Lagu Lama Antrian BBM Mengular di SPBU, Cuaca Ekstrim Selalu Jadi Kambing Hitamnya

Ketua LP5 Bangka Belitung, Jumli Jamaluddin SH. (ist)

Editor: bangdoi ahada

PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM — Kelangkaan dan antrian mengular di seluruh SPBU di Bangka sudah menjadi pemandangan umum sepekan terakhir ini.

Bacaan Lainnya

Sebenarnya kejadian serupa ini sudah sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Seperti tidak pernah belajar dari pengalaman, maka kejadian serupa ini terus berulang, dengan irama dan warna yang sama. Cuaca ekstrim akan jadi kambing hitamnya.

“Harus ada strategi yang komfrehensif, berkelanjutan dan konsisten, agar persoalan ini tidak terulang lagi oleh pemangku kebijakan soal distribusi dan pelayanan BBM ini. Perlu juga ada pengaturan yang secara terkontrol dengan melibatkan semua pihak, agar masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan dapat memperoleh BBM sesuai pengaturan porsinya dan tidak menjadi rebutan serta kisruh,” ujar Ketua Lembaga Partisipasi Pengawas dan Pemerhati Pelayanan Publik (LP5) Babel, Jumli Jamaluddin SH, Sabtu (11/12/2021).

Jumli menyarakan pihak yang berwenang, melihat kondisi di SPBU dengan antrian panjang beberapa hari terakhir ini, maka hendaknya utamakan dan prioritaskan kendaraan masyarakat yang memang setiap hari beraktivitas menggunakan transportasi motor maupun mobil. Kebijkan ini diberlakukan sampai kondisi normal kembali.

“Saya kira pihak-pihak terkait harus segera turun tangan untuk mengatasinya dan memberikan solusi alternatif yang bersifat mendesak terlebih dulu. Agar masyarakat yang memiliki kendaraan tidak kesulitan mendapatkan BBM. Saya sendiri mengisi BBM kendaraan tidak kebagian di SPBU karena antrian panjang. Sehingga saya membeli BBM eceran di pedagang penjual eceran dengan kisaran harga eceran antara Rp 12.000 sampai Rp 15.000 perliter untuk pertalite,” ungkap Jumli.

Jika dalam kondisi normal, kata Jumli, ketersediaan BBM di Bangka Belitung sebetulnya mencukupi untuk kebutuhan kendaraan bagi masyarakat.

Namun terkadang pendistribusian BBM tersebut yang tidak lancar pada kondisi-kondisi tertentu, sehingga BBM dengan kondisi tertentu tersebut cepat habis di SPBU dan membuat masyarakat berbondong-bondong antrian panjang di SPBU.

Sehingga kondisi seperti ini bisa dimanfaatkan oknum warga atau oknum tertentu untuk memperoleh BBM sebanyak-banyaknya, dengan tujuan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada kondisi normal.

“Kondisi yang saya maksud bisa saja karena faktor cuaca di laut, sehingga pengangkutan BBM agak terlambat atau terkendala. Faktor lainnya, karena kebutuhan BBM untuk tambang timah masyarakat. Sekarang ini mesin penambangan masyarakat tersebut bukan hanya membutuhkan jenis solar saja, tapi banyak juga yang menggunakan jenis pertalite,” tukas Jumli.

Diayakini Jumli, faktor-faktor inilah diantaranya yang menyebabkan antrian panjang di SPBU dan BBM cepat habis.

Ketersediaan BBM semestinya dimanfaatkan secara merata bagi masyarakat. Selain itu kelancaran pendistribusian BBM untuk kepentingan masyarakat tersebut wajib dijamin oleh pemerintah.

“Tentu pengaturannya perlu ada penataan yang terkontrol dengan melibatkan semua pihak terkait yang berkepentingan dan membutuhkan BBM tersebut. Juga adanya pelibatan pihak-pihak aparat terkait pengaturan pendistribusiannya. Jika ini dilakkan sejak dini dan terkonsep serta berkelanjutan, rasanya tahun depan tidak perlu terulang lagu lama ini,” ujar Jumli. (TRAS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *