Saat Menemukan Telapak Kaki Akek Antak, Ada Pesan Aneh: Jangan Beristri Dua Jika…?

Jejak mirip telapak kaki ini, diyakini msyarakat Bangka sebagai Telapak Kaki Akek ANtak, yang kini terletak di Desa Puput Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Provisnsi Kepulauan Bangka Belitung. (kulul/tras)

Penulis : Kulul Sari

SIMPANGKATIS, TRASBERITA.COM — Akek Antak, adalah sang legendaris. Menyebut nama Akek Antak, memberikan bayangan kisah zaman lampau yang penuh misteri dan teka-teki.

Bacaan Lainnya

Bagi penulis, mendengar nama Akek Antak, memberikan energi tersendiri, untuk mencari sebanyak mungkin informasi tentang cerita legendaris ini.

Menyusuri dan mencari iinformasi jejak legendaris, ternyata mampu memacu semangat tinggi, karena butuh waktu, kesempatan serta mencari narasumber yang benar-benar memahami kisah yang melatarbelakangi peristiwa masa lalu.

Tak kalah pentingnya juga harus menemukan orangtua yang masih mengingat kisah yang menjadi legenda tersebut.

Akek Antak, yang namanya selalu menjadi ingatan masyarakat se Pulau Bangka, sebagai bahan pengantar tidur pada masa lalu, menjadi buah bibir yang tidak pernah bosan untuk diceritakan.

Bahkan saking melegendanya seorang Akek Antak, kisahnyapun ternyata sampai hari ini tak pernah lapuk karena hujan dan tak pernah lekang karena panas.

Seakan kisahnya menghiasi segala dimensi ruang dan waktu di seluruh sudut Pulau Bangka.

Salah satu jejak Akek Antak yang saat ini masih diyakini masyarakat adalah Telapak Kaki Akek Antak yang berada di Desa Puput Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah.

Terdapat disebuah batu granit di hutan dan di lahan bekas kebun masyakat.

Ada hal yang unik, di Desa Puput ini sangat jauh dari pantai dan bukit.

Tapi disini ada batuan granit besar yang umumnya ada di laut dan di bukit.

Menurut informasi yang dihimpun, jejak telapak Akek Antak dan ada juga yang diyakini masyarakat yaitu bekas jejak kerito surong Akek Antak telah lama diketahui oleh masyarakat Desa Puput.

“Jejak telapak kaki Akek Antak dan juga jejak kerito surong Akek Antak ini memang sudah lama diketahu masyarakat. Dan semua masyarakat di sini sangat yakin ini bekas telapak kaki dan kerito surong Akek Antak”, jelas Agussari yang lebih dikenal dengan panggilan Ayak Sekapot Ancok saat berbincang dengan media ini, Ahad (28/11/2021).

Menurut Agus, jejak-jejak yang diduga peninggalan Akeka Antak ini terpublikasi ke media yaitu sekitar bulan Juni 2017 lalu.

Agus atau Ayak juga meyakini bahwa Akek Antak ini seorang yang sakti. Hal ini berdasarkan cerita yang ia dapat dari kakek dan neneknya sewaktu masih kecil,

“Menurut nek Akek kami dulu, Akek Antak ne adalah sosok seorang pendekar sakti dimasa itu berbadan besar dan tinggi. Akek Antak diceritakan nek kami dulu saking besarnya dan saktinya kalo Akek Antak selesai mandi Akek Antak hendak memjemur telesan atau cukennya d ipohon kayu manggris batang pohon manggris itu sampai menunduk kebawah saking berat dan besarnya telesan Akek antak itu”, cerita Agus meyakinkan.

Dari keterangan Agus alias Ayak ini, bekas telapak kaki dan jejak kerito surong yang terdapat pada bongkahan batu itu adalah milik Akek Antak yang digunakan Akek Antak untuk mendorong alat-alat yang akan dibawa Akek Antak ke kebunnya yang berada di Kampong Gudang di barisan Bukit Permisan yang dikenal dengan kelekak Akek Antak.

Jejak Telapak Kaki Akek Antak dan bekas jejak kerito Surong Akek Antak ini sudah ada ratusan tahun yang lalu.

Namun hingga saat ini masih bisa disaksikan di bongkahan batu yang terletak di sebuah kebun tua penduduk.

Ada hal yang menarik yang menjadi sebuah pesan untuk anak cucu serta keturunan orangtua tempo dulu yang hingga saat ini masih diingat Agussari alias Ayak.

Meski belum bisa dibuktikan keasliannya, pesan itu selalu diingat dan dikenang hingga saat ini.

“Nek Akek kami dulu pernah bercerita pas kami agik kecil-kecil. Kata nek kami dulu, cucuk kalo ikak lah besak dan nak bebini due, kalau telapak kaki ikak Lum sama macam Akek Antak jangan nak bebini due, kate nek kami. Kalimat itu yang sampai sekarang masing teringang-ngiang di ditelinga kami. Entah apa maknanya,” ujar Agussari mengakhiri ceritanya.

Jejak Akek Antak memang selalu menimbulkan tanda tanya serta teka-teki. Namun ketokohan Akek Antak dan legenda-legenda yang ditinggalkan akan selalu menjadi hal yang menarik untuk diceritakan kembali.

Sebagai generasi saat ini dan yang akan datang, hal-hal yang terjadi masa lalu kita jadikan sebagai pelajaran, peninggalannya kita jaga dan dipelihara agar selalu ada. (TRAS)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *