JAKARTA, TRASBERITA.COM — Logam Tanah Jarang (LTJ) menjadi salah satu harta karun yang kini dimiliki In3donesia.
Saat ini LTJ dan sejumlah komoditas lainnya menjadi Harta Karun milik Indonesia yang nilainya mencapai ribuan triliun rupiah.
Sperti diberitkan CNBC Indonesia, saat ini tak hanya batu bara, nikel dan lainnya, di sektor pertambangan ada ‘harta karun’ bernama Logam Tanah Jarang (LTJ) yang belum digarap.
Dengan potensi kekayaan SDA ini, pemerintah RI terus mendorong hilirisasi komoditas tambang demi meningkatkan nilai tambah, sehingga ‘harta karun’ RI bisa terolah dengan maksimal.
Presiden RI Jokowi pernah mengatakan hilirisasi di industri nikel yang sudah dianggap berhasil, akan berlanjut ke depannya yakni hilirisasi komoditas lain seperti bauksit, emas, tembaga, hingga minyak sawit mentah (CPO).
“Oleh sebab itu, tak hanya nikel saja, ke depan kita juga akan mulai untuk bauksitnya, mulai emasnya, tembaganya, hilirisasi sawitnya, sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan mentah logam bisa jadi minimal barang setengah jadi, syukur-syukur bisa jadi barang jadi,” papar Jokowi, dalam satu kesempatan, Kamis (26/8/2021) lalu.
Berikut ‘harta karun’ potensial yang bisa membuat RI kaya-raya, dilansir dari data Tim Riset CNBC Indonesia dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Salah satu harta karun yang berada di dalam perut bumi Bangka Belitung adalah timah dan Logam Tanah Jarang (LTJ).
Data Peluang Investasi Timah Indonesia 2020 menyebut cadangan timah Indonesia menjadi yang terbesar ke-2 di dunia, yakni 17% dari total cadangan timah dunia, setelah China yang menguasai 23% cadangan timah dunia.
Setelah Indonesia, ada Brazil yang menguasai 15% cadangan timah dunia, lalu Australia 9%, dan Bolivia 8% dari cadangan timah dunia.
Total cadangan timah dunia pada awal 2020 tercatat sebesar 4,74 juta ton logam timah, di mana Indonesia tercatat sebesar 800 ribu ton logam.
Dari sisi sumber daya, timah RI tercatat mencapai sekitar 2,88 juta ton logam dan 10,78 miliar ton bijih timah.
Tidak hanya menguasai cadangan terbesar kedua di dunia, Indonesia juga merupakan produsen timah terbesar kedua yakni 22%, setelah China yang mencapai 47% dari produksi dunia.
Yang kini mulai menjadi perbincangan dunia adalah Logam Tanah Jarang (LTJ). Potensi LTJ ini sangat banyak dikandung dalam perut bumi Bangka Belitung.
Seperti diberitakan CNBC Indonesia, RI punya ‘harta karun’ super langka bernama logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element.
Sayangnya, Indonesia belum menggarapnya, baik eksplorasi maupun eksploitasi logam tanah jarang ini.
Padahal, dunia berlomba-lomba mencari komoditas ini karena manfaatnya yang luar biasa di era modern saat ini.
Logam tanah jarang merupakan bahan baku peralatan berteknologi canggih, mulai dari baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB).
Selain itu, bisa juga untuk bahan baku kendaraan listrik hingga industri pertahanan atau peralatan militer.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan, di Indonesia ada tiga potensi mineral yang mengandung logam tanah jarang, di antaranya dari pertambangan timah dan sudah dikonfirmasi keberadaannya.
Lalu, dari tambang bauksit dan ketiga dari nikel scandium.
Dia menjabarkan, di Tapanuli, Sumatera Utara terdapat sumber daya LTJ sebesar 20.000 ton.
Lalu, di Bangka Belitung ada mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah dengan sumber daya sekitar 186.000 ton.
Arbi Leo, salah satu pengusaha putra Bangka Belitung mengaku bersyukur Provinsi Kepulauan Babel telah dianugerahi kekayaan alam yang bernilai strategis di mata dunia, salah satunya adalah mineral yang disebut Thorium.
Mineral ini merupakan bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Thorium.
Dikatakan Arbi, bahan baku yang menjadi harta karun Babel ini terkandung dalam mineral ikutan atau Logam Tanah Jarang (LTJ) yang banyak tersedia di Pulau Bangka dan Belitung.
“Karena itu, kita wajib menjaga harta karun ini, agar bisa dimanfaatkan sebesar-sebesarnya untuk membangun Bangka Belitung,” tegas Arbi.
Diakui Arbi, sebagai putra daerah, Dirinya siap mendukung secara maksimal setiap pengembangan investasi potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Babel yang sesuai regulasi, sehingga dapat mendorong petumbuhan ekonomi maupun kemajuan daerah. (TRAS)
Sumber: CNBC Indonesia