Ekraf Babel Semakin Cuan

Kadisparbudkepora Provinsi Widya Kemala Sari didampingi Kabid Ekraf Zaiyuni, dan Pemateri Dimas dari pendiri dan pemilik My Journey Ayam Jimboo - Bandung. (ist)

PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM —  Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Widya Kemala Sari berharap kegiatan Coaching Clinic Usaha Kreatif Pemula Kuliner yang dilakukan Bidang Ekonomi Kreatif Provinsi dapat menambah kompetensi bagi para peserta pelatihan.

“Mudah-mudahan tambah maju usahanya, berkembang dan semakin cuan (menguntungkan),” jelas Widya sebelum menutup kegiatan di Hotel Grand Manunggal Pangkalpinang, Rabu (6/12/2023)/

Bacaan Lainnya

Menurut Widya, sudah menjadi tugas dinas untuk menggerakan roda perekonomian masyarakat melalui pelatihan-pelatihan seperti saat ini.

Dari pelatihan menambah kemampuan melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, serta didukung sikap kerja.

“Seseorang disebut kompeten jika mereka memiliki kecakapan kerja dalam bidangnya. Artinya kompetensi kerja adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang,” ungkapnya sambil menambahkan bahwa hasil akhirnya, para usahawan ini akan menunjang dunia pariwisata di Babel.

Pada kesempatan sama, Kabid Ekraf Provinsi Zaiyuni menambahkan, kegiatan coaching clinic usaha kreatif pemula kuliner ini bukan hanya menjadi wadah bagi para pelaku usaha pemula untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, tetapi juga sebagai bentuk dukungan nyata dari pemerintah provinsi terhadap perkembangan sektor ekonomi kreatif selama ini.

Secara kemasan atau packaging produk usaha yang sempat dibawa peserta ke tempat pelatihan sudah oke. kemasan ini bagian penting dari manajemen produk.

Selain melindungi produk, kemasan juga menjadi ciri atau identitas dari produk yang bisa dikenali oleh konsumen.

“Ini salah satu contoh, produk kripik sukun milik Surya asal peserta dari Manggar Belitung Timur. Dari sisi kemasan yang transparan bisa memperlihatkan isi produk. Dan kalau kita bicara sukun, memang identitas Manggar Belitung Timur selama ini. Soal rasa, silakan mencoba…,” urai Zaiyuni sambil membuka kemasan kripik sukun dan disodorkan kepada peserta dan panitia pelatihan untuk mencoba.

Kemasan dan Narasi

Sementara itu, pengampu kegiatan Coaching Clinic Usaha Kreatif Pemula Kuliner Dimas Putra Pratama menjelaskan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki banyak potensi kuliner, dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu makanan lokal, sejarah, dan budaya bisa dipadupadankan menjadi produk kreatif.

“Melalui cara yang kreatif, yaitu dengan memperkaya kuliner lokal dengan memasukan aspek sejarah dan budaya diharapkan kuliner lokal saat ini dapat diolah menjadi makanan yang lebih menarik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi,” kata Dimas yang juga pendiri dan pemilik My Journey Ayam Jimboo – Bandung ini.

Menanggapi pertanyaan dari peserta pembuat kue Rintak asal Belitung tentang sulitnya memasarkan produk olahannya ke generasi milineal, Dimas memberi saran untuk melengkapi, memperdalam cara membuat variasi.

Perlu juga memadukan produk kue Rintak ini dengan pelaku usaha lain, misal dengan pelaku usaha coffeeshop.

Kemasan juga perlu dipikirkan dengan menyesuaikan kemampuan pembeli.

“Kalau harga satu produk misal lima puluh ribu, coba kemasan diubah menjadi lebih kecil dengan harga jual dua puluh ribu, tapi rasa jangan beubah. Atau bikin model kue yang kekinian, seperti model irisan semangka dan taburi wijien warna hitam. Tentu menjadi menarik,” katanya.

Namun, hal utama yang perlu dilakukan dalam penjualan produk kuliner adalah menyajikan pengalaman dan cerita kepada konsumen.

Masyarakat urban, apalagi generasi milenal butuh narasi makanan lokal berbasis budaya.

Hadirkan dalam produk, biarkan dia penasaran dan merasakan secara langsung di kedai Anda.

“Produk kuliner inilah akses mereka untuk mendapatkan informasi nyata untuk masuk ke era nenek moyang mereka,” kata Dimas. (*/tras)

 

Pos terkait