Pandemi Covid19 Bikin Sensi dan Seksi, Begini Penjelasan Sekda Babel Naziarto

Sekda PProvinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr Naziarto (tengah), saat menjadi narasumber pada program Ruang Kemudi (Rukem) di Studio BN Radio, di Jalan Bukit Kuala Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu (4/12/2021). (ist)

BANGKA, TRASBERITA.COM — Pandemi Covid19 yang sudah berjalan hampir dua tahun ini memang membuat sensi dan seksi, bagi sebagian masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Bangka Belitung.

Bahkan, Sekda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dr Naziarto, menyebutkan selain sensi dan seksi, Pandemi Covid19 ini juga bisa menjadi horor dan honor.

Alasannya, kata Sekda Naziarto, hampir semua persoalan masyarakat, maupun kebijakan serta program dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Kota dan Kabupaten, seakan terfokus pada pengendalian virus Covid19.

“Ibaratkan seorang gadis cantik, maka semua mata akan melirik mulai dari wajah, rambut sampai bentuk tubuh akan menjadi perhatian. Begitulah yang kita alami sepanjang pandemi ini. Semua lapisan masyarakat mengkaitkan seluruh persoalan aktivitas dengan kondisi pandemi ini,” jelas Sekda Naziarto, saat mengjadi narasumber pada acara Ruang Kemudi (Rukem) di Studio BN Radio, di Jalan Bukit Kuala Sungailiat Kabupaten Bangka, Sabtu (4/12/2021).

Diakui Sekda Naziarto, yang akrab disapa Bang Naziarto ini, pandemi covid19 juga menjadi horor dan honor.

Disebut horor, karena mampu membuat masyarakat dunia termasuk Bangka Belitung, ketakutan saat virus corona ini mulai merebak bulan Maret 2019 lalu.

Hampir semua akvitas sosial, ekonomi bahkan politik terhenti, akibat ketakutan terhadap virus corona yang mengganas pertengagan tahun 2019.

“Bahkan sejumlah himbauan dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah juga membuat masyarakat khawatir. Kondisi ini telah mampu membuat aktivitas sosial maupun ekonomi terganggu. Meski untok di Babel kondisi horor ini tidak berlangsung lama,” ungkap Bang Naziarto.

Pandemi Covid19 juga menjadi honor. Dibeberapa tempat, kata Sekda Naziarto, pandemii covid19 dijadikan alasan bagi sebagian aparat birokrasi dan pelayan publik untuk mengejar honor.

Bahkan, beberapa kasus di luar Babel, pelayanan publik di masa pandemi tidak berjalan mulus, karena honor yang menjadi pemicu semangat pelayan publik terlambat keluar.

Hal inilah, kata Bang Naziarto, seni memimpin para kepala daerah maupun stakeholder terasah.

Bagaimana mengelolah angggaran daerah agar mampu digunakan secara maksimal untuk mengatasi penyebaran covid19, sekaligus tetap mampu membangun daerah masing-masing, serta mampu mengatur para pelayan publik tetap bersemangat bekerja, tanpa menjadikan honor sebagai tujuan pengabdian.

“Dalam situasi seperti ini, empat pilar kebangsaan, yakni pemerintah daerah, Polri, TNI dan masyarakat harus bersinergi menciptakan suasana yang kondusif, jangan sampai kondisi pandemi menjadi horor bagi masyarakat kita. Dan juga tidak menjadikan kondisi ini sebagai ajang mengejar honor oleh para pelayan publik kita,” tukas Bang Naziarto..

Untuk di Bangka Belitung sendiri, diakui Bang Naziarto, kebijakan dan program terkait antisipasi pandemi coviid19 sudah berjalan sesuai koridor dan peraturan yang berlaku.

Selain menjalankan perintah dan arahan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Beliitung beserta Pemda Kabupaten dan Kota membuat kreativitas dalam rangka ikut menanggulangi penyebaran Covid19.

Dijelaskan Naziarto, akibat covid19 ini otomatis banyak sektor-sektor yang terikut imbas, bukan hanya di Bangka Belitung saja, tetapi juga dialami 34 provinsi dan 514 kabupaten kota se Indonesia.

Disini, Pemerintah Pusat maupun daerah seakan ditantang, meski dunia sedang menghadapi serangan covid19, namun kebijakan yang dibangun oleh pemerintah harus mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Untuk itulah, kata Naziarto, sangat tergantung pada seni mengolah data, anggaran maupun sumber daya manusia (SDM).

Setiap pemangku kebijakan, dituntut kreatifitas dalam mensiasati SDA dan SDM yang ada, supaya kondisi kebijakan yang diambil dengan adanya kondisi covid19 ini tetap memberi ruang kesejahteraan dan ruang kreatifitas masyarakat.

“Jika pemangku kebijakan tidak bisa memobilisasi kehidupan masyarakat sehari-hari dan tidak bisa mensiasati tantangan yang dihadapi, maka yang terjadi adalah kevacuman di tengah-tengah kebijakan yang diambil. Kondisi ini banyak terjadi saya lihat beberapa daerah,” tukas Naziarto.

Namun demikian, Naziarto bersyukur bahwa di Bangka Belitung tidak terjadi kevacuman sosial, maupun ekonomi. Dengan pendisiplinan protokol keseharan, semua aktivitas pembangunan masih bisa berjalan normal.

“Alhamdulillah kalau di Bangka Belitung kelihatannya berjalan dengan baik. Meski dalam suasana yang tidak normal seperti biasanya, namun aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat masih bisa berjalan. Ini tandanya para pemangku kebijakan di Babel, mampu mengolah SDA maupun SDM yang ada,” jelas Bang Naziarto.

Hal serupa juga diakui oleh Ketua Indonesia Bekerja (Inaker) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Aboul A’la Almaududi SH.

Menurut Bang Aboul, sapaan akrab Ketua Inaker Provinsi Babel ini, spanjang pengamatan dan kajian Inaker Babel, aktivitas masyarakat di Bangka Belitung tetap berjalan normal, meski pandemi covid19 juga menghampiri Bangka Beliitung.

Kondisi ini terjadi, kata Bang Aboul, karena kepiawaian pemangku kebijakan di Babel yang mampu mengolah persoalan covid19 ini menjadi solusi, yang bisa diterima oleh masyarakat.

“Bahkan kami dari Inaker melihat, masyarakat kita cepat beradaptasi terhadap pandemi covid19. Aturan ataupun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah, bisa diikuti oleh masyarakat,” tukas Bang Aboul, yang juga menjadi narasumber pada acara Rukem di BN Radio 90.5 FM, bersama Sekda Provinsi Kepulauan Babel Dr Naziarto.

Justru, kata Bang Aboul, kehadiran pandemi covid19 ini perlu disyukuri.

Alasannya, dengan adanya covid19 ini, sisi positifnya, masyarakat Babel lebih perduli terhadap kebersihan diri maupun lingkungan.

“Termasuk sikap gotong royong yang sebelumyna mulai menghilang di tengah masyarakat Babel, kini mulai bangkit kembali. Sebagai orang Melayu, Babel sebenarnya sangat kental dengan budaya gotong royong. Namun beberapa tahun sebelum covid sempat tegurus. Tetapi sekarang mulai bangkit lagi,” tambah Naziarto.

Saat ditanya apa yang harus dilakukan dengan maraknya informasi terkait virus baru yang bernama Omicron, baik Sekda Babel maupun Ketua Inaker Babel ini, sepakat meminta semua masyarakat Babel untuk tetap waspada dan disiplin dalam menjaga dan menjalankan protokol kesehatan.

“Meski baru informasi saja. Namun saya menghibau masyarakat untuk waspada dan mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah, sehingga kita sama-sama bisa mengantisipasi horor yang baru lagi,” tukas Bang Naziarto. (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *