Oleh : Dato’ Akhmad Elvian, DPMP
Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
DALAM perjuangan melepaskan diri dari belenggu penjajahan di Pulau Bangka, tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, akan tetapi peran perempuan Bangka sangat tangguh. Saudara perempuan Depati Amir, Ipa dan Sena serta Imoer, istri Depati Amir akibat perlawanannya ditahan pasukan Belanda dan kemudian ikut dihukum buang ke Keresidenan Timor.
Selanjutnya dalam Laporan kolonial Belanda tertanggal 17 Januari 1851, Nomor A/19, diketahui bahwa, wanita dan anak-anak sekitar 50 orang dari daerah Mapur ikut berperang. Selanjutnya berdasarkan surat dari wakil Administrateur Belanda, C. Van Schukman yang ditujukan kepada Administrateur di Pangkalpinang, tertanggal, Sungailiat 19 Agustus 1850, Nomor 22, ternyata Depati Amir memiliki orang kepercayaan di pasukannya bernama Moenam, seorang wanita yang bermarkas di wilayah Kanda dekat Depak. (*/Tras).
Selamat Hari Kartini, 21 April 2025