Legenda Batu Kepala: Kura-Kura Sang Putri Jatuh di Pantai Batu Bedaun Permis (bagian 2)

Batu berbentuk Caping.Konon ceritanya, caping ini adalah milik Acek Antak. (mangkulul)

Penulis: mangkulul
Editor: bangdoi

TRASBERITA.COM — Pada bagian pertama Legenda Batu Kepala, diceritakan bahwa tiba-tiba Sang Putri diraih dan ditarik oleh seseorang.

Bacaan Lainnya

Sang Putri merasakan seakan-akan ia dipegang dan ditarik secara paksa  dari tempat dimana ia  mandi.

Sesaat kesadarannya hilang dan merasakan tubuhnya  seperti melayang.

Dayang-dayang yang selalu menjaga dan mengawasi sang putri tidak tahu dan tiada sadar bahwa seseorang telah meraih dan mengambil putri  dari hadapan mereka.

Sebagai seorang yang mempunyai kesaktian, apa yang dilakukan  Cek Antak merupakan suatu hal yang lumrah.

Namun tidak bagi orang-orang awam yang tidak mengerti akan ilmu kesaktian.

Suatu  gerakan yang sempurna dan  tidak sedikitpun diketahui oleh dayang-dayang  yang sedang  mengelilingi sang putri.

Dengan gerakan yang sulit ditangkap mata,  Cek Antak  telah menculik dan membawa  sang putri dari istana tanpa seorangpun tahu dan mampu mencegah.

Beberapa saat setelah kejadian, para dayang-dayang baru tersadar, terkejut dan panik  ketika sang putri tidak tampak lagi dihadapan mereka.

Rasa cemas, khawatir dan takut  menghinggapi perasaan para Dayang.

Selanjutnya  mereka memanggil-manggi sang Putri sembari berteriak-teriak berharap sang putri mendengar dan menyahut panggilannya.

Bahkan beberapa diantara Dayang ada yang berteriak  histeris.

Meskipun peristiwa itu baru beberapa saat, namun seluruh  istana menjadi gempar.

Hal ini tiada lain karena kejadian yang begitu aneh serta sangat tiba-tiba.

Para Hulubalang sibuk mencari keberadaan sang putri  yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Demikian juga pegawai istana. Semuanya  dikerahkan untuk mencari keberadaan Sang Putri.

Segala  pelosok penjuru istana tak luput dari pemeriksaan. Pencarian juga dilakukan di luar istana. Setiap  sudut  tak sedikitpun luput dari pemeriksaan.

Rakyat jelata yang mendengar raibnya sang putri  juga heboh.

Mereka juga berusaha membantu dengan segala kemampuan mencari informasi tentang keberadaan Sang Putri.

Hingga petang menjelang, bahkan berganti malam, Sang Putri tetap tidak di temukan. Istanapun berduka, dan seluruh rakyat berurai air mata

Sementara  itu, Sang Putri  yang di culik dan dibawa jauh dari istana oleh Cek Antak,  tak sadarkan diri.

Namun  Sang Putri merasa seakan-akan Ia berada  di alam lain. Dan di kedua tangannya kura-kura sahabatnya  masih terpegang sangat erat.

Sedangkan Cek Antak tanpa kesulitan sedikitpun dengan leluasa dan dengan kemampuan yang ia miliki bisa melewati penjagaan ketat istana.

Tidak begitu lama ia sudah berada di luar istana dan bahkan segera membawa Sang Putri menuju ke tempat asalnya.

Ketika sang putri sadar,  saat itu ia telah berada di tempat lain yang sangat asing.

Saat itu Sang Putri berada di bibir pantai.

Sang putri sangat terkejut, dan secara reflek kura-kura yang masih di pegangnya terlepas di pinggiran pantai dimana saat itu ia berada.

Konon, Pantai dimana kura-kura sang putri terlepas,  yaitu di pantai Batu Bedaun  Permis.

Menurut pendapat penulis, ada kaitannya dengan Pulau Batu Bedaun dan legenda terjadinya Tudung / Topi / Caping Akek Antak seta Bantal Guling Akek Antak).

Kura-kura yang terlepas dari tangan Sang Putri, segera  pergi menuju ke lautan.

Selanjutnya Cek Antak meletakkan Sang Putri di atas Bebatuan yang berada di pinggiran pantai itu.

Agar tidak terguling dan posisi baring sang putri mantap, maka Cek Antak meletakkan dua batu yang mirip Bantal Guling (batu ini disebut dengan bantal guling Cek Antak dan terletak di pantai batu bedaun Permis).

Sambil melepas lelah dari perjalanan jauh yang melelahkan, Cek Antak beristirahat sejenak sembari menunggu sang Putri yang terlelap di alamnya.

Desiran Angin laut menjelang senja dan teduhnya cuaca saat itu  memberikan suasana yang sangat sejuk.

Cek Antak melepaskan  tudung / caping yang selalu ia gunakan dan meletakkannya di atas bebatuan granit di dekatnya (inilah asal muasal tudung Cek Antak yang keberadaannya tidak jauh dari bantal guling Cek Antak yang berada di pantai batu bedaun Permis).

Cek Antak  sangat menikmati suasana  sore yang sejuk itu. Setelah Sang Putri  bangun dan  tersadar… (bersambung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *