Editor: Bangdoi Ahada
BANGKATENGAH, TRASBERITA.COM – Setelah beberapa kali gagal menggarap Laut Dusun Tanah Merah Desa Baskara Bakti Kecamatan Namang Bangka Tengah, sebulan terakhir ini PT Timah Tbk mulai menyusun kembali rencana menambang pasir timah di lokasi tersebut.
Hanya saja, ada kabar oknum mitra PT Timah yang ingin memonopoli penguasaan wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah itu.
“Kalo kami tidak keberatan banyak perusahaan yang menambang disini. Yang penting jelas dan transparan. Jangan masyarakat di sini nanti dibohongi,” ujar Pong, warga Dusun Tanah Merah, saat ditemui tidak jauh dari Masjid Tanah Merah, Senin (3/2/2025).
Isu monopoli mencuat lantaran rencana kerja tambang laut Tanah Merah ini hanya melibatkan satu mitra PT Timah.
Untuk meloloskan rencana monopoli ini, oknum Mitra PT Timah tersebut menggunakan tangan Aparat dan Lembaga Negara dalam meloby PT Timah Tbk.
Oknum mitra ini ingin memonopoli kegiatan penambangan tersebut yang tidak ingin melibatkan banyak mitra PT Timah lainnya.
“Kami senangnya banyak CV yang ikut di sini. Tapi, ya tadi harus terkoordinasi dan memberi manfaat kepada masyarakat di sini. Kalo monopoli, kami kwatir justru hanya menguntungkan orang atau lembaga tertentu, sementara warga akhirnya juga dibohongi,” timpal Man, warga lainnya sembari menyeruput air es.
Pada kesempatan sama, Kepala Dusun Tanah Merah Jali juga menyuarakan harapannya agar lebih dari satu mitra PT Timah dapat beroperasi di wilayah tersebut.
Menurutnya, keterlibatan banyak mitra akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi desa.
“Tidak masalah banyak mitra yang beroperasi, asalkan semuanya dapat memberikan kontribusi nyata kepada desa, dan setiap mitra bisa memenuhi keinginan warga desa,” ujarnya.
Jali berpendapat, semakin banyak mitra yang dilibatkan, maka kontribusi terhadap desa, termasuk dalam bentuk kompensasi, akan semakin besar dan dapat mengakomodasi keinginan masyarakat secara lebih luas.
Namun, pandangan berbeda datang dari Rustam, salah satu warga, yang lebih mendukung kehadiran satu mitra saja. Ia menilai keterlibatan satu mitra akan mempermudah pengelolaan dan pengawasan.
“Jika banyak mitra (CV), kami tidak tahu bagaimana aturan masing-masing mereka. Tapi walaupun nanti banyak CV, cukup satu pintu yang pegang aturan, istilahnya seperti ketua kelas, nanti kita bekerja bersama-sama,” jelas Rustam.
Pro dan kontra ini terus menjadi topik diskusi di kalangan masyarakat, yang berharap agar kegiatan penambangan segera dimulai namun tetap berjalan sesuai dengan kepentingan bersama.
Sementara itu, emak-emak yang sempat berkumpul mengatakan mereka minta aktivitas tambang segera dilaksanakan. Namun harus tetap kondusif dan mengikuti kesepakatan yang telah disetujui antara para mitra masyarakat.
“Kami lah letih bekerja Pak. Hasilnya begini-begini sajalah. Siapa tahu dengan adanya aktivitas tambang disini, bisa memberiikan kelancaran ekonomi kami disini,” tukas Sum.
Selain minta konpensasi dari hasil tambang, para emak-emak ini juga minta dilibatkan dalam aktivtas pertambangan pasir timah nantinya di laut Tanah Merah Desa Baskara Bakt.
“Misalnya nanti kami dilibatkan masak-masak untuk makan para pekerja ponton,” timpal Mar.
Masyarakat berharap penambangan timah di perairan Baskara Bakti nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan tanpa menimbulkan konflik berkepanjangan di tengah masyarakat. (tras)