Penulis: Eddy Jajang JA
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM — Seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) menemukan tiga spesies ikan endemik di Danau Rawa Pening, Jawa Tengah.
Ikan endemik yang ditemukan itu adalah Nilem atau ikan Lumajang (Cycloceilichthys enoplos), ikan Wader Ijo (Osteochilus vittatus) dan ikan Wader Bintik Dua (Barbodes binotatus).
Tiga jenis ikan endemik itu ditemukan Nisrina Septi Haryani, mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip, melalui menelitian Morfologi, Morfometri dan Keanekaragaman Genetik DNA Barcoding, yang dibimbing Prof Dr Ir Agus Hartoko,MSc dan Dr. Diah Ayuningrum.
Agus Hartoko, selaku dosen pembimbing, dalam keterangan yang dimuat dalam rilisnya, Senin (13/12/2021), mengemukakan tahapan penelitian yang dilakukan Nisrina Septi di Danau Rawa Pening.
Dari hasil analis 33 individu ikan yang didapatkan, kemudian dilakukan analisis morfologi dan molekuler DNA.
“Melalui analisis tersebut, diperoleh tiga spesies ikan endemik, yaitu Nilem atau ikan Lumajang, Wader Ijo dan ikan Wader Bintik Dua,” ujar Agus Hartoko, yang pernah menjadi Wakil Rektor 2 (Bidang Keuangan) Universitas Bangka Bangka Belitung (UBB).
Rawa Pening merupakan danau yang terbentuk secara alami melalui proses letusan vulkanik yang mengalirkan lava basalt.
Aliran lava kemudian menyumbat aliran kali Pening di daerah Tuntang, sehingga mengubah lembah Pening yang semula hutan tropik menjadi rawa.
Menurut Agus Hartoko, penelitian dilakukan Nisrina Hesti untuk mengetahui jenis spesies ikan endemik wader di Rawa Pening berdasarkan panalisa morfologi, teknik morfometri atau meristik dan analisis molekuler dengan metoda DNA Barcoding dan hubungan filogenetik serta tingkat keragaman genetiknya.
“Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret hingga Oktober 2021,” tukas Agus Hartoko.
Dikemukakannya, ikan endemik atau ikan asli yang pernah tercatat di Rawa Pening pada penelitian tahun 2006 ada lima spesies, yaitu ikan Wader Pari (R. lateristriata), Wader Putih (R. jacobsoni), Wader Andong (B. canchonius), Wader Cakul (P. binotatus) dan Wader Ijo (O. vittatus).
“Penelitian ini penting dilakukan untuk menginventarisasi dan mengetahui hubungan filogenetik, agar kita dapat melestarikan keragaman genetik serta upaya penangkaran in-situ,” tukas Agus. (*/tras)