Oleh: Paulus Freddy Krissanjaya (Mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung)
Dalam dunia kerja yang terus berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, tidak bisa dipisahkan dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tentu saja ini menjadi Faktor Utama dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi.
Berbagai Generasi pun telah banyak mewarnai dunia kerja. Mulai dari Silent Generation hingga generasi terakhir saat ini yaitu Alpha Generation. Setiap generasi memiliki karakteristik, keunggulan, serta tantangan tersendiri dalam menghadapi perubahan industri yang semakin cepat. Dan opini kali ini hendak membahas sekaligus mengajak para pembaca agar dapat membandingkan setiap generasi yang ada ditempat kerja masing-masing. Kemudian dapat meningkatkan kualitas, cara kerja efektif & efisien, dan menentukan strategi sejak awal (Perencanaan, Recruitmen & Seleksi).
Menurut Erwin Parungkuan dan Becky Tumewu dalam Buku “Generation Gap(less): Seni Menjalin Relasi Antargenerasi” bahwa ada fenomena kesenjangan antar generasi (generasi gap) yang semakin relevan di dunia kerja saat ini. Bahkan bila ada 4 generasi di dalam 1 perusahaan yang berkolaborasi, maka sangatlah penting untuk memahami perbedaan karakteristik dan gaya komunikasi masing-masing generasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif. Namun pada kenyataannya, seringkali keberagaman ini menghadirkan dinamika yang kompleks dan memunculkan pertanyaan penting bagi kita. Lalu sejauh mana dampaknya dan apa solusi nya agar perbedaan generasi ini dapat ditempatkan secara efektif dalam dunia kerja. Berikut ini adalah ringkasan 4 (empat) Generasi Usia Produktif ditempat kerja (berdasarkan jumlah; kekurangan & kelebihan), sbb:
1. Generation X (1965-1980) berjumlah 59,12 juta/21,88% penduduk dunia
• Kelebihan: Mandiri, adaptif, seimbang antara kehidupan kerja dan pribadi
• Kekurangan: Skeptis, kurang percaya pada otoritas, cenderung individualistis
2. Generation Y/Millenial (1981-1996) berjumlah 69,9 juta/25,87% penduduk dunia
• Kelebihan: Melek teknologi, kolaboratif, berorientasi pada tujuan
• Kekurangan: Kurang sabar, membutuhkan pengakuan instan, cenderung idealis
3. Generation Z (1997-2012) berjumlah 75,49 juta/27,49% penduduk dunia
• Kelebihan: Digital native, kreatif, multitasking, cepat belajar
• Kekurangan: Rentan terhadap stres, kurang fokus, membutuhkan umpan balik berkelanjutan
4. Generation Alpha (>2013) berjumlah 29,9 juta/10,88% penduduk dunia
• Kelebihan: tumbuh dengan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan realitas virtual (VR)
• Kekurangan: Sangat bergantung kepada Teknologi; Malas bergerak (Mager)
Lalu apa Solusi untuk mengelola SDM Lintas Generasi ini? Untuk mengubah tantangan menjadi peluang, maka Organisasi perlu menerapkan strategi, sbb:
1. Komunikasi Efektif/Hubungan Industrial
Hal ini penting dilakukan agar saluran komunikasi yang beragam mulai dibangun antar 4 Generasi tersebut. Contoh: membiasakan menggunakan email; media social; pertemuan tatap muka; serta platform kolaborasi online. Kemudian mendorong komunikasi secara terbuka dan saling menghargai satu dengan yang lain.
2. Pelatihan & Pengembangan
Hal ini penting dilakukan dengan menyediakan pelatihan awal lintas generasi dengan cara memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan keterampilan antar generasi serta mengembangkan program mentoring dan coaching.
3. Kebijakan yang Inklusif
Kebijakan yang tanpa membeda-bedakan agar tercipta lingkungan kerja yang fleksibel. Contoh yang sedang hangat adalah Work From Anywhere (WFA) & Work From Home (WFH). Lalu terapkan juga kebijakan yang menghargai perbedaan. Agar hal ini menjadi budaya organisasi yang sehat dalam membangun dan memeliharanya demi kepentingan bersama.
4. Kepemimpinan Adaptif
Gaya kepemimpinan yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan situasi yang baru agar mampu memahami dan mengelola keberagaman tiap generasi serta mendorong memiliki gaya kepemimpinan yang kolaboratif dan partisipatif. Tentu ini akan berkaitan erat dengan tujuan dari Manajemen Kinerja di masing-masing organisasi/perusahaan.
5. Peran Mentorship & Reverse Mentoring
Menjelaskan secara sederhana bahwa konsep dan manfaat signifikan dari keduanya adalah transfer pengetahuan, keterampilan dan kebijaksanaan organisasi dari berbagai kelompok usia serta reverse mentoring dimana karyawan yang lebih muda yang mahir teknologi dapat membimbing kolega yang usianya lebih tua dapat belajar tentang teknologi terbaru, tren digital dan perspektif kontemporer. Terlebih dapat membantu mengelola data karyawan, recruitmen, pelatihan dan administrasi SDM lainnya.
Kesimpulan
Mengelola perbedaan generasi di tempat kerja memang menghadirkan tantangan, tetapi juga membuka peluang besar. Dengan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik setiap generasi dan penerapan strategi yang tepat, maka organisasi dapat menciptakan SDM dilingkungan kerja yang harmonis, produktif, dan inovatif. Keberagaman generasi ini adalah aset berharga yang dapat mendorong pertumbuhan dan kesuksesan organisasi di era digital ini. Keberagaman generasi, jika dikelola dengan bijak, bukan sekedar menjadi tantangan saja, melainkan menjadi Asset Strategis untuk membangun SDM-SDM berkualitas yang dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. (*)