BPS Babel Ajak Semua Pemangku Kebijakan Manfaatkan Sisa Waktu Di Triwulan III dan IV, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Laporan : lia
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM – Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Toto Haryanto Silitonga menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Babel masih mencapai 1,03 persen. Ini memang kondisi bukan hanya terendah se Sumatera tetapi di seluruh Indonesia. Sedangkan runs rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi lainnya hanya naik sekitar 4 – 5 persen. Ini menunjukan bahwa memang sebelumnya triwulan 1 juga pertumbuhannya 1, 01 naiknya hanya sedikit 0, 02 persen point.

Hal ini memberikan memberikan semacam warning kepada semua pihak agar dapat semakin menguatkan bersama-sama bersinergi dan bergerak dalam membangkitkan kondisi ekonomi ini, khususnya di Babel. Karena ekspor Timah juga sudah mulai bergerak. Untuk itu ia mengajak agar semua pihak agar selain masih mengandalkan sektor timah sebagai penopang untuk pertumbuhan ekonomi tetapi juga menggerakan sektor lainnya, baik dari pemerintahan, swasta maupun sektor lainnya.

Bacaan Lainnya

”Mari sama-sama bersinergi, bergandengan tangan untuk meningkat pertumbuhan ekonomi ini ke depan nanti. Karena kita masih punya triwulan III dan triwulan IV, untuk itu sekali lagi ayo sama-sama kita kuatkan. Yang masih kurang mari diperbaiki dan yang sudah kuat terus dapat kita jaga,” ujar Toto, usai melaksanakan pertemuan dengan sejumlah unsur Pemerintah Daerah Bangka Belitung dan pemangku ekonomi di Babel dalam Kegiatan Rilis Berita Statistik BPS, Senin,(05/08/2024).

Menariknya kata dia, pada saat triwulan II periode April – Juni 2024 yang memang bertepatan dengan pencairan THR dan persiapan untuk tahun ajaran baru 2024. Sehingga pengeluaran untuk jasa pendidikan juga ikut meningkat. Hal ini menunjukan bahwa pada triwulan II untuk jasa pendidikan cukup tumbuh baik.

Sedangkan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak kendaraan bermotor di Bangka Belitung juga ikut menurun. Hal ini juga berimbas dari menurunya daya tingkat pembelian kendaraan bermotor oleh masyarakat.

“Secara global kondisi pertumbuhan ekonomi kita memang turun, tetapi kita tidak bilang drastis, menengah, moderat atau ekstrim. Hanya saja ini bisa kita lihat dari angka deflasi Babel selama 3 bulan berturut turut, yang mana daya beli masyarakat masih belum normal dibandingkan di bulan-bulan sebelumnya,” sebut Toto. (*/Tras)

Pos terkait