Editor: Bangdoi
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM — Komisi II DPRD Kabupaten Bangka Tengah melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah, di Jalan Depati Amir No 1 Kota Pangkalpinang, Rabu (22/9/2021).
Kedatangan para wakil rakyat dari Bangka Tengah ini ingin melakukan perbandingan terhadap perkembangan dalam memajukan dunia usaha industri kecil dan menengah di tengah pandemi covid-19, khususnya perbandingan antara UMKM Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang.
Dipilihnya Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah ini, karena Komisi II DPRD Bateng menilai usaha yang dikelola Mulyono dan Firmansyah tersebut, bisa dijadikan contoh UMKM yang berhasil bagi UMKM serupa di Bangka Tengah.
Kunjungan kerja wakil rakyat ini dipimpin Edi Purwanto ST selaku Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bangka Tengah, di dampingi H Jumrah Toha SH, Ari Rahmawan S Kep Ners, Tasmin Tamsil SH, Syahran SE, Apri Panzupi SE, dan Darma, serta Staf Sekretariat DPRD Kabupaten Bangka Tengah.
Kedatangan rombongan dewan tersebut Pada kunjungan disambut langsung Mulyono dan Firmansyah selaku owner dari Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah. Banyak hal yang sempa didiskusikan dalam pertemuan tersebut, antara lain para Wakil Rakyat ini ingin melihat dan mendengar masukan terkait prospek Madu Kelulut sekarang dan masa depan.
Dijelaskan Mulyono di hadapan Komisi II DPRD Bateng, bahwa Madu Kelulut atau biasa juga disebut Madu Pelakat in sangat potensial untuk dibudidayakan. Pasalnya madu jenis ini sangat sesuai dengan kondisi alam yang ada di Kepulauan Bangka Belitung.
“Lebah Kelulut atau Pelakat ini menghasilkan Madu, Propolis dan Bee Pollen serta dapat dipanen setiap bulan. Untuk sementara ini, Madu Kelulut Pelawan Merah dihasilkan dari Hutan Pelawan yang ada di Kabupaten Bangka Barat,” jelas Mulyono.
Di Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah ini menyediakan dua jenis varian rasa yaitu rasa pahit dan manis bercampur asam (ciri khas Madu Kelulut).
Semua Madu Kelulut yang dijual di Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah sudah diturunkan kadar airnya, bahkan lebih tinggi dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Untuk SNI 2018 kadar air untuk Madu Kelulut yaitu maksimal 27,5%. Sedangkan kadar air Madu Kelulut Pelawan Merah kisaran 24% sampai 25 %.
Dikatakan Mulyono, penurunan kadar air pada Madu Kelulut Pelawan Merah ini menggunakan tehnik yang sudah disesuaikan dan tidak akan merusak enzim dan zat lainnya yang terkandung di dalam Madu Kelulut.
“Kita juga sudah melakukan uji di Laboratorium Sucofindo Jakarta dan Laboratorium Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung,” tukas Mulyono.
Diakui Mulyono, untuk pemasaran Madu Kelulut Pelawan Merah lebih banyak melalui pemasaran toko online.
Selain itu juga terdapat diberbagai gerai yang ada di Kota Pangkalpinang, serta tersedia di Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah.
Madu Kelulut Pelawan Merah ini memiliki berbagai kemasan, antara kemasan 130 gram, 260 gram dan 1 Kg untuk rasa manis sedikit asam dan 250 gram untuk kemasan rasa pahit.
“Kita memiliki beberapa kemasan. Tujuan agar konsumen bisa memilih sesuai selera mereka,” timpal Firmansyah.
Mendapat penjelasan dan sambutan yang hangat dari Owner Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah, salah satu Anggota Komisi II DPRD Bateng, Batianus mengucapkan terimakasih kepada pihak owner Galeri Madu Kelulut Pelawan Merah.
“Terima kasih atas sambutan dalam kunjungan kerja ini. Kami merasa puas dan bisa menambah pengetahuan kami terkait dengan Madu Kelulut ini,” tukas Batianus, sekaligus mewakili anggota dewan yang lainnya. (TRAS)