Jangan Berkhianat, Tiba-Tiba Jadi Perbincangan Warga Bangka Selatan

Oleh : Rusmin Sopian
OPINI, TRASBERITA.COM — Frasa jangan menjadi penghianat, tiba-tiba menyeruak dalam perbincangan hangat warga.

Dalam berbagai kesempatan bersilaturahmi, frasa jangan menjadi pengkhianat, tiba-tiba menjadi topik pembicaraan.

Bacaan Lainnya

Maklum yang menarasikan frasa itu Bupati Bangka Selatan H Riza Herdavid usai pelantikan pejabat Pemerintah Daerah, Sabtu (21/1/2023) lalu.

Penulis meyakini dan berkeyakinan, tidak ada warga di negeri ini yang berniat mengkhianati bangsa dan negara ini.

Itu sebuah aksioma. Tak perlu dibantah.

Kita tahu bahwa terlalu besar resiko seorang warga seandainya mengkhianati negara dan bangsa ini. Resikonya bisa mengalir hingga ke anak cucu.

Demikian pula, seorang aparatur sipil negara yang biasa kita sapa dengan frasa ASN. Tidak akan pernah mengkhianati bangsa dan negara ini.

Selain terikat dengan janji dan sumpah sebagai ASN, para birokrat ini terikat dengan UU ASN yang telah mengatur soal kesetiaan kepada negara dan bangsa ini.

Terlalu besar resiko yang akan mereka terima bila berkhianat kepada bumi Pertiwi tercinta ini.

Dalam ruang demokrasi yang merupakan keistimewaan dari produk reformasi, bahwa ada beda pandangan antara bawahan dan pimpinan itu adalah bagian dari dinamika berkemajuan.

Bahwa ada beda pendapat soal mewujudkan visi dan misi antara bawahan dan pimpinan, itu adalah bagian dari ruang demokrasi yang harus kita nikmati.

Penulis meyakini bahwa seorang pemimpin dan seorang pimpinan akan senang bahkan bahagia bila ada saran dan pendapat yang baik dari bawahan, walaupun saran dan pendapat dari bawahan belum sesuai dengan keinginan pimpinan.

Justru seorang pemimpin harus berpikir panjang sembari menghela nafas panjang seandainya ada bawahan yang mengamini arahan dan pandangannya tanpa reserve.

Kenapa?

Bisa saja mengamini arahan pimpinan tanpa memberikan masukkan yang istimewa akan menjerumuskan pimpinan ke dalam masalah besar yang merugikan citra pemimpin.

Seorang pemimpin yang baik tentu lebih bahagia bila gagasannya mendapat masukan yang berbau kritik bernutrisi tinggi daripada sikap mengamini arahan dari pimpinan yang belum tentu sesuai dengan kondisi yang riil.

Tentang frasa jangan menjadi pengkhianat ini, penulis tiba-tiba menjadi ngeri.

Bagaimana aura kengerian mengucur dalam sekujur raga ini.

Mulai dari kaki yang mulai melemah hingga warna rambut yang mulai dipenuhi warna putih yang menjadi simbol keusiaan seorang manusia.

Entah mengapa saat menulis tulisan sederhana ini di pagi ini, cahaya mentari enggan menampakkan diri dengan sinar garangnya.

Barangkali sang matahari tahu, penulis menarasikan tulisan ini dengan penuh kesedihan dan tidak bahagia.

Barangkali sang pencerah bumi saat siang hari itu tahu, bahwa tidak ada warga di Bumi Nusantara ini yang bernilai mengkhianati Negerinya.

Tapi sang matahari tahu bahwa ada penghuni di bumi yang selalu berbeda pandangan.

Dan itu tidak diharamkan dalam ruang demokrasi yang telah dibangun dengan susah punya di negeri tercinta ini.
Jadi silahkan berbeda pandangan dan pendapat.

Namun jangan pernah menjadi pengkhianat.

Camkan itu. (*/tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *