Oleh: Dato’ Akhmad Elvian, DPMP, CECH
Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.
Pada akhir kekuasaan Inggris di pulau Bangka Tahun 1816 Masehi, tercatat sekitar 2.528 orang pekerja Timah di pulau Bangka. Sementara itu kondisi penduduk pulau Bangka berdasarkan data dari residen Inggris untuk Palembang dan Bangka M.H. Court, pada Tahun 1816 atau diakhir masa kekuasaan Inggris atau pada tahun awal masa kekuasaan Hindia Belanda di pulau Bangka Tahun 1817 Masehi, dijelaskan bahwa, jumlah penduduk pulau Bangka sebesar 13.413 jiwa, terdiri dari Bankanesen (pribumi Bangka) sebesar 5.751 jiwa, Melajen (Melayu) sebesar 3.011 jiwa dan Chinesen (China) sebesar 4.651 jiwa.
Pada Tahun 1848 Masehi Dalam tabel statistik (statistische verhaltnisse) Franz Epp,(tabel terlampir) tentang penduduk pulau Banka (data disusun pada tahun awal perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin oleh Depati Amir), memuat data tentang penduduk yang tinggal di pulau Bangka berjumlah 41.246 jiwa.
Bila dibandingkan data penduduk dari residen Inggris untuk Palembang dan Bangka M.H. Court, atau data pada masa akhir kekuasaan Inggris Tahun 1817 Masehi dengan jumlah penduduk pulau Bangka pada waktu itu sebesar 13.413 jiwa, dengan data dari tabel statistik (statistische verhaltnisse) Franz Epp pada Tahun 1848 Masehi dengan jumlah penduduk sebesar 41.246 jiwa, berarti telah terjadi peningkatan jumlah penduduk di pulau Bangka sebesar 27.833 jiwa atau 67,48 persen selama rentang waktu 31 tahun.
Selanjutnya Berdasarkan volkstelling atau sensus yang dilakukan pemerintah Kolonial Belanda pada Tahun 1920 Masehi, keseluruhan penduduk pulau Bangka berjumlah 154.141 orang (termasuk orang Eropa), yang menarik bahwa perkembangan jumlah penduduk orang Tionghoa (peranakan) di pulau Bangka mencapai 67.398 orang atau meliputi 44,6 persen dari jumlah penduduk pulau Bangka. Dari 67.398 orang Tionghoa di pulau Bangka, sebesar 10.653 orang tinggal di Pangkalpinang atau meliputi hampir 68,9 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Pangkalpinang yang berjumlah 15.666 orang (termasuk orang Eropa).
Semakin besarnya jumlah orang Tionghoa di Pangkalpinang terutama setelah proses perkawinan campuran dengan pribumi Bangka dan dengan orang Melayu yang melahirkan orang Tionghoa Peranakan dan pertambahan jumlah penduduk orang Tionghoa juga disebabkan oleh kedatangan gelombang pekerja tambang lainnya baik dari daratan Cina maupun perpindahan orang Tionghoa dari distrik lain di pulau Bangka ke Pangkalpinang, terutama setelah Pangkalpinang menjadi ibukota Keresidenan Bangka. (*)
*)Disarikan dari buku Kampoeng di Bangka Jilid III, tentang Kampung Unik Kampung Besi (Thiatpu), Akhmad Elvian, Juli 2020