Kelemahan Umat Islam Indonesia Dan Beberapa Kemungkinan Solusinya

Umat Islam (ilsutrasi/foto: islami.co)

Penulis: Assoc Prof Dr Saidun Derani MA

TRASBERITA.COM — Pasca Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) DKI Jakarta tahun 2017, para pengamat sosial mengatakan bahwa kelemahan yang mencolok umat Islam sekurang-kurangnya ada tiga yaitu, kesatuan dan persatuan, kedua masalah ekonomi dan financial, dan ketiga masalah pendidikan (baik kuantiti maupun kualiti).

Bacaan Lainnya

Sudah sangat jelas perintah Alquran bahwa wahai orang-orang yang beriman Bersatu padulah kalian dan jangan bercerai berai. Dan hadis mengatakan bahwa umat Islam seperti sebuah bangunan yang kokoh, jika satu sakit yang lain akan ikut sakit.

Selanjutnya Nabi mengatakan bahwa kalau kalau cinta dunia (berlebihan) dan takut mati, maka kalian ibarat buih di atas air dan akan menjadi permainan umat yang lain.

Demikianlah, perintah Alquran dan Nabi Rasulullah Muhammad Saw. Bersatu padu dengan demikian wajib hukumnya dan bercerai berai haram hukumnya, apapun alasannya.

Begitu pula perintah Nabi sumber perpecahan umat Islam adalah al-wahn. Apa itu al-wahn, yaitu cinta dunia (berlebihan) dan takut mati.

Dengan kata lain, ada yang salah pada elite pemimpim umat Islam (politisi, ulama, pengusaha, cendikiawan dan intelektual, budayawan, seniman) dalam mengelola umat Islam ini sehingga terpecah belah mengikut permainan umat yang lain.

Yang kedua, kelemahan di bidang ekonomi dan financial. Jelas Alquran Surah Al Baqarah ayat 201 mengatakan bahwa ya Allah ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di Akhirat.

Ukuran bahagia di dunia menurut Psikolog adalah cukup pangan, sandang, papan dan seks.

Lalu terpenuhi aspek harga diri, kasih sayang, aman, ekspresi diri, sukses, dan wawasan (ilmu pengetahuan) cukup memadai. Ini yang disebut dengan kebutuhan psikis dan sosial.

Lalu hadis Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa bekerjalah untuk dunia kalian (kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas) seakan-akan kalian hidup selamanya.

Dan Nabi melanjutkan bekerjalah untuk Akhirat kalian seakan-akan kalian akan mati besok pagi.

Dan masih banyak perintah Alquran serta hadis Nabi kepada umat Islam bekerja keras supaya menguasai dunia dan menjadi Khalifah di muka bumi (QS 2: 30).

Persoalannya adalah mengapa umat Islam tidak memiliki asset  (SDA) di bumi NKRI sebagai janji Tuhan dan Rasul di atas.

Dan ini diketahui dari Majalah Forbes bahwa 10 orang terkaya di NKRI justru bukan dari kalangan umat Islam, terkecuali satu orang yaitu Khairul Tanjung itupun turun dari rangkin ke 4 bergeser ketujuh.

Apanya yang salah di kalangan umat Islam, rakyatnyakah, mahasiswanya kah, atau pemiminnya kah? Atau ditanya kepada rumput yang bergoyang.

Ketiga, kelemahan umat Islam yang ketiga adalah dalam hal tingkat pendidikan.

Para ahli mengatakan bahwa bangsa yang besar dapat diketahui dari Indeks Pendidikan yang dimiliki penduduknya.

Diberi contoh misalnya bangsa Israel tak kurang hampir 90%  pendudukanya berpendidikan Doktor.

Sedangkan NKRI justru sebaliknya hampir 80% penduduknya dari jumlah 270 juta jiwa berpendidikan tingkat SD.

Padahal kita tahu penduduk terbesar NKRI adalah kaum muslim. Ini artinya bahwa jumlah terbesar kebodohan di NKRI itu dimiliki umat Islam dengan pendidikan yang sangat rendah walaupun bangsa ini sudah merdeka selama 76 tahun.

Lalu solusinya bagaimana? 

Untuk mengobati penyakit kata dokter adalah harus mengetahui jenis penyakit apa yang diderita pasien yang bersangkutan.

Misalnya apa yang menyebabkan umat Islam tak pandai bersatu padu, kedua, apa penyebab umat Islam tak memiliki asset (SDA) NKRI ini?

Apa penyebab penyakit umat Islam hanya berpendidikan rendah? Jika sudah ditemukan penyaktnya lalu apa terapi untuk menjawabnya.

Alquran Surat A-Ra’d ayat 11 mengatakan bahwa Allah tak (akan) mengubah nasib sebuah kaum sampai kaum itu mau mengubah (mentality) dirinya.

Lalu pada surat Al Mujadillah ayat 11 Allah jelas-jelas berfirman bahwa Kami angkat derajat seseorang (kelompok umat) yang beriman dan berilmu  pengetahuan.

Persoalannya adalah apakah umat Islam dah memahami dan mengamalkan apa yang diperintahkan Alquran dan hadis di atas sebagai sumber pokok ajarannya. Jika belum mengapa tak dipahami dan tak diamalkan.

Kalau ini masalahnya perlu dipertanyakan proses pendidikan dan proses dakwah yang berjalan di masyarakat NKRI selama ini di tengah-tengah umat Islam. Sekali lagi apanya yang salah. (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *