Layanan Vaksinasi di Babel Jadi Perhatian Ombudsman, Lapor Jika Kurang Baik!

Ketua Perwakilan Ombudsman Bangka Belitung Shulby Yozar Ariadhy (tengah), saat menjadi narasumber program INSTALL di BN Radio, di Jalan Bukit Kuala Sungailiat Bangka, Sabtu (17/7/2021). (reza)

SUNGAILIAT, TRASBERITA.COM — Hingga tujuh bulan atau hingga bulan Juli 2021 ini, ada 114 laporan atau pengaduan masyarakat terkait pelayanan publik ke Ombudsman Perwakilan Bangka Belitung, yang masuk tahap riksa. Sebanyak 53 persen sudah selesai atau kasusnya ditutup.

Diakui Kepala Perwakilan Ombudsman Bangka Belitung, Shulby Yozar Ariadhi, paling banyak pengaduan masyarakat Bangka Belitung adalah persoalan agraria.

Bacaan Lainnya

“Persoalan lainnya juga masuk seperti keluhan pelayanan pembuatan KTP atau BPJS dan lainnya. Tetapi yang banyak justru keluahan terkait agraria,” ungkap Shulby Yozar Ariadhy, saat menjadi tamu pada acara INSTALL (Inspirasi to All), di BN Radio, di Jalan Bukit Kuala Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu (17/7/2021).

Untuk pengaduan terkait agraria ini, kata Yozar, Ombudsman Babel cukup berhati-hati, saat memutuskan persoalan tersebut. Pihaknya harus mengkaji dan
mempertimbangkan berbagai aturan dan pendapat hukum.

“Karena itu persoalan ini tidak bisa selesai cepat. Ada mekanisme dan aturan yang harus benar-benar kami jalani, sehingga persoalan bisa selesai tampa menimbulkan persoalan baru. Kami lebih sering menjadi fasilitator dalam ikut menyelesaikan persoalan agraria ini,” tukas Yozar.

Saat ditanya, siapa saja yang melaporkan atau membuat pengaduan terkait pelayanan publik ke Ombudsman Babel?

Yozar mengaku beragam masyarakat dari tingkatan usia maupun profesi yang mengadukan pelayanan publik ke Ombudsman Babel.

Namun Ia melihat, selama menjabat Kepala Perwakilan Ombudsman Babel, sangat sedikit sekali pengaduan yang berasal dari generasi muda.

Padahal menurut Yozar, generasi muda memiliki peluang yang cukup besar mendapatkan pelayanan yang kurang baik.

“Kita sedang mengkaji juga, mengapa kok generasi muda seakan tidak memiliki persoalan pelayanan publik. Padahal dari sisi aktivitas sosial, ekonomi bahkan politik, generasi muda lebih berpeluang mendapatkan perlakuan layanan publik yang kurang baik,” ujar Yozar.

Saat berdialog pada acara talkshow INSTALL di BN Radio tersebut, Yozar juga menyinggung pihaknya memberi atensi yang cukup besar terhadap program vaksinasi covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ombudsman Babel akan melakukan pengawasan terhadap proses maupun pelaksanaan vaksinasi di Bangka Belitung.

Tujuannya tak lain untuk memastikan pelaksanaan vaksinasi bisa berjalan secara baik dan sesuai aturan.

“Dan yang paling penting juga, semua masyarakat bisa terlayani dengan baik. Jangan ada diskriminasi ataupun pilih-pilih layanan kepada masyarakat. Selain itu, jangan ada pula penyebaran informasi yang kurang tepat, sehingga masyarakat salah paham terhadap progrm vaksinasi ini,” jelas Yozar.

Terkait vaksinasi ini, kata Yozar, Ombudsman babel mendorong adanya pemerataan akses bagi masyarakat.

Hal ini bisa dimulai dan diawali dari kejelasan informasi tentang sistem pendaftaran, hingga proses vaksinasi.

Selain itu, ujar Yozar, dalam pencapaian target vaksinasi agar lebih mengedepankan instrumen yang bersifat persuasif, bukan mengedepankan instrumen sanksi.

“Ombudsman Babel ingin masyarakat lebih mengenal dan perduli terhadap hak-hak dasar mereka. Dan jika hak-hak dasar dirasakan terganggu karena ada ruang layanan yang kurang baik, maka baiknya menjadikan ombudsman sebagai saluran untuk mendapatkan solusi,” tukas Yozar. (TB01)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *