Karya-Karya Ulama Lokal Bangka Abad 19 dan 20

Oleh: Suryan Masrin (Penikmat dan Pemerhati Manuskrip Arab Melayu Bangka)

Sejarah Islam di Bangka melalui proses panjang, persentuhannya sudah dimulai dari abad ke-7 sampai ke-9. Namun demikian, perkembangannya mulai tampak luas sejak abad ke-14 sampai 15 melalui jalur perdagangan dan dakwah para mubaligh dari berbagai daerah. Penyebarannya semakin kuat dengan hadirnya pesantren atau madrasah dan lembaga pendidikan Islam yang kemudian didirikan oleh para ulama setempat. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengembangkan pemikiran keislaman yang bercorak khas sesuai dengan kondisi sosial masyarakat Bangka.

Bacaan Lainnya

Karya dan Pemikiran Ulama Bangka adalah salah satu aspek penting yang menjadi warisan ulama, yakni berupa karya tulis mereka. Beberapa ulama Bangka menghasilkan kitab-kitab yang membahas fikih, tasawuf, serta persoalan sosial keagamaan. Pemikiran mereka tetap relevan hingga kini dan menjadi pedoman dalam kehidupan umat Islam di Bangka.

Kitab-kitab fikih dan tauhid ini menjadi bagian integral dari pendidikan Islam di Pulau Bangka. Ulama-ulama setempat menggunakan kitab-kitab ini sebagai bahan ajar di surau-surau, madrasah, dan pesantren. Pendidikan berbasis kitab kuning (kitab klasik) ini melibatkan metode pengajaran tradisional seperti halaqah (lingkaran belajar) dan sorogan (metode individual) atau juga dikenal istilah ngaji duduk.

Peran ulama-ulama lokal sangat penting dalam menyebarkan dan melestarikan pengajaran kitab-kitab fikih dan tauhid ini. Mereka tidak hanya mengajarkan isi kitab, tetapi juga memberikan penjelasan kontekstual yang relevan dengan kehidupan masyarakat setempat. Selain itu, para santri yang belajar di pesantren-pesantren Jawa dan Sumatera sering kali membawa pulang kitab-kitab ini dan mengajarkannya kembali di Pulau Bangka, sehingga terjadi transfer ilmu yang berkesinambungan.

Beberapa Kitab-kitab Karya Ulama Lokal Bangka

Tulisan ini hanya menyajikan karya yang penulis ketahui hingga tulisan ini dituangkan, yakni dari ulama/tokoh bernama Haji Batin Sulaiman (Ca. 1820-1920) wilayah Simpang Teritip Bangka Barat dan sekitarnya, KH Dja’far Addari (1911-1994) wilayah Air Gegas Bangka Selatan, Pangkalpinang dan Haji Abang Muhammad Yasin Khalik (Muallim Yasin, 1915-2005). Penulis menyadari, kemungkinan besar bahwa karya-karya ulama Bangka di masa lalu tidak sedikit, hanya saja keterbatasan inforrmasi dan dokumentasi membatasi ruang. Semoga ke depan ada tokoh-tokoh atau pegiat sejarah yang memiliki ketertarikan terhadap dinamika perkembangan Islam masa lalu di Bangka. Agar informasi kecil ini menjadi lengkap dan utuh. Berikuat beberapa tokoh dan karyanya.

A. Karya Haji Batin Sulaiman

Berikut beberapa karya yang dihasilkan oleh Haji Batin Sulaiman selama kurun masa hidupnya yang didapat dari hasil telusur informasi. Sebagian besar dari karya-karya beliau masih terjaga dan terawatt dengan baik secara fisik aslinya hingga kini:

1. Syair Tsani, semacam rangkuman yang digubah dalam bentuk syair dari kitab karangan Syekh Nuruddin Ar Raniry Aceh yang berjudul “Asrar al Insan”. Syair ini selesai disalin di kampung Peradong tanpa adanya keterangan angka tahun. Kandungan dalam syair ini sudah pasti mengenai tauhid.

2. Pahala Membaca dan Makna Huruf Fatihah

Kitab ini secara khusus tidak ada judul, namun demikian penulis memberikan judul berdasarkan kandungan isi dalam kitab tersebut. Kitab selesai di salin pada tahun 1327 Hijriyah, jika dikonversikan ke masehi sekitar tahun 1909, dan tanpa ada keterangan tempat.
3. Kitab Nuqil

Kitab Nuqil yang kecil tempat permulaan berlajar ugama Islam mendirikan sembahyang yang lima waktu di dalam sehari semalam yang kemudian penulis ringkas dengan judul Kitab Permulaan Sembahyang. Kitab ini selesai di Mentok pada hari Rabu tanggal 9 Ramadhan 1333 H (jika dikonversi ke masehi berangka tahun 1915). Secara khusus karya ini menyajikan tentang pelaksanaan shalat yang lima waktu dan berkaitan dengan hal-hal yang harus dilakukan pada saat hendak shalat.

4. Terjemah Hadits Nabi “man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu”.

Karya ini tidak diketahui selesai dimana, hanya di dalam naskah tertulis angka tahun 1316, hari Jumat tanggal 13 Ramadhan atau sekitar tahun 1899 Masehi.

5. Ilmu Usul al I’tiqad yang shahih soal dan jawab bayannya.

Karya ini merupakan nasakh dari kitab karya Muhammad Ma’sum al-Jawi. Tersalin di Peradong 6 Rabiul Awal 1325 (1907), al-hajj Sulaiman faqir.

6. Perihal Zikir (belum diketahui zikir tentang apa).

Selesai disalin di Peradong pada tanggal 4 Dzulqa’dah 1326 (1908), Haji Sulaiman dengan tulisan huruf per huruf; h, j, s, l, (m), n.

7. Perihal Sembahyang dan Talqin Mayyit.

Karya ini tidak ada keterangan tempat penyalinan dan tahunnya.

8. Terjemah Syahadat lima.

Karya ini disalin pada tanggal 22 Dzulqaidah 1300 (1883) di Peradong.
9. Hakikat Sembahyang, Rahasia, dan Ma’rifatnya.

Karya ini disalin pada tanggal 3 Jumadil Awwal 1325 (1907) tanpa ada keterangan tempat.

10. Catatan-catatan dan lain-lainya.

B. Karya Haji Abdullatif Mantri Cacar

Beberapa karya yang dituangkan oleh Haji Abdullatif Mantri Cacar distrik Jebus dan Belinyu berkaitan dengan keilmuannya. Selain itu, beliau juga mumpuni dalam ilmu falakiyah.

1. Catatan tentang tipikal penyakit cacar dan penanganannya
2. Rangkuman tentang jampi dan wafak
3. Catatan tentang ilmu Falakiyah
4. Ilmu Fihrasat

C. Karya KH Dja’far Addari
Berikut beberapa karya dari KH Dja’far Addari:
1. Kitab tauhid berjudul Nurul yaqin fii ushuluddin ditulis tahun 1410 (1990)
2. Kitab fikih berjudul Sabilul Muttaqin ditulis tahun 1993
3. Kitab Nikah
4. Kitab Jenazah
5. Kitab Tasawuf
6. Kitab Do’a-do’a manqul dalam hadits Rasulullah SAW
7. Khutbah Jum’at berbahasa Arab Melayu
8. Majmuk Syarif
9. Beberapa penjelasan tentang ilmu faraid

Pos terkait