Kompas UBB Gelar Pelatihan Anyaman untuk Warga Air Abik

PHP2D Kompa UBB menggelar pelatihan anyaman bersama pengrajin dan warga Dusun Air Abik, Sabtu (4/9/2021). (ist)

Penulis: Rossariana Wulandari
BANGKA, TRASBERITA.COM — Panitia Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa Komunitas Mahasiswa Pencinta Alam-Sosial Universitas Bangka Belitung ( PHP2D Kompa UBB) menggelar pelatihan anyaman bersama pengrajin dan warga Dusun Air Abik, Sabtu (4/9/2021).

Kegiatan ini diikuti 35 orang, dengan pemateri dari Dekranasda, yakni Matahari dan Tantri Abeng.

Bacaan Lainnya

Tujuan pelatihan ini ialah membangkitkan kembali semangat berkarya masyarakat pengrajin Air Abik dengan memanfaatkan kekayaan alam yang beragam di kawasan Air Abik.

“Kami berharap anyaman dari Dusun Air Abik bisa menjadi pusat anyaman dan kebudayaan bagi pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam pelatihan ini, kami juga mengundang pemuda pemudi sebagai regenerasi yang akan mewarisi ilmu anyaman. Kami berharap mereka nantinya dapat berinovasi lebih dengan kemajuan teknologi secara beriringan,” ujar Jennikita, Ketua Pelaksana Pelatihan Anyaman.

Pemanfaatan bahan alam seperti Lais, Pucot, Pandan dan Mengkuang yang akan diambil terus menerus, diyakini akan membuat tanaman-tanaman ini akan semakin berkurang.

Karena itu, perlu pemantauan kembali terkait sumber bahan anyaman yang harus dijaga keseimbangann tersebut.

Keterancaman bukan hanya pengambilan untuk kebutuhan anyaman, namun ini juga berdampak karena pembukaan lahan secara besar besaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan sawit di sekitar Dusun Air Abik.

Untuk itu program PHP2D dari Kompas UBB juga merancang program pembibitan bagi tumbuhan endemik dan lokal yang ada di Dusun Air Abik.

Program ini juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga kelestarian dan kekayaan alam tetap terjaga.

Keberlangsungan program ini, kata Jenni, harus mendapat dukungan dari setiap pihak untuk menjaga keberagaman dan kebudayaan yang ada.

Anyaman yang diwariskan sejak dulu menyadarkan kita perlu adanya keseimbangan yang harus terus dijaga antara alam dan kebutuhan manusia, yang dilakukan sedari dulu oleh nenek moyang kita.

“Hal itulah yang sangat perlu dibangun, keserakahan manusia akan kembali ke manusia itu sendiri. Kesadaran mengenai anyaman merupakan warisan yang sangat berharga dan itu terus kita upayakan ditanamkan bukan hanya di Dusun Air Abik, namun juga secara keseluruhan masyarakat Bangka Belitung,” tukas Jenni. (TRAS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *