Pantai Bembang, Trip Perdana Komunitas Touring Babel di Tahun 2022 Ini

Pulau Bangka. (ist)

Penulis: Ian Sancin
BANGKA, TRASBERITA.COM — Pantai Bembang akan menjadi lokasi trip perdana Komunitas Touring Babel di tahun 2022 ini.

Tidak salah jika tour yang akan dilaksanakan Sabtu-Minggu (8-9/1/2022) ini dinamai “Tour de Bembang.

Bacaan Lainnya

Dipilihnya Pantai Bembang, karena wilayah ini merupakan salah satu pantai yang bagus di wilayah utara bagian barat Pulau Bangka.

Banyak orang Bangka sendiri belum pernah ke Pantai Bembang ini. Selain pantai Bembang tentu banyak pantai lainnya.

Semua pantai di Bangka Belitung memiliki keindahan tersendiri, karena satu sama lain mengandung kelebihan dan kekurangannya.

Ada kalanya bebatuan, pasirnya yang berbeda, ada pula dera ombaknya yang tak serupa, juga tumbuhan dan lanskapnya yang menarik.

Perbedaan itu memberikan sensasi tersendiri ketika kita sudah berada di lokasi. Kenangan terindah, foto selfi abadi, serta sensasi yang membangkitkan gairah semangat karena bersatu dengan alam, adalah raihan dari setiap kegiatan trip ke pantai di Bangka Belitung.

Tak semata raihan pengalaman batin yang bisa dimiliki dari peserta tour, namun visi eksploring guna membantu perkembangan pariwisata di Bangka Belitung menjadi salah satu semangat anggota touring, bahwa legasi adalah bagian dari tanggungjawab bersama untuk negeri.

Legasi itu dikerjakan secara bersama, penuh keakraban, dewasa, kekeluargaan, merdeka, adalah bagian dari semangat yang terus terbangun antar anggota Komunitas Touring Babel.

Selain tour ke Pantai Bembang yang merupakan titik akhir dari trip, pserta touring rencananya bakal singgah di Kampung Kacung dan Kampong Aik Nyatoh.

Di dua Kampong ini jarang terdengar karena potensinya belum tereksplor secara meluas.

Kali ini, Touring Babel memiliki waktu dan kesempatan berkunjung ke sana.

Kampong Kacung salah satu sentra perajin “songkok resam” di Bangka.

Salah satu buah karya tangan yang merupakan kebanggaan orang Bangka Belitong karena terbuat dari “pulok” tumbuhan paku resam yang sekarang mulai langka.

Zaman dulu, resam di Bangka Belitung dijadikan sebagai bahan pokok untuk membuat dinding “siro” yaitu alat perangkap ikan di pantai, bubu ikan di sungai, “tekalak” burung di hutan, serta salah satu bahan penahan untuk bilah atap rumbia.

Pasalnya, tumbuhan ini semakin langka maka semua alat itu sudah tiada lagi digunakan.

Namun saat ini, resam hanya bertahan untuk membuat songkok saja.

Barangkali ini pun mungkin juga akan hilang, karena saat ini resam sangat langka akibat dari hutan tempat habitat tumbuhnya rumpun resam sudah kian habis terambah oleh perkebunan besar kelapa sawit dan kegiatan pertambangan timah.

“Kampong Aik Nyato” yang oleh orang saat ini menyebutnya Desa Air Nyatoh, sungguh nampak penyebutan itu menghilangkan kesan kearifan lokalnya.

Kampong Aik Nyato merupakan kampung nelayan yang mengutamakan menangkap khusus ikan teri.

Ikan teri dari kampong ini sangat bagus karena pengolahannya yang alami serta pengerjaannya ketika ikan yang didapat masih dalam keadaan segar.

Ikan teri dijaring malamnya dan pagi sekali teri itu langsung diolah; direbus dengan garam, ditiriskan lalu jemur, jika cuaca panas maka sorenya sudah kering.

Pada musim barat ini teri yang dihasilan akan sedikit berbeda dari musim timur.

Di musim barat angin bertiup kencang, hujan banyak, serta gelombang pasang tinggi, ikan ikan teri yang biasanya lebih kecil ukurannya sering disebut “teri nasi” karena putih dan kecil seperti nasi, kini terinya lebih besar.

Namun pengolahannya tetap sama. Soal rasa tentu saja itu perihal selera.

“Tour de Bembang” yang merekam kunjungan ke sentra ekonomi perajin songkok resam di Kacung juga sentra produksi teri di Aik Nyato bakal tercatat sebagai trip perdana dari Touring Babel yang nantinya bakal menjadi legasi bagi anggota pesertanya.

Para peserta tour dari seluruh kota kota di Bangka berangkat bareng dari Puding Besar, Sabtu pukul 08.00 WIB. Semua peserta harus tiba di titik kumpul sebelum jam tersebut.

Persiapan bekal seperti biasanya; Jaket, jas hujan, makanan dan minuman, obatan pribadi, uang saku, surat surat kendaraan serta sehatnya kendaraan (ban, olie, rem), dan lainnya. Salam Touring Babel. (tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *