Oleh Rusmin Sopian
Kopi mulai menyusut seiring cahaya matahari yang mulai menaiki langit.
Tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp masuk. Dari pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri ( SMAN) 1 Toboali Bangka Selatan.
Acil.
Ya, pencipta jingle SMAN 1 Toboali yang bernama lengkap Muhammad Arrasy ini mengirimkan sebuah cerita pendek.
” Mak, Aku kangen ken Ente”. Itu judulnya.
Penulis menyeruput kopi yang mulai menyusut itu. Memandang langit yang cerah. Secerah hati.
Ada kebanggaan dalam hati. Ada suka cita yang teramat mendalam. Bagaimana tidak, pelajar negeri ini masih mencintai bahasa Ibu mereka. Menggunakan bahasa daerah dalam menulis.
Secara jujur bahasa daerah mulai tergerus dengan kebermajuan zaman dan era globalisasi.
Bangga berbahasa daerah adalah bagian dari kecintaan terhadap negeri ini.
Apalagi saat ini, masih ada kaum muda, pelajar yang kurang memahami bahasa emak mereka. Bahasa daerah lokal mereka.
Terkadang penulis memimpikan di sebuah kawasan perkantoran pemerintah daerah, bahasa daerah dipakai dalam percakapan pada hari tertentu.
Demikian pula saat hari Jadi atau pun Hari Ulang tahun sebuah daerah, pidato pemimpinnya menggunakan bahasa daerah setempat. Tidak terkecuali tagline Hari Jadi daerah itu.
Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara di suatu wilayah di Indonesia. Keragaman bahasa daerah merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia.
Bahasa daerah menunjukkan kekayaan budaya suatu wilayah selain sebagai cara untuk berkomunikasi.
Bahasa mewakili identitas, prinsip, dan kebiasaan masyarakat. Selain makna literalnya ada hubungan yang kuat antara bahasa lokal dan budaya lokal.
Bahasa lokal pertama-tama menunjukkan sejarah dan kemajuan sebuah masyarakat. Mempelajari bahasa daerah memungkinkan kita untuk melacak jejak sejarah suatu komunitas, termasuk interaksi dengan budaya lain yang mempengaruhi pertumbuhan bahasa.
Bahasa lokal erat dengan warisan budaya dan tradisi lisan. Bahasa lokal juga kaya akan ragam cerita, lagu, dan puisi tradisional.
Banyak budaya lokal menggunakan bahasa lokal untuk menceritakan kisah leluhur, menyampaikan prinsip, atau merayakan peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat.
Menjaga bahasa lokal berarti kita melindungi kekayaan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, yang merupakan bagian penting dari identitas nasional.
Saatnya bangga berbahasa daerah. Makaseh untuk Acil, pelajar yang telah mengingatkan.