Ini Tentang Yudi Senga, Pejuang Swarna Bhumi di Pulau Belitung

Merwan. (ist)

OPINI, TRASBERITA.COM — Yudi Senga, terus terang beta belum pernah bertemu dan kenal dekat maupun jauh.

Menjadi aktivis pejuang lingkungan tentu hal yang biasa untuk berhadapan dengan isu serta polit biro yang merasa terganggu dalam urusan bisnis

Bacaan Lainnya

Seperti benyaknya masyarakat adat di Indonesia pada umumnya tentu channel whatchdoc benyak mendokumentasikan bagaimana pilunya melihat perjuangan masyarakat adat mempertahankan bhumi dan kampung halaman/ imahnya ( rumahnya).

Di Belitung sendiri tentu tidak semua berani menentukan pilihan dan bersikap.

Apalagi Pulau Seluas Belitung sangat akan bermasalah dalam urusan ekonomi bila berani menentukam sikap serta pilihan, baik terhadap kebaikkan lingkungan atau sebaliknya.

Senior Asmawi Asmad pernah berkisah ketika ikut bertarung melawan urip dalam pemilihan bupati untuk mewujudkan urang Belitong bisa mimpin di pulau e sendirik, namun sebaliknya tidak semua urang dirik berpihak ketika itu kebanyakan tidak menentukan pilihan dan sikap, ini sebuah pelajaran pendahulu.

Di tempat lain, urusan pembukaan sawit yg meliputi air seru, selumar, aik rembikang, aik gelarak ketika itu heboh dan masyarakat terbelah, perang saudara, perangkat desa pun kabarnya ada yg terusir, dimana pemerintah ketika itu posisinya ?

Di medio yang berbeda, penolakkan masyarakat tehadap adanya konsep HTI ( hutan tanaman industri) tidak lepas dari fitnah-fitnah dalam melakukan penolakkan.

Termasuk pula penolakkan terhadap tambang laut serta konsep Dolphin Island menunai demo tandingan dan ancaman-ancaman yang serius.

Galileo hanya gara-gara menyampaikan teori baru prihal hubungan bumi dan matahari harus menerima kematiannya.

Namun pada akhirnya dunia science menerima pandangan galileo.

Selalu akan banyak halangan dalam proses perjuangan ke arah kebaikkan. Rasulullah Muhammad telah menjadi banyak tauladan bagi hidup umat manusia.

Mungkinkah masyarakat kita telah benar-benar menuju pada ‘homo homini lupus’ , tentu banyak faktor penyebabnya tak ketinggalan pula prihal sakit hati ( penyakit hati).

Untuk tahu manfaat maka diperlihatkanlah keburukkan, untuk melihat kesederhanaan maka diperlihatkan lah ketamakkan, untuk memahami kebenaran maka diperlihatkan kebodohan, tentu dengan harapan mampu belajar dari semua itu.

Mungkin kita telah masuk di zaman anomali akut, sulit menemukan kemerdekaan diri, lakon menjadi bola billiard mungkin terasa aman dalam urusan ekonomi.

Dalam pikiran yang anomali, akan mudah mencipakan benturan seperti tambang, ekonomi dan kelestarian.

Corona anomali mudah menyebar dalam masyarakat yang bermasalah dalam ketenangan bathin dan ekonomi.
Banyak yang menyebut pula penyakit dak de baring ek, atau raga raga dak renangan. Penyebabnya rasa takut, takut miskin, takut tidak beduit, takut anak tak jadi pejabat, takut istri marah, takut ditinggalkan istri, takut kelaparan, takut tidak kekafe, takut tidak diakui nama besarnya, takut kalah , serta segala hal tentang takut, termasuk takut tidak bisa belanja, punya rumah dan mobil, serta pangkat di akhirat, oleh sebab itu semua harus dipersiapkan dari sekarang,berusahalah mencari no hp malaikat agar bisa bepaham lebih dahulu.

Kembali pada sosok Yudi Senga, begitu menarik simpati karena dapat dibayangkan bila anda menjadi seorang Yudi Senga saat ini menghadapi kerumunan, bagaimana anak istri nanti, ketika kerumunan sulit di padamkan , tentu begitu beresiko.

Di indonesia pejuang HAM seperti Munir mengalami tragedi dalam kehidupannya. Banyak hal dalam hidup untuk mencapai kemuliaan.

Namun dengan resiko yang beragam. Di negeri ini tidak gampang menguasai bisnis besar apalagi dunia pertambangan, perkebunan, politik, sampai pada dunia prostitusi.

Yang paling tidak akan di itung dan aman bagi orang awam cukup jual sirup ataupun rujak dan empek empek, sebab pemodal besar kurang doyan recehan

Dari gambaran dan banyak kisah, wajar sembari memahami mengapa bnyak yang bermain dua kaki dan sulit menentukan pilihan, sebab bila anda salah memilih maka pilihan anda ikut menentukan siapa lawan anda.

Hukum seyogyanya melindungi insan insan lemah, Arif bagi yg terpelajar untuk menggunakannya, mampu menjadi cahaya di Tanah Air Negeri ini (swarnadwipa).

“Meski pasukkan berkuda mampu menginjak injak hancur nya taman bunga, yakinlah tidak ada yg mampu menahan datangnya musim semi”

Selamat berjuang para pelestari lingkungan, jika anda mencintai alam yakin lah Alam memberi berkah buat anda, bgitupun bila anda berbudaya serta memahami nilai2 kebaikan sejarah. Tabe👋(mv,06012022). (*/tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *