Desa Pedindang, Di Sini Masih Ada Bukti Sejarah Sisa-Sisa Kejayaan Timah

KD. PEDINDANG saat beroperasi di Lembah Pedindang Sumber : Buku Sejarah Penambangan Timah Di Indonesia Abad 18 – Abad 20.

Penulis : Meilanto
Penulis Dan Pegiat Budaya & Sejarah Bangka Tengah
BANGKA TENGAH, TRASBERITA.COM — Produksi timah Indonesia dalam tahun 1960-an menunjukkan kemerosotan yang mengejutkan.

Sebagai contoh produksi pada tahun 1963 hanya 12.947 ton atau 36 % dari produksi tahun 1954 (35.861 ton).

Bacaan Lainnya

Hal itu menempatkan Indonesia berada pada ranking ke-4 produsen dunia, yang sebelumnya menduduki ranking ke-2 sesudah Malaysia.

Faktor-faktor yang menyebabkan kemerosotan tersebut antara lain adalah turunnya kekayaan cadangan yang tersedia.

Maka perhatian diarahkan pada tailing lama, lapangan bekas penambangan sebelumnya, baik sebagai tambang semprot maupun kapal keruk yang memang diketahui masih menyisakan timah yang memadai untuk ditambang lagi.

Untuk menangani tailing-tailing dari tambang-tambang lama, maka pada tahun 1965 dibeli 10 buah Desmountable Dredge dari perusahaan Lubeca Maschinen und Anlagen dari Lubeck Jerman Barat.

Kapal Desmountable ini dapat dipindah-pindahkan dengan mudah, karena didesain untuk mudah bongkar pasang.

Ada dua jenis: Yang menggunakan mangkok (KD. BELINYU dan KD. MENTOK), seperti halnya mangkok kapal keruk/ bucket dredge; yang menggunakan cutter “cuttersuction” (KD. KOBA; KD. PEDINDANG; KD. PANJI; KD. INAS; KD. BENDUL; KD. JEBUS).

Kondisi lapangan kerja berupa tanah bongkaran yang terdiri dari material tanah liat dan pasir yang sudah terurai dalam lingkungan yang kaya air atau kolam air.

Dilihat dari segi ini maka lapangan tailing seakan-akan memang ideal bagi sebuah “cutter suction”.

Tetapi ternyata tidak demikian adanya. Disamping jenis KD yang diuraikan tersebut pada waktu bersamaan dipesan dua buah shovelrudgebager (bucket wheel excavator) dari pabrik yangsama. Kedua alat ini dioperasikan di Belitung.

Gambaran Umum Sebuah KD.

Sebuah KD terdiri dari bagian-bagian utama sebagai berikut:

 Ponton, yang terdiri dari rangkaian beberapa ponton yang lebih kecil.

 Bangunan atas.
 Ladder, tempat duduk mangkok atau cutter.
 Pompa tanah (450 PK), tertelak di dalam ponton.
 Rangkaian pipa-pipa pres dari pompa tanah dengan diameter 12 inci.
 Centraal lier (20 PK) dengan kawat-kawatnya.
 Instalasi pencucian, terdiri dari jig-jig primer dan tertier.
 Spud, khusus untuk KD-cutter. teridir dari dua spud yang terpasang di bagian belakang pontoon. Ponton-ponton KD ini disusun dalam rangkaian sehingga bebannya merata dan akan terapung rata di permukaan air.

KD singkatan dari Kapal Desmountabel, yang menggunakan cutter, digerakkan dengan aliran listrik dari darat; Lokasi kerja: Lembah Pedindang, Pangkalpinang dengan Kuasa kapal pertama bernama M. Yunus Syarif.

Masa-masa kejayaan timah di Desa Pedindang masih bisa dijumpai dengan berdirinya rumah para pegawai PT. Timah di dengan nama komplek Karyawan PT. Timah yang berada di sebelah utara Desa Pedindang (masuk jalan sebelah Masjid). (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *