Bocah Tiga Tahun Belum Ditemukan, Tetuah Adat Penutuk Juga Ikut Mencari Korban

Tim gabungan terus mencari balita yang menjadi korban speedboat tenggelam di laut Sadai, Selasa (18/8/2021). (ist)

Penulis: milando
Editor: bangdoi

BANGKASELATAN, TRASBERITA.COM — Tim SAR Gabungan yang terdiri dari satu Tim Rescue Kantor SAR Pangkalpinang beserta Pos Unit Siaga SAR Toboali, TNI AL, Polairud Polda Babel, Polairud Polres Basel, Laskar Sekaban, BPBD, Nelayan dan Warga setempat terus berupaya melakukan pencarian terhadap Ilham, balita laki-laki yang tenggelam di Laut Sadai, Rabu (18/8/2021).

Bacaan Lainnya

Ilham menjadi korban, setelah speed boat yang dinaiki dirinya besama orang tua dan adiknya, berangkat dari Desa Penutuk menuju Sadai, pada Selasa (17/8/2021) lalu.

Sebelumnya diberitakan, Speedboat yang membawa empat orang menyebrang dari Penutuk ke Sadai tenggelam akibat cuaca buruk. Satu korban berusia tiga tahun dinyatakan hilang.

SAR Mission Coordinator Fazzli mengatakan, pencarian akan dilakukan dengan cara penyisiran di permukaan air dengan Search Area yang dibagi menjadi tiga sektor.

“Sektor satu menggunakan Kapal Patroli TNI AL dan Polairud Polres Basel, sektor dua menggunakan Kapal Patroli Polairud Direktorat Polda Babel dan Rubberboat Laskar Sekaban. Sedangkan sektor tiga menggunakan Rubberboat Basarnas dan kapal nelayan, ” katanya, Rabu (18/08/2021).

Fazzli berharap dalam pencarian ini korban segera ditemukan.

Sementara itu secara terpisah, Pj Kades Penutuk Rifan menambahkan, hingga hari kedua ini pencarian terus dilakukan terhadap korban yang masih hilang.

“Hari ini sudah hari kedua pencarian dan belum ditemukan korban yang hilang. Pencarian akan dilakukan selama seminggu hingga sembilan hari, ” katanya.

Menurutnya, saat ini banyak tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI Polri terus menyisir lokasi tenggelamnya korban.

” Warga juga turut mencari keberadaan korban hingga korban ditemukan, ” katanya.

Diakuinya, selain Tim gabungan yang menyisir, para tetuah kampung juga ikut mencari.

“Kalau tokoh adat atau kampung ada juga yang mencoba mencari keberadaan korban,” katanya. (TRAS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *