PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM – Kepala. Komjen. Pol. Dr. Marthinus Hukom menghadiri kegiatan Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) di Bangka Belitung, salah satunya adalah di SMAN 4 Pangkalpinang dalam rangka Mewujudkan Sekolah Bersih Narkoba (BERSINAR).
Dijelaskan oleh Kepala BNN RI, Marthinus Hukom bahwa ada sebanyak 3,33 juta penggunaa narkoba di Indonesia. Sehingga kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 280 juta jiwa, maka artinya ada 1,7 persen.
“Tetapi saya berharap angka ini jangan dianggap kecil, sebab kalau melihat fenomena narkoba, maka jangan sekali-kali menggunakan narkoba dan 1,7 ini sebenarnya justeru bisa mengkerdilkan pemikiran masyarakat menutup perkembangan ekspansi pasar narkoba itu,” ujarnya.
Sehingga hal ini harus mampu merubah sudut pandang. Karena bisa jadi 1.7 persen itu justeru merupakan potensi pasar gelap haram yang digunakan oleh para bandar, pejahat-penjahat narkoba untuk memperkaya diri, mencari keuntungan dan menindas manusia. Apalagi di dalamnya kurang lebih ada 312 ribu remaja Indonesia yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba.
“Oleh karena itu kami mengajak melihat lagi fenomena ini. Bahwa dari 312 ribu anak remaja dengan kisaran umur 15 – 25 tahun yang menjadi korban ini, sebenarnya juga merupakan legesi bangsa ini, pemilik dan pewaris negara ini,”tambahnya.
Banyak juga fenomena-fenomena di beberapa tempat lainnya bahkan penggunannya ada yang masih umur 10 tahun termasuk ada ibu hamil yang menggunakan narkoba. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana kerusakan akan dimunculkan secara fisik, secara moral , secara psikis, ketika seorang ibu hamil menggunakan narkoba apa yang dipikirkan sebenarnya oleh ibu hamil tersebut, sehingga menggunakan suatu yang tidak penting yang jelas dapat mengganggu kerkembangan bayi yang dikandungan. Ini kondisi yang sangat memperhatinkan.
Apalagi hasil peneilitian BNN bahwa orang mulai awal menggunakan narkoba karena berasal dari rasa penawaran. Yakni para remaja ini mempunyai kecenderungan penasaran terhdap hal yang baru. Padahal suatu hal penasaran terhadap yang baru kalau didefinisikan dengan melakukan hal-hal yang positif seperti halnya dilakukan oleh SMAN 4 Pangkalpinang melalui Program Pembelajaran “IKAN” sebagai bagian dari upaya membangun karakter.
Oleh karena itu ia juga meminta dalam rangka memberikan informasi kepada generasi muda khususnya yang masih usia sekolah, maka informasi yang diberikan harus lengkap dengan konsekuensi ancaman jika menggunakan narkoba.
Harus menghindar dari upaya membangun komunitas yang mengarah kepada hal-hal negatif, maka harus terus diberikan pemahaman melalui kegiatan positif seperti membersihkan lingkungan sekolah dari pengaruh-pengaruh penggunaan narkoba. Dengan Kurikulum Intergrasi Anti Narkoba (IKAN) ini harus dapat menjadi semacam buku saku bagi generasi muda agar BERSINAR.
Indikator kedua seorang bisa menggunakan narkoba untuk pertama kali adalah karena terpengaruh dengan ajakan teman sebaya. Kalau seseorang sudah merasa menggunakan narkoba lalu kemudian menjadi bagian yang dari komunitas yang memiliki nilai bahkan menganggap sebagai prestise, padahal itu semuanya adalah bullshit dan propoganda-propaganda.
“Kita mendorong agar para para anak-anak muda kita punya kebanggaan dengan mencapai prestasi-prestasi terbaik secara akademik maupun non akademik. Nilai-nilai baik itu harus dibangun guna membentengi nilai-nilai yang mencoba masuk dari dalam. Dan saya juga minta kepala BNNP Babel punya tanggungjawab besar terhadap episentrum di Babel ini, lakukan resonasi kemana-mana tentang pencegahan narkoba dari sekolah. Kita membangun gelombang resonansi mencapai seluruh remaja Indonesia, jadikan figur-figur anak-anak generasi muda yang memiliki keunggulan menjadi duta-duta di media sosial untuk mengkampanyekan perang melawan narkoba demi Indonesia emas 2045,” harapnya.
Kepsek SMAN 4 Pangkalpinang, Siti Rofiko menyebut bahwa kegiatan ini bukanlah sekedar acara biasa tetapi jodoh yang telah terulis untuk SMAN 4 Pangkalpinang. IKAN sudah menjadi identitas SMAN 4 Pangkalpinang.
“SMAPA Bersinar bukan hanya berkarakter, sinergi, inovatif, aktif, relgius. tetapi juga bersih dari narkoba. Kami menyadari bahwa upaya memerangi narkoba adalah tugas yang berat dan membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Karenanya dari kunjungan bapak kepala BNN pusat ini dapat memberikan semangat bagi bagi Bangka Belitung khususnya SMAPA untuk terus berupaya menciptakan lingkungan seolah yang sehat, aman dan bebas dari narkoba,” tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Babel, Erpawi mewakili Pj.Gubernur Babel juga mengingatkan generasi muda Babel untuk menjauhi dari narkoba. Dan Pemprov Babel juga telah melakukan berbagai upaya preventif dengan menerbitkan peraturan gubernur Babel nomor 55 tahun2021 tentang IKAN pada satuan pemdidikan menengah.
IKAN ini bertujuan untuk mendorong terbentuknya kurikulum inti dalam mencegah oeredaran narkoba, penghargaan nilai dan sikap anti narkoba, menumbuhkan kebiasaan perilaku aktif, mengembangkan kreatifitas dalam memberdakan pemuda bersih narkoba dan melakukan program bersinar yang melibatkan berbagai kegiatan edukatif dan sosialisasi yang dirancang untuk meningkatkan pegetahuan siswa tentang narkoba.
“IKAN ini juga diintegrasikan ke dalam 5 mata pelajaran yakni pendidikan agama, budi pekerti, pendidikan kewarganeragaan , pendidikan jasmani olahraga, kesehatan, biolgi dan kimia. Dikembangkan dengan prinsip penyesuaian perkembangan peserta didik, kebutuhan kompetensi yang bersikan pengetahuan dan keterampilan, hingga kebermanfaatan untuk kepentingan daerah dan nasional dalam menghadapi tantangan global,” terang Erpawi. (*/Tras).