Oleh: Muhamad Zen
SEBUAH penghargaan pantas disematkan kepada seorang pemimpin yang dinilai dari kebijakan yang pernah dibuat.
Apakah telah memenuhi harapan masyarakat sesuai janji yang diucapkan atau masih perlu terus dibangun lagi?
Logika pelayanan kepada masyarakat menjadi tolak ukur untuk sebuah penilaian terhadap kinerja penyelenggara pemerintah.
Tak terasa sebentar lagi jabatan Wali Kota Pangkalpinang akan berakhir, tepatnya pada bulan November 2023 mendatang.
Tentunya selama lima tahun menjabat sebagai Wali Kota Pangkalpinang, banyak sejarah yang telah terukir dan dilukiskan oleh seorang wali kota di atas kanvas Kota Pangkalpinang yang dijuluki Kota Beribu Senyuman.
Jejak digital dari sejarah yang pernah dilukiskan selama lima tahun menjabat Wali Kota Pangkalpinang telah terekam dan tersimpan rapi dalam ingatan masyarakat Kota Pangkalpinang.
Tentunya masyarakat mempunyai penilian tersendiri dengan menghadirkan seribu senyuman, maka dengan mudah akn dikenang nantinya.
Bukan rahasia lagi kalau penilaian wajar tanpa pengecualian mewakili warna yang telah dilakukan selama lima tahun ini.
Walau banyak juga masyarakat belum menjadikan WTP sebagai keberhasilan yang mereka jadikan patokan.
Wakil rakyat sebagai representasi dari masyarakat seharusnya juga berani membuat penilaian yang objektif dan berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan selama ini.
Jika ada kebijakan yang baik dan berhasil, bolehlah dipuja puji oleh wakil rakya. Akan tetapi, wakil rakyat juga harus bisa mengkritik dan memberikan masukan untuk program atau kegiatan yang perlu diperbaiki dan diluruskan.
Wakil rakyat jangan hanya pandai memuji saja, yang nantinya hanya terkesan pembasah bibir (lips service).
Misalnya ada wakil rakyat yang memuji atau memberi penilaian lebih kepada walikota terkait pembangunan Masjid Kubah Timah, maka hal itu boleh-boleh saja, tetapi akan lebih bagus jika disertai pandangan dan uraian yang mampu mencerahkan masyaraat.
Rupa kota cantik yang dibangun dengan falsafah kedaerahan, tentu akan mengukir sejarah tersendiri bagi masyarakat dimasa mendatang.
Jangan terlalu terpana dengan sesuatu yang sedang trend di luar, sehingga bisa melupakan kearifan lokal yang mungkin bisa lebih kaya dan lebih menarik dibandingkan trend luar.
Asal kita mau menggali, tentu akan didapat ciri khas daerah yang lebih mumpuni.
Selamat purnakarya Pak wali, masih banyak tugas yang harus dikerjakan dan masih banyak cita-cita atau harapan masyarakat Pangjkalpiinang yang belum tersalurkan.
Namun, kerja lima tahun ini setidaknya sudah ada lukisan yang mengiasi dinding-dinding Kota Pangkalpinang, yang akan terus bersolek lima tahun kedepan. (*)