Dahsyatnya Berpuasa

Oleh: Marwan Al-Ja’fari

PADA hari Minggu tanggal 24 maret 2024, Generasi Muda Matlaul Anwar Provinsi Kepulauan Bangla Belitung (KBB) mengadakan acara berbuka bersama di rumah makan Pangeran Sungailiat, peserta yang hadir  pada acara tersebut terdiri  dari unsur Pengurus DPD Generasi Muda Matlaul Anwar dan masyarakat setempat sekirat 100 orang.

Bacaan Lainnya

Kebetulan dalam acara tersebut saya diminta untuk mengisi tausiah menjelang berbuka puasa. Dalam kesempatan itu saya sampaikan materi, mengapa pentingnya kita diperintahkan berpuasa, apa sebenarnya kekuatan dan hebatnya puasa sampai kita diwajibkan oleh Allah untuk melaksankannya dan  kenapa tidak cukup disunnahkan saja hukumnya dan kenapa  harus diwajibkan.

Untuk itu saya uraikan beberapa alasannya ternyata:

Pertama, kita melaksanakan puasa ini sebagai bentuk kepatuhan kita kepada perintah Allah karena kita  menentukan pilihan dengan melaksanakan kepatuh kepada perintah Allah dibandingkan mengikuti keinginan dari ego kita sendiri, selain itu dengan berpuasa kita bisa melatih bagaimana mengendalikan hawa nafsu kita dan bukan hanya  menahan atau menunda hawa nafsu sebagaimana yang dipahami  oleh kebanyakan orang saat ini, tapi setelah itu nafsu  malah tidak terkendali dikarenakan kita hanya menunda yang sifatnya  sementara

Kedua,  berpuasa ini diwajibkan  bukan hanya di kalangan Nabi Muhammad dan umatnya saja, tapi diwajibkan juga kepada para Nabi dan umat sebelum Nabi Muhammad untuk berpuasa, seperti Nabi Adam, ia berpuasa 40 hari dalam satu tahun dan ia juga  berpuasa setiap tanggal 10 Muharram disertai bermohon kepada Allah agar dipertemukan kembali  dengan istrinya Siti Hawa, berkat puasanya Nabi Adam akhirnya Allah pertemukan mereka berdua di Jabal Rahmah pada tanggal 10 Muharram.

Nabi Ya’kup juga berpuasa, saat ia mendengar kabar anaknya bernama Nabi Yusuf dimakan binatang buas padahal dibuang oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur, saat itu Nabi Ya’kup langsung berpuasa dan berdoa agar bisa dipertemukan kembali dengan anaknya Yusuf AS, berkat puasanya Nabi Ya’kup akhirnya Allah pertemukan kembali ia dengan anaknya Nabi Yusuf AS.

Puasa Nabi yusuf, saat berada di dalam sumur, ia juga berpuasa tidak makan dan tidak minum  seraya berharap agar bisa selamat dan keluar dari sumur, tak lama setelah itu datanglah  para pedagang yang hendak mengambil air untuk menghilangkan hausnya, kemudian saat mengangkat  air ternyata ada seorang anak kecil yang sedang berada di dalam timbanya, selamatlah Nabi Yusuf berkat daripada puasanya.

Puasa Nabi Yunus, saat  ia dimakan ikan Nun, di dalam perut ikan nun tersebut Nabi Yunus juga  berpuasa seraya berdoa mohon dikeluarkan dan diselamatkan dari perut  ikan nun, tak lama kemudian ikan Nun menjadi mules dan memuntahkan isi perutnya dan Nabi Yunus pun  ikut tersembur keluar kemudian terdampar di pinggir pantai berkat dari kekuatan puasanya.

Puasa Nabi Nuh, saat negerinya tertimpa musibah banjir, ia dan umatnya naik ke  kapal dan di dalam kapal itu mereka pun berpuasa seraya berdoa agar musibah banjir bah yang menimpa negeri mereka bisa segera  surut, kemudian berkat dari puasa Nabi Nuh dan umatnya banjir pun segera surut.

Puasa Nabi Daud, kita sangat familier dengan puasa Nabi Daud yang dilakukan sehari berpuasa dan sehari berbuka, puasa Nabi Daud ini banyak memberikan dampak kesehatan dan kekuatan bagi yang melaksanakannya.

Ketiga, selain para nabi ternyata tokoh-tokoh dunia pun banyak yang berpuasa di saat mereka punya  hajat,

Seperti Mahatma Ghandi seorang pejuang kemanusiaan di Inggris, ia memprotes keras kebijakan pemerintah Inggris yang melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakatnya dengan cara  berpuasa mogok makan, tidak makan dan tidak minum selama 25 hari, akhirnya pemerintah Inggris menghentikan kebijakan tindakan kekerasannya dikarenakan puasanya Mahatma Ghandi.

Kita ingat pula dengan Patih Gajah Mada, bagaimana ia bertekat ingin mempersatukan Nusantara dengan cara bersumpah sebelum Nusantara ini dapat disatukan maka ia akan berpuasa dengan  tidak akan minum air kelapa muda, dan akhirnya Nusantara pun bisa disatukan dengan puasanya itu.

Keempat, lebih dalam dari itu mengenai puasa ini ternyata para binatang pun banyak yang berpuasa dalam rangka  mencapai kemajuan dan kesuksesannya, seperti  ular yang selalu ingin tampil gagah, cantik, glowing dan awet muda untuk mewujudkan keinginannya itu ia harus  melakukan puasa selama 21 hari dan  setelah itu ia langsung berganti kulit seraya  meninggalkan kulitnya yang sudah banyak keriput. Ia pun keluar menjadi mahluk yang tampil awet muda dan glowing.

Demikian juga dengan  ulat, ia ingin berubah menjadi mahluk yang indah dan bisa menari-nari di udara, untuk mewujudkan keinginan nya itu ia harus  berpuasa selama 16 hari di dalam daun tidak makan dan tidak minum, namun setelah selesai dari puasanya ia pun keluar dan berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan bisa terbang serta menari-nari di udara.

Ternyata itulah hebat dan pentingnya berpuasa sehingga kita diwajibkan untuk melaksanakannya, dalam rangka untuk melakukan perubahan diri dari tidak baik menjadi baik, dari tidak bertaqwa menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana berubahnya ular dan ulat menjadi makhluk yang lebih indah setelah keluar dari puasanya. Selamat melaksanakan ibadah puasa. (*)

===
Dato’ Marwan Al-Ja’fari, DPMP, AlHaj adalah Ketua Pengurus Wilayah MABMI KBB. Selain aktif dalam organisasi terkait adat dan budaya, ia juga seorang ASN di lingkungan Pemprov Babel. Marwan juga adalah aktivis BKPRMI yang gencar mensosialisasikan metode iqro, cara cepat baca tulis Alquran ke kalangan santri TK/TPA di Kabupaten Bangka.

Pos terkait