Pulau Nanas Nan Eksotik, Wisata Sejarah-Bahari Milik Bangka Barat: Di Sini Ada Peninggalan Portugis?

Berdasarkan letak geografisnya, Pulau Nanas tepat berada di tengah-tengah Teluk Kelabat, sebuah teluk terluas di sebelah Utara Pulau Bangka. (imogi/tras)

Penulis: Imogi
Editor: Ichsan Mokoginta Dasin

BANGKABARAT, TRASBERITA.COM –– Bermalam di Pulau Nanas, Sabtu (31/07/2021) memiliki sensasi tersendiri.

Debur ombak yang tenang serupa nyanyian nina bobok yang menenggelamkan hiruk pikuk  suara binatang malam.

Sesekali, kepak dan cicit elang laut bergeming seakan menghantar laut ke senja peraduan.

Pun, sunset yang tak sempurna, menenggelamkan cahaya di balik rindang pagar bakau. Indah nian.

Keindahan tak kalah menawan manakala sunrise menyeruak, Minggu (01/08/2021) pagi.

Cahaya kuning kemerahan saling beradu berbinar laksana lazuardi yang membentuk cekung biru di kaki langit sebelah Timur.

Cahaya itu menembus pagar bakau, menyelip di sela bongkah karang, lalu menyapu hamparan pasir putih pantai Pulau Nanas.

Amboi, pemandangan nan eksotik, bagai mahakarya alam raya yang menghanyutkan rasa dengan sejuta misteri keindahannya.

Berdasarkan letak geografisnya, Pulau Nanas tepat berada di tengah-tengah Teluk Kelabat, sebuah teluk terluas di sebelah Utara Pulau Bangka.

Pulau Nanas sesungguhnya merupakan  gugusan pulau tak berpenghuni  yang terdiri dari Pulau Nanas Kecil, Pulau Nanas Besar, Pulau Putri, Pulau Mengkuas, Pulau Kambing, Pulau Bebiret, Pulau Medang, Pulau Mengkubung,  Pulau Padi, Pulau Dante, Pulau Memparong dan Pulau Pemirak.

Jika dilihat dari kejauhan, belasan pulau itu bagai lanskap tata ruang  alami yang menyeruak dari dalam laut Teluk Kelabat.

Mengutip website Diskominfo Kabupaten Bangka Barat, ada tiga pulau utama dari belasan gugusan pulau di Teluk Kelabat yakni,

Pulau Nanas Besar dengan luas sekitar 4.000 meter  persegi, Pulau Nanas Kecil seluas 2.000 meter persegi dan Pulau Putri seluas 1.000 meter persegi.

Dari ketiga pulau itu, hanya Pulau Nanas Kecil Saja yang sering  dikunjungi oleh wisatawan.

Dinamakan dengan Pulau Nanas, kerena dahulu kala, pulau ini terdapat kebun nanas.

Entah siapa yang menanamnya. Ada yang menyebut kebun nanas itu sudah ada sejak zaman Belanda, bahkan ada juga yang menyebut sejak zaman Portugis.

Sebelum Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi beberapa kabupaten, Pulau Nanas masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.

Namun setelah pemekaran wilayah, Pulau Nanas masuk wilayah administrasi Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat.

Letaknya yang strategis dan diapit oleh tiga wilayah kecamatan, Belinyu (Tanjung Gudang), Kelapa (Desa Tuik dan Pusuk) serta Kecamatan Parittiga (Desa Bakit), menjadikan pulau kecil nan elok ini mulai ramai di kunjungi khususnya di penghujung pekan atau hari libur.

Pulau Nanas dapat dijangkau dengan perahu nelayan berkapasitas 40 PK selama 20 menit dari Desa Bakit, Kecamatan Parittiga, atau 40 menit dari pelabuhan Tanjung Gudang Belinyu Kabupaten Bangka, dan sekitar 45 menit dari Pangkalan Nelayan Desa Pusuk Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat.

Selain tiga jalur tersebut, Pulau Nanas juga dapat dijangkau melalui Pangkal Goreng, sebuah pangkalan nelayan di Desa Tuik Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat, dengan waktu tempuh sekitar satu jam menggunakan perahu berkapasitas 9,8 PK.

Namun waktu tempuh yang cukup lama ini akan terbayar dengan keindahan hutan mangrove yang memagari sepanjang Sungai Sepang, sebuah alur sungai yang menuju muara Teluk Kelabat.

Dengan kondisi lautnya yang tenang atau berombak kecil, membuat kawasan perairan Pulau Nanas terbilang aman dan nyaman untuk dijadikan spot wisata bahari.

Oleh sebab itu, selain tempat berkemah, kawasan Pulau Nanas biasanya juga menjadi tempat untuk memancing, bahkan nyaman dan aman jika dijadikan kawasan arung perahu.

Pulau Nanas juga memiliki histori yang belum sepenuhnya terurai. Tepat di tengah pulau (Pulau Nanas Kecil) terdapat reruntuhan bekas bangunan tua.

Masyarakat setempat menyebutnya Benteng Portugis. Sebuah benteng peninggalan kolonial Portugis.

Selain itu ada juga yang menyebut, reruntuhan itu adalah bekas mercusuar era Belanda.

Jika ditilik dari letaknya yang cukup tersembunyi (di tengah teluk dan diapit sejumlah pulau), Pulau Nanas memiliki arti penting.

Terlebih jika benar Portugis atau Belanda pernah singgah di Pulau Nanas.

Inilah salah satu misteri yang belum terkuak di pulau kecil nan elok ini. (Tras)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *