MENTOK, TRASBERITA.COM–Jelajahi Keindahan Aksara Jawi atau Arab Melayu dan juga di Bangka lebih familiar dengan penyebutan Arab Gundul.
Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) Komda Sumatera dan Kalimantan melalui program Dana Indonesiana melaksanakan pelatihan aksara Jawi di MA IT Bina Insan Cendikia Mentok, Senin (17/3/2025) bersama Suryan Masrin, S.Pd.I sebagai narasumber dan Age Indah Pertiwi sebagai moderator.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Acara dipandu oleh Kenzo sebagai pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembuka kegiatan oleh kepala MA IT, Ratna Wardani.
Dalam sambutannya, Ratna sangat mengapresiasi kegiatan ini, apalagi ini kali pertama dilaksanakan pelatihan aksara Jawi ini.
Sekedar pengantar, bahwa orang tua-tua dahulu sebelum adanya aksara latin sudah terbiasa dengan Jawi atau arab Melayu, baik dalam mempelajari kitab-kitab ataupun pada surat-menyurat.
Ratna berharap agar para peserta mengikuti pelatihan ini dengan serius dan semangat.
Selanjutnya kegiatan diserahkan oleh pembawa acara ke moderator Age Indah Pertiwi sebagai moderator lansung memandu jalannya pelatihan, diawali dengan membacakan curriculum vitae narasumber, yakni Suryan Masrin.
Kemudian acara lansung di handle oleh Suryan Masrin sebagai narasumber dengan menampilkan slide materi pelatihan.
Mulai dari paparan sejarah singkat aksara Jawi, Islam masuk ke Nusantara dan Bangka, hingga perkiraan hadir dan munculnya aksara Jawi di Pulau Bangka.
Selanjutnya dikenalkan huruf-huruf aksara Jawi dengan beberapa gaya penulisan, berikut dengan penulisan contoh vokal bunyi ‘a’, ‘i’, dan ‘u’.
Lanjut dengan praktik menulis dari latin ke Arab Melayu dan dari Arab Melayu ke latin. Terakhir praktik membaca kitab berbahasa Arab Melayu.
Tampak antusias para peserta yang mengikuti kegiatan ini.
Walaupun dengan waktu yang singkat, setidaknya para peserta sudah mengenal apa itu aksara Jawi atau Arab Melayu.
Semoga ke depan ketertarikan generasi mudah terhadap aksara Arab Melayu semakin tumbuh, apalagi sebagai seorang Melayu yang sebenarnya harus tahu dan mencintai warisan di masa lalu. (Tras)