Penulis: bangdoi
BANGKA, TRASBERITA.COM — Peredaran Narkoba di Indonesia masih mengkhawatirkan. Hampir setiap hari kita liat di media massa maupun media sosial penangkapan terhadap para penjual, bandar maupun pemakai.
Kondisi ini juga dirasakan di Bumi Serumpun Sebalai. Beberapa tahun terakhir, peredaran obat-obatan terlarang juga makin berkembang di Bangka Belitung ini.
Kondisi ini tentu membuat prihatin kita semua. Siapa sih yang tidak khawatir terhadap peredaran Narkoba ini?
Tak jarang orang-orang yang awalnya baik, bisa tersangkut lingkaran peredaran Narkoba ini.
Indonesia Bekerja (Inaker) melalui Ketua Pengurus Provinsi Inaker Bangka Belitung Aboul A’la Almaududi SH, meminta semua pihak yang berwenang terhadap persoalan ini untuk membuat strategi mengatasi peredaran Narkoba di Bangka Belitung ini.
“Mewakili Inaker, kami tentu sangat prihatin mengapa belakangan ini peredaran Narkoba di Indonesia, termasuk di Babel makin banyak saja. Meski setiap hari ada saja penangkpan para pelaku ataupun pemakai Narkoba ini, tetapi peredarannya tidak berhenti,” ujar Dudi, sapaan akrab Ketua Pengurus Provinsi Inaker Bangka Belitung ini, Jumat (3//9/2021).
Diakui Dudi, Inaker baik di tingkat pusat hingga daerah mengamati bahwa belakangan ini peredaran Narkoba makin marak.
Kondisi ini, kata Dudi, seakan memberikan sinyal bahwa sindikat Narkoba di Indonesia cukup rapi dalam menjalankan bisnis haram tersebut.
Banyaknya peluang pintu masuk di Bangka Belitung ini, disinyalir menjadi strategi para sindikat Narkoba memasukkan barang tersebut ke Bangka Belitung.
“Dengan kondisi seperti ini, bisa saja aparat hukum kita dan kita semua kecolongan. Banyaknya pintu masuk ke Babel ini, membuat pergerakan sindikat Narkoba, seringkali lolos dari pengawasan,” tukas Dudi.
Untuk itu, kata Dudi, guna mencegah Narkoba masuk lebih masif lagi ke Babel, Inaker Babel mengusulkan perlunya strategi antisipatif yang lebih ketat lagi dari seluruh stakeholder di Babel.
Jangan sampai, kelengahan aparat dan masyarakat Babel, menjadi peluang para sindikat memasukan barang haram tersebut, dan mengedarkan kepada generasi muda Bumi Melayu ini.
“Tugas ini memang bukan semata dibebankan kepada Badan Narkotika Nasional atau aparat kepolisian saja. Tentu keperdulian kita semua menjadi kekuatan yang terorganisir untuk memberantas peredaran Narkoba di Bumi Serumpun Sebalai ini,” ungkap Dudi.
Ditegaskan Dudi, dirinya sendiri sangat membenci semua hal yang berkaitan Narkoba. Ia mengaku banyak menyaksikan kesedihan ketika sejumlah teman-teman dan orang-orang yang Ia kenal harus mati karena kecanduan Narkoba.
Menurut Dudi, untuk memberantas peredaran Narkoba di Bangka Belitung khususnya, tidak cukup lewat penangkapan dan penghukuman para pelaku saja, namun harus ada langkah masif lainnya.
Karena itu, Ia mengusulkan, sosialisasi yang masif kepada seluruh masyarakat terkait bahaya Narkoba, dan lika-liku penyebaran barang haram ini perlu diinformasikan kepada masyarakat secara luas.
Tujuannya agar timbul keperdulian bersama dan pencegahan bersama terhadap peredaran Narkoba.
Misalnya keperdulian para Ketua RT dan RW bisa menjadi penghalang bagi para pengerdar ini untuk leluasa beraktivitas di tengah masyarakat.
Termasuk juga penjagaan yang ketat dari para orang tua terhadap anggota keluarga, juga menjadi strategi jitu untuk menolak masuknya Narkoba ke rumah-rumah.
“Yo kita semua bergandengan tangan mencegah masuknya Narkoba di lingkungan kita. Jika kita semua sudah mampu mencegah masuknya Narkoba ke rumah kita, maka tinggal tugas aparat hukum memberantas para pengedar Narkoba di jalanan,” tukas Dudi. (tras)