Pakar Ekonomi Ini, Nilai Ekonomi Babel Tak Baik Baik Saja, Sampai Kaget Berita Viral Investor Mau Dirikan Pabrik Olahan Timah di Batam

Laporan : Yulia

PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM – Dosen Program Studi Ilmu Management Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, Nizwan Zukhri menili selama ini, pembangunan sektor ekonomi di Babel justeru masih berdasarkan siklus tertentu. Sehingga ketika timbul permasalahan di salah satu sektor misalnya pertambangan, maka seakan tidak siap, meskipun sudah mulai melirik ke sektor-sektor lainnya.

Bacaan Lainnya

“Bahkan ketika beberapa waktu lalu ada keinginan untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu lokomotif perekonomian daerah, namun nyatanya setengah berjalan justeru tidak dilanjutkan bahkan seakan-akan kehilangan arah dan masih setengah hati,” sebutnya saat ditemui, Senin,(13/05/2024).

Diakui Nizwan Zukhri, disatu sisi memang ketergantungan terhadap sektor pertambangan di Babel tetap tinggi dan tetap dianggap sebagai penopang utama perekonomian di daerah. Namun seriring dengan terungkapnya kasus kejahatan korupsi pertambangan timah 271 triliun yang mengejutkan publik tingkat nasional bahkan internasional, maka seharusnya hal ini juga dijadikan pelajaran bagi semua pihak termasuk pemerintah daerah maupun nasional untuk segera melakukan perbaikan tata kelola sektor tambang ini, dan perbaikan tersebut tidak boleh hanya bersifat temporer.

Babel membutuhkan langkah-langkah perbaikan mendasar yang memang sifatnya untuk jangka panjang bukan lagi jangka pendek, karena hal ini akan saling berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang membutuhkan kepastian dalam mendapatkan lapangan pekerjaan atau sumber penghasilan, sehingga tidak cenderung menambah tingginya angka pengangguran di Babel hingga menimbulkan konflik sosial lainnya yang dikhawatirkan akan lebih kompleks.

“Publik pun bisa mendengar dan melihat yang tampak terang salah satunya terjadinya PHK kepada ratusan karyawan akibat dari penutupan beberapa perusahaan smelter timah di Babel oleh Kejaksaan Agung RI karena tersangkut kasus korupsi tata kelola tambang periode 2017 – 2022. Walaupun sebenarnya masalah pengangguran ini juga terjadi akibat beberapa hal lainnya selain di sektor tambang,” sebutnya.

Oleh karena itu kata dia, hal-hal semacam ini perlu segera diantisipasi dan di renovasi oleh pemeritah dan pemangku kepentingan terkait lainnya dengan langkah-langkah yang lebih inovatif termasuk dalam tata pengelolaan tambang dan sektor lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembuat kebijakan tentu harus serius untuk mengatasi permasalahan ini, walaupun berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Babel pada Februari 2024 sebesar 3,85 persen, turun sebesar 0,04 persen poin dibandingkan dengan Februari 2023. Angka TPT Bangka Belitung berada di bawah TPT Nasional yaitu sebesar 4,82 persen. TPT Babel merupakan 14 terendah dari 38 Provinsi pada level Nasional.

Meskipun secara data mungkin sederhananya bisa menyenangkan hati karena data tingkat pengangguran dan persentase penduduk miskin di Bangka Belitung termasuk rendah, tetapi kalau ini tidak diantisipasi, maka tidak tertutup kemungkinan hal ini akan menimbulkan rentetan persoalan yang kaitannya dengan masalah-masalah sosial lainnya.

“Persoalan ini harus mendapatkan perhatian serius misalnya dengan mencari alternatif sektor lainnya, tapi ya tentunya tadi juga harus digarap lebih serius dan maksimal bukan berdasarkan siklus walaupun mungkin kita juga tidak bisa meninggalkan sektor timah,” lanjutnya. (Tras)

Nizwan Zuhri mengaku, dirinya juga sempat terkejut hingga mendapatkan berbagai pertanyaan dari sejumlah pihak melalui via whats`up (WA) terkait pemberitaan akan dibangunnya salah satu perusahaan smelter timah di Kota Batam oleh salah satu pengusaha nasional dengan investasi yang cukup besar.
”Saya pas baca, awalnya agak kaget juga, sampai teman-teman lainnya banyak juga menyampaikan hal yang sama,” sebut Nizwan.
Menurut Nizwan hal viralnya pemberitaan tersebut di berbagai media masa cetak maupun elektronik, tentunya akan menimbulkan pertanyaan bagi public khususnya di Babel, apalagi di tengah kondisi pengelolaan sektor pertimahan dan berimbas kepada perekonomian Babel yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
“ Pastilah publik akan bertanya kok bangun smelter timahnya di Batam, kenapa tidak di Babel, bahkan investasinya juga hingga 400 miliar. Tapi semua kita kembalikan ke para pihak, barangkali kalau memang mereka punya alasan yang jelas sehingga mengalokasikan ke sana (Batam) ya silahkan saja, tetapi kalau ternyata tidak ada hambatan dari kita untuk mereka berivestasi di Babel, maka ini tentunya patut dipertanyakan, apalagi nanti kalau bahan bakunya malah diambil dari Bangka Belitung,” tambahnya.
Termasuk dengan adanya rencana untuk melakukan perubahan susunan pengurusan di tubuh BUMN PT.Timah Tbk sebagaimana hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS) beberapa waktu lalu, maka diharapkan dapat memberikan energi baru di tubuh BUMN tersebut sekaligus untuk mendukung pemulihan yang lebih sehat dari segi investasi di daerah serta meningkatkan perekonomian daerah.

Pos terkait