Penulis: Bangdoi
BANGKA, TRASBERITA.COM — Kasus pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang terjadi di Mega Mart Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), hingga kini belum terungkap.
Pihak kepolisian masih kesulitan mengidentifikasi para pelaku, yang diduga merupakan jaringan pencuri dari luar Pulau Bangka.
Hingga memasuki bulan ketiga ini, pihak kepolisian masih terus mengupayakan pengungkapan kasus yang cukup menarik perhatian masyarakat Bangka tersebut.
“Ini salah satu PR saya. Kebetulan kasus ini ketika belum lama saya menjabat Kasat Reskrim Polres Bangka. Bersama anggota kita terus mengumpulkan bukti dan informasi terkait para pelaku ini. Kita juga selalu mendapatkan arahan dari atasan, agar kasus ini bisa segera diungkap,” ujar Kasat Reskrim Polres Bangka, AKP Ayu Kusuma Ningrum, saat Ngobrol Asyik pada Program INSTALL di Studio BN Radio, di Jalan Bukit Kuala Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (18/9/2021).
Bersama Host INSTALL Bangdoi Ahada, AKP Ayu menjelaskan kepada pendengar di FM 90.5 BNRadio, langkah-langkah dan upaya yang telah mereka lakukan selama tiga bulan ini.
Diakui Ayu, segala cara telah mereka lakukan untuk mencari petunjuk atau barang bukti, yang bisa memperjelas dugaan para pelaku pembobolan ATM di Mega Mart Sungailiat tersebut.
Salah satu petunjuk yang mereka kumpulkan adalah beberapa rekaman CCTV yang terpasang di sekitar lokasi kejadian dan beberapa CCTV yang berada di Kota Sungailiat.
Hanya saja, kata Ayu, semua CCTV yang saat ini mereka kumpulkan, belum ada satupun yang bisa digunakan secara jelas untuk mengungkap identitas para pelaku.
Selain banyak yang tidak jelas dan kondisi mati saat kejadian, sejumlah CCTV yang didapat memiliki resolusi yang rendah, sehingga sulit mengenali wajah ataupun bentuk fisik dari para pelaku.
“Kita dapat satu CCTV yang memuat gambar full para pelaku ini. Tetapi karena resolusinya yang sangat rendah, kita tak bisa mengenali secara jelas wajah para pelaku tersebut,” tukas Ayu.
Bahkan, lanjut Ayu, pihaknya sudah meminta bantuan ke Mabes Polri untuk membantu memperjelas wajah yang terekam di CCTV, namun tetap tidak bisa dilakukan. Sehingga sketsa wajah para pelaku ini belum bisa dilakukan.
“Memang sangat disayangkan, rekaman CCTV yang kita dapatkan tidak ada yang memiliki kualitas tinggi. Jika ada satu saja, mungkin sejak lama sudah bisa tertangkap para pelaku ini,” ujar Ayu.
Berdasarkan CCTV yang berada di ATM, terlihat para pelaku menggunakan masker, topi dan baju panjang. Namun tetap belum bisa memberikan gambaran jelas rupa para pelaku ini, sehingga masih terus dilakukan penyelidikan lebih mendalam.
Pihaknya, kata Ayu, dalam waktu dekat ini akan berkirim surat kepada Kominfo Bangka, terkait dengan pemasangan CCTV yang dimiliki Pemkab Bangka. Ayu berharap, Pemkab Bangka nantinya memiliki program memasang CCTV di beberapa titik pelayanan publik, sehingga ketika terjadi tindak pidana, rekaman CCTV ini bisa membantu pihak Polres Bangka dalam mengungkap kasus.
“Tetapi CCTV nya yang berkualitas tinggi, sehinggi bisa menangkap secara jelas gambar atau peristiwa yang terjadi. Selain itu, cara pemasangan CCTV juga harus dieprhatikan. Percuma pasang CCTV jika pemasanganya tidak tepat,” tukas Ayu.
Meski CCTV bukan satu-satunya petunjuk dan alat bukti yang dipakai untuk mengungkap kasus pidana, namun kehadiran CCTV bisa lebih mudah dalam membantu pengungkapan sebuah kasus.
Sedangkan untuk sidik jari di tempat kejadian perkara (TKP) juga sulit diidentifikasi, karena para pelaku ini menggunakan sarung tangan.
“Kita juga belum menemukan sidik jari yang valid di TKP. Sebab para pelaku ini cukup profesional, mereka menggunakan sarung tangan. Dan satu lagi, untuk tabung oksigen yang mereka pakai, juga tidak ada di Bangka in, sudah kita cek,” tukas Ayu. (TRAS)