Dosen FPPUBB Berharap MBG, Bisa Lebih Menyentuh Petani Hingga Warteg Kecil

Laporan : Lia
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM – Dosen Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi (FPPB) Universitas Bangka Belitung, Ismed Inonu menyambut baik terhadap program asta cita Presiden Prabowo-Gibran dalam aksi Makan Bergizi Gratis (MBG) nasional bagi siswa SD, SMP dan SMA tahun 2025.

Namun dirinya memberikan sejumlah harapan agar pelaksanaan program tersebut yang akan efektif berjalan mulai Februari 2025 termasuk di Bangka Belitung itu dapat berjalan baik. Pertama, agar jangan sampai amanat ini justeru sekedar menjadi proyek cari aman di tingkat kementerian, pemda maupun vendor.

Bacaan Lainnya

Menurut Ismed, sejak awal tentu pemerintah tidak ingin program ini justeru menjadi proyek yang dikerjakan asal-asalan atau bahkan hanya nyari amannya saja, apalagi syaratnya sangat banyak untuk bisa ikut menjadi bagian dari kerjasama dalam project ini.

Misalnya saja terkait tempat pengadaan makan gratis yang sekarang banyak yang pemenang lelangnya itu adalah vendor-vendor dari perusahaan besar atau UMKM yang skalanya memang besar-besar, sehingga untuk usaha sekelas warteg atau pengusaha rumah makan kecil yang ingin ikut, maka kecil juga baginya karena dinilai tidak memenuhi syarat.

Padahal niat Presiden Prabowo awalnya dari MBG ini, salah satunya adalah agar program ini bisa berimbas membantu perputaran ekonomi termasuk bagi para UMKM dan petani selaku penyedia produk pangan.

Maka dari itu tinggal bagaimana seharusnya ada pembinaan dulu seperti untuk tim pengadaan bahan baku bahan makanan termasuk bagi petani, karena kalau bahan bakunya juga belinya dari supermarket, maka percuma saja. Karena melenceng dari sisi rencana awal yakni meningkatkan keterlibatan masyarakat secara langsung termasuk para petani dan UMKM.

Harusnya dari awal itu, harus ada semacam pembinaan maupun bantuan modal dari CSR kepada UMKM atau para pemilik warteg supaya bisa ikut terlibat menjadi penyedia produk.Karena sebenarnya produk warteg ini bagus dan mampu, tapi mereka dari segi peralatan dapurnya saja sudah tidak memenuhi syarat. Terlebih penerima manfaat program ini juga dilakukan secara pukul rata.

Kalau bisa menyentuh langsung ke sektor rill seperti petani dan UMKM kecil, maka itu sangat membantu baik dari segi perputaran ekonomi, demikian bagi para siswa yang memang benar-benar kurang mampu akan terbantu, karena bisa menghemat jatah jajan anak untuk membeli makan siang.

“Makanya harus bisa melihat secara keseluruhan mulai dari dinas pangan pertaniannya itu harus dilibatkan semua, artinya misalnya untuk pola-pola pengaturan kebutuhan beras per hari termasuk pangan lainya ya kalau bisa jangan semuanya diserahkan ke perusahaan, dan sifatnya program ini formalitas semata” harap Ismed lagi. (Tras).

Pos terkait