamblang membantahnya.

“Ahh nggak bener itu, boleh kok, banyak yang bawa Hp dalam pertemuan itu,” tukasnya.

Walaupun belum ada kesepakatan pada pertemuan para koordinator tambang laut itu, namun anehnya aktivitas penambangan ilegal menggunakan ponton isap produkasi (PIP) itu terus menggila di Laut Batu Hitam dan Mengkubung.

Bahkan dikabarkan jumlah PIP mencapai ratusan, yang terus menggempur perairan Mengkubung dan Batu Hitam, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat merusak ekosistem laut.

Padahal notabene perairan tersebut adalah wilayah tangkap para nelayan, secara otomatis mengurangi daya tangkap nelayan, yang selama ini menggantungakan hidupnya mencari rezeki dari hasil laut. (Tim JB/TRAS).

Pos terkait