Petani Desa Paya Benua Ikut Program Sekolah Lapang, Ternyata Ini Alasannya!

Gustiawan ketua Gapoktan desa Paya Benua (kiri) bersama Ir. Judy Asesor sektor pertanian (kanan). (ist)

MENDO BARAT, TRASBERITA.COM – Gabungan Kelompok Tani Benua Cemerlang dan Penyuluh Pertanian Lapangan melalui Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung menggelar sosialisasi Sekolah Lapang (SL).

Kegiatan ini dilakukan untuk  masyarakat petani yang tergabung dalam beberapa Kelompok Tani (Poktan), di Desa Paya Benua, Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka, Rabu (6/7/2021) malam.

Bacaan Lainnya

Sebagaimana diketahui, bahwa Sekolah Lapang untuk sektor pertanian ini merupakan salah satu kegiatan sekolah non formal yang tercantum dalam program nasional yang disebut dengan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP).

Sekolang Lapang ini juga dikenal sebagai program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten.

Program ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras sesuai program Nawacita Pemerintah Indonesia, yakni mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan mengedepankan sektor pertanian.

Pelaksanaan sosialisasi Sekolah Lapang IPDMIP dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bagi masyarakat petani di Desa Paya Benua ini, dirancang untuk mengenal program tersebut demi menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan serta kesadaran para petani dalam memanfaatkan lahan-lahan usaha pertanian secara produktif.

Program nasional ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar Desa Paya Benua.

Menurut Ketua Gapoktan Gustiawan, program yang bersinergi dengan kelompok-kelompok tani (Poktan) ini, ditujukan untuk menciptakan ketahanan pangan dalam jangka panjang.

Caranya, dengan menanam padi ladang yang dilaksanakan masyarakat petani yang masih menggunakan adat lama dan belum tersentuh oleh teknologi maupun inovasi-inovasi baru lainnya.

“Saya sebagai Ketua Gapoktan di Desa Paya Benua menyambut optimis dari kegiatan Sekolah Lapang yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel yang dialokasikan di Desa Paya Benua ini. Dengan memanfaatkan lokasi sawah yang selama ini terbengkalai tidak termanfaatkan,” jelas Gustiawan

Namun, melihat dari jumlah 90% kepala keluarga yang ada, selama ini masarakat Desa Paya Benua tetap melestarikan kearifan lokal dalam budidaya tanaman padi ladang varitas lokal, dan pola tersebut sudah dilakukan dari turun menurun yang bertujuan untuk menciptakan pangan dalam kebutuhan keluarga.

Di samping itu, bahwa Sekolah Lapang (SL) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Babel yang diselanggarakan di Desa Paya Benua tahun 2021 ini merupakan awal tahap pemantapan.

Dalam pelaksanaannya nanti menargetkan anggota kelompok tani (Poktan) akan diikuti sekitar 60 petani yang tergabung dalam poktan tersebut.

Diakui Gustiawan, Sekolah Lapang ini merupakan baru tahap rencana pelaksanaan. Adapun tahapan dalam pelaksaanaa pertama yang dilakukan dari kegiatan Sekolah Lapang ini adalah persiapan lahan dengan penyemprotan dan penebasan lahan.

Kegiatan nanti akan dilaksanakan secara gotong-royong oleh peserta yang ikut berpartisipasi, yang tentunya akan dibantu para penyuluh pertanian dan aparat desa Paya Benua.

“Sekolah Lapang tersebut berlokasi di sawah yang terbengkalai seluas sepuluh hektar dengan benih padi lokal seperti padi ronteh dan padi radin,” tukas Ketua Gapoktan Benua Cemerlang ini.

Sampai saat ini, Sekolah Lapang merupakan andalan bagi penyuluh pertanaian untuk menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian kepada petani.

Sekolah Lapang ini diharapkan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika-dinamika saat ini maupun tantangan masa depan.

Oleh karenanya, besar harapan dan impian Ketua Gapoktan dan semua kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Paya Benua serta aparat desa, untuk mendapatkan pembinaan inovasi teknologi tentang kearifan lokal budidaya padi yang ada di masarakat Desa Paya Benua dan sekitarnya.

“Harapan kita nantinya, momen ini bisa memfungsikan dan menghidupkan kembali lahan yang terbengkalai menjadi lahan yang produktif, yang pada akhirnya mengarahkan dan membawa kita ke swasembada pangan,” tutup ketua Gapoktan Benua Cemerlang saat diminta laporan di kediamannya. (TB/01)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *