TRASBERITA.COM – Ribuan orang turun ke jalan di kota-kota Brasil untuk mengekspresikan kemarahan mereka atas penanganan Jair Bolsonaro terhadap penyebaran virus Corona, yang berulang kali ia anggap remeh di awal pandemi.
Ribuan demonstran berkampanye dan melakukan aksi protes meluas yang melanda sejumlah kota di negara Brasil, pada Sabtu (24/07/2021).
Ribuan warga ini gelar protes yang menyerukan agar Presiden Jair Bolsonaro dan pemerintahannya dimakzulkan.
Menurut media lokal, ibu kota, Brasilia, dan 21 wilayah lain di negara itu menyaksikan protes anti-pemerintah, dan menuntut impor lebih banyak vaksin untuk melawan virus corona.
Para demonstran menyalahkan Bolsonaro atas kematian lebih dari setengah juta individu yang terinfeksi virus sejak merebaknya pandemi, dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang pemerintah dan menuntut pemecatan presiden.
Patut dicatat bahwa Presiden Bolsonaro telah menjadi subyek kontroversi, karena posisinya yang meremehkan virus, dan tindakannya yang mengabaikan virus sejak awal epidemi.
Dan di penghujung April lalu, komisi penyelidikan parlemen dibentuk di Senat, untuk menyelidiki apakah pemerintah mengabaikan tugasnya terkait tindakan yang diperlukan selama pandemi.
Senat memutuskan menyelidiki penanganan pandemi oleh pemerintahan Bolsonaro.
Testimoni para saksi dalam sesi yang diliput televisi nasional ini menunjukkan bagaimana keputusan-keputusan politik yang diambil pemerintah telah berdampak pada gugurnya ratusan ribu korban jiwa.
Misalnya, terungkap bahwa Bolsonaro tidak berminat membeli vaksin.
Pertengahan 2020, pemerintah diketahui mengabaikan tawaran vaksin yang diajukan oleh Pfizer berkali-kali.
Kemudian terkait lambannya respons pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen—yang bisa diimpor dari Venezuela—ketika krisis oksigen menghantam Manaus, kota terbesar di provinsi Amazonas.
Meskipun penyelidikan ini tidak memiliki konsekuensi hukum apa pun, bukti-bukti yang terkumpul tetap dianggap penting untuk keperluan investigasi di masa mendatang, bahkan untuk bahan kampanye pemakzulan.
Sejak menyebarnya pandemi, negara dengan populasi 213 juta jiwa ini mencatat lebih dari 545 ribu kematian akibat Covid-19 terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Dan jumlah infeksi tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan India dengan sekitar 16,7 juta kasus, dan negara itu menghadapi peningkatan tajam dalam jumlah kasus. (TB01)