Masih Menjadi Misteri, Ada Goresan Warna Merah di Dinding Bukit Batu Kepale

Di Desa Gudang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Bukit Batu Kepale pada gugusan Bukit Permisan, terdapat goresan masa lalu yang diduga lukisan prasejarah. (KULUL/TRASBERITA.COM)

Penulis : Kuri Hangtuah
SIMPANG RIMBA, TRASBERITA.COM — Kata Prasejarah merupakan sebutan kurun waktu yang memanfaatkan perkakas batu sebagai salah satu alat yang diperkirakan sekitar 3 juta tahun lalu dan berakhir ketika sistem tulis diciptakan.

Namun pada masa itu manusia prasejarah sudah bisa membuat gambar atau tanda sebagai lambang, walaupun tentu ada persamaan dan perbedaan antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Bacaan Lainnya

Di Desa Gudang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Bukit Batu Kepale pada gugusan Bukit Permisan, terdapat goresan masa lalu yang diduga lukisan prasejarah.

Walau baru diungkap pada tahun 2019 yang lalu, namun keberadaan goresan ini sudah ditemukan jauh pada generasi saat ini, hal ini sebagaimana yang dijelaskan salah seorang tetua masyarakat Desa Gudang,

“Di Bukit Batu Kepale itu ade goa yang dulu digunakan oleh abok-abok usang dulu untuk berembug sebelum mengadakan ritual di Bukit Nenek. Pada dinding-dinding batu terdapat tulisan-tulisan berwarna merah, tapi tidak tahu apa makna tulisan itu”, jelas Hardin As kepada media ini, Rabu (15/6/2022) malam

Pada tahun 2019, Bekaes Budaya Bangka Belitung yang terdiri dari Kulul Sari dan Sumardoni, di dampingi Mang Mun dari masyarakat dDesa Gudang serta Sopian, SPd, Kabid Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Bangka Selatan saat itu mencoba menyusuri situs yang diduga cagar budaya.

Penelusuran Bekaes Budaya ini ditindaklanjuti oleh BPCB Jambi dan Balar Palembang, dengan menerjunkan tim ke lokasi bukit ini.

Meskipun penelitian awal yang dilakukan oleh BPCB Jambi dan Balar Palembang telah dilakukan, namun untuk memastikan keaslian dari situs ini perlu penelitian selanjutnya.

Keberadaan goresan prasejarah ini tentu mengundang keingintahuan beberapa pihak, salah satunya adalah media Mongabay.co.id

Programer Mongabay Indonesia Rizki, sangat tertarik dengan informasi yang berkenaan dengan keberadaan goresan ini sehingga bersama rekannya T. Wijaya, Novriansah dan Doni menyempatkan diri untuk melihat langsung ke lokasinya di Bukit Batu Kepale.

Menurut Rizki, goresan prasejarah yang tertera di dalam goa atau cerukan ini diperikirakan berusia 20 hingga 30 ribu tahun yang lalu, dan bentuk bukit nya yang menyerupai Kura-kura, seakan-akan memberikan sebuah tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibalik bebatuan granit ini.

“Saya memandangnya ada sesuatu kenapa goresan ini dibuat. Dan ini masih coding, artinya belum ada aksara tertentu. Berarti ini simbol yang dibangun dan difahami oleh komunitas masyarakat yang sama. Bagi mereka tempat ini dianggap sangat penting”, ujar Rizki, dari Mongabay Indonesia, minggu (18/9/2022).

Menurut Rizki, adanya goresan ini menandakan sesuatu yang di anggap sangat penting, baik secara religi ataupun secara ritual, karena ada tujuan khusus.

Demikian juga tentang lokasi yang di pilihpilih tentu tidak sembarangan, apalagi dilihat secara kasat mata bentuk batunya persis seperti Kura-kura, apakah ini bentukan khusus atau memang proses pembentukan oleh alam.

Dikatakan Rizki, bila melihat dari tempatnya yang berada diatas bukit, disertai dengan tidak ditemukannya pendukung lain seperti cangkang hewan laut, lokasi dan bukut batu kepale bukan merupakan tempat pemukiman orang pada masa itu,

“Menurut tafsir saya ini bukan merupakan tempat pemukiman, tetapi ini memang lokasi yang punya nilai sakral. Lokasinya yang tinggi di puncak bukit dan terisolir. Secara kosmik ini pasti sakral,” ujarnya. (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *