Oleh: Marwan Alja’fari
Ibarat permainan sepak bola, sekarang ini di Kepulauan Bangka Belitung sedang terjadi pertandingan bola antara PS Babel vs PS Sumsel. Pertandingan dua kesebelasan ini mengunakan sistem home and away artinya sekali bermain di kandang lawan dan sekali menjadi tuan rumah. Menurut jadwal pertandingan yang telah disepakati, di pertandingan pertama PS Babel bermain di kandang lawan dan pertandingan itu telah selesai dengan skor sementara PS Sumsel unggul 4-1. Gol-gol yang tercipta di pertandingan pertama dari pertandingan Sepakbola Birokrasi Kepulauan Bangka Belitung tersebut, bermula ketika Sekda Babel memerintahkan jajarannya hijrah rekening, dari Bank Sumsel Babel Ke rekening Bank BRI. Hal itu menunjukkan Palembang sebagai pusat dari Bank Sumsel Babel, mengalami kebobolan lebih dahulu. Skor 1 untuk Babel, 0 untuk Sumsel.
Tak lama usai kejadian itu terjadi lagi gol yang kedua,yang berawal dari munculnya berita bahwa usulan pengganti Pj Gubernur Babel dari DPRD Babel, diganti oleh Kemendagri. Dua dari tiga nama yang diusulkan, salah satunya nama Sekda Babel, dicoret. Hanya nama Kemas Tajuddin (putra Sumsel yang sudah jadi orang Babel karena kiprahnya yang sudah lama di daerah ini), yang ada dalam daftar nama itu, menemani dua nama lain yang dipersiapkan sepihak oleh Kemendagri. Dua nama itu, tak ada satupun yang dikenal oleh masyarakat Babel. Sekelompok anak muda Babel bereaksi. Mengeluarkan pernyataan sikap dan menuntut Mendagri Tito Karnavian, menempatkan putra daerah Babel untuk menjadi Pj Gubernur, menggantikan Ridwan Jamaluddin.
Lagi seru-serunya permainan saat itu, tak disangka-sangka listrik di stadion KBB mati parah. Tower listrik di Sumsel dikabarkan roboh, mengakibatkan arus listrik dari Sumsel ke Babel terputus. Pemain Babel gelagapan. Meski begitu, wasit tidak menghentikan permainan. Sebuah gol melesak ke gawang Babel di tengah gelap. Skor berubah 1-1.
Ketika lampu menyala kembali, Pj Gubernur Babel waktu itu Bpk Riduan Jamaludin memerintahkan Asisten lll dan BKD menyiapkan pelantikan eselon II, III, dan IV. Namun alih-alih ada persiapan, yang terjadi justru di luar dugaan. Pihak BKD yang secara teknis bertugas menggelar pelantikan, merespon instruksi Pj Gubernur dengan secarik Nota Dinas. Intinya, menolak berlangsungnya pelantikan, dengan beberapa alasan. Tapi Pj Gubernur tetap menghendaki pelantikan. Baginya, inilah persembahannya yang terakhir kepada Pemprov Babel sebelum ia pensiun pada H+1 pelantikan. Meski begitu, BKD ngotot pada pendiriannya. Akibatnya, tak ada persiapan apapun yang digelar di tempat pelantikan, ketika Pj Gubernur dan pejabat-pejabat yang akan dilantik tiba di tempat dan jam yang ditentukan. Pelantikan batal. Sebuah aksi fatal dipertontonkan PS Babel di ke hadapan penggemar sepakbola di seluruh jagat. Gol bunuh diri terjadi. Skor berubah : 1-2 untuk kekalahan Babel.
Pendukung kesebelasan Babel kecewa dan marah melihat ulah tim kesayangan mereka. Namun belum reda kemarahan mereka, sebuah tendangan dilesakkan pemain Sumsel dari arah Jakarta. Pj Gubernur baru yang akan menggantikan Ridwan Jamaluddin melesat menuju gawang Babel. Masuk !!! Skor berubah: 1-3 untuk kekalahan Babel.
Sebuah iklan sponsor lewat dengan pesan: Jangan bermain-main dengan isu primordial !! Isu putra daerah, isu yang sudah usang! Ini Medan, eh NKRI, Bung !!!
Bukan saja Menteri Dalam Negeri yang masuk dalam skuad PS Sumsel, pengganti Ridwan Jamaluddinpun pun ternyata putra kelahiran Sumsel, Suganda Pandapotan Pasaribu. Skor berubah menjadi 4-1.
Karena sudah memasuki waktu 90 menit pertandingan, wasitpun meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir untuk kemenangan PS Sumsel dan PS Babel harus pulang dengan membawa kekalahan.
Menghadapi pertandingan kedua di mana Babel akan menjadi tuan rumah dan menjamu lawannya, PS Babel telah menyiapkan diri lebih baik. Kekalahan yang dialami di Palembang telah dievaluasi dari segala kekurangannya oleh pelatih dan timnya. Di pertandingan kedua ini para pemain PS Babel sepertinya sudah benar-benar siap untuk menghadapi kedatangan lawannya PS Sumsel.
Tempat pertandingan kali ini akan diselenggarakan di stadion Depati Amir, yang konon sangat berpengaruh bagi energi para pemain dan dapat memberikan suntikan vitamin khusus berupa semangat juang yang tinggi kepada para pemain PS Babel. Maklum, Depati Amir dulu berjuang menghadapi Belanda dengan semangat yang tinggi.
Semangat yang membara itu tentunya akan menjadi modal perjuangan para pemain dalam rangka membalas kekalahannya, apalagi pertandingan ini akan dilaksanakan dikandang sendiri dihadiri para suporter yang sangat fanatik dan menamakan dirinya dengan nama komunitas Amang Ikak, yang terdiri gabungan suporter dari berbagai pelosok Babel. Mereka sudah siap bergerak untuk memberikan dukungan kepada tim sepak bola kesayangannya dengan membawa peralatan, berupa spanduk, bendera, karangan bunga termasuk satu karung beras kunyit.
Sesuai dengan tanggal agenda yang disepakati, pertandingan ke dua, segera dilaksanakan.
Dengarlah, ,wasit telah meniup peluit pertanda pertandingan segera di mulai. Priiiiiit! Inilah laporannya:
Setelah dilantik menjadi Pj Gubernur, Suganda Pandapotan Pasaribu pun terbang meluncur ke KBB untuk segera memimpin birokrasi di Pemda Prov. KBB. Para penonton menduga-duga apakah Pj Gubernur ini seorang pemain ala Brazil yang lebih menonjolkan kehebatan skill individu atau seperti pemain Jerman yang mengandalkan tim.
Yang pasti, satu hal, beliau adalah pemain yang tergolong belum banyak pengalaman di lapangan karena statusnya masih sebagai pemain sepakbola junior yang baru saja dipanggil oleh STY untuk masuk timnas senior. Bursa taruhan memperkirakan kehadiran Pj Gubernur baru rasanya akan memilih lebih banyak melesakkan gol melalui kekuatan dan kekompakan tim ketimbang mempertunjukkan skill individual nya sebagaimana yang menjadi khas pemain Brazil. Mumpung barisan pertahanan Babel sedang tak karu-karuan, dan tim penyerangnya pun tumpul, ini momen yang baik bermain individual untuk mencatat rekor sebagaimana dulu Buyung Ismu melesakkan 6 gol dalam satu pertandingan.
Di menit- menit awal pertandingan baru dimulai, para penonton dibuat terkejut oleh tendangan di dalam kotak pinalti akibat kelengahan barisan pertahanan PS Babel. Gawang PS Babel bergetar, gol !!! Rekening Pemprov KBB yang baru saja hijrah dari Bank Sumsel Babel ke Bank BRI dikembalikan lagi oleh PJ Gubernur SPP ke Bank Sumsel Babel. Semua terperangah. Para Kepala Bagian Keuangan yang ada di OPD-OPD dibuat kelabakan untuk menyesuaikan kembali kebijakan ini karena gaji para ASN dan gaji para anggota DPRD harus segera ditransfer ke rekening masing-masing melalui Bank Sumsel Babel. Itulah gambaran kebobolan gawang PS Babel di menit-menit awal pertandingan. Hasil total pertandingan menjadi berubah: 5-1 untuk kemenangan PS Sumsel.
Namun ketertinggalan ini bukan membuat semangat PS Babel mengendor, malah semakin menggila. Mereka bagaikan banteng yang menyerang matador berjubah merah. Serangan demi serangan terus mereka lancarkan untuk mengejar ketertinggalan. Kelemahan tim lawan yang menganggap remeh permainan tim dari PS Babel ini membuat mereka tidak menyia-nyiakan peluang yang ada. Penampilan permainan lawan yang baru saja memasukkan Pj Gubernur sebagai pemain pengganti cenderung bermain individu tanpa memperhatikan kekompakan tim.
Perkiraan mayoritas petaruh di bursa taruhan batang pohon cempedak, rupanya meleset. Semenjak hampir delapan bulan Provinsi KBB di bawah kepemimpinan Suganda Pandapotan Pasaribu, di provinsi ini selalu terjadi berbagai macam kegaduhan beruntun, berupa pernyataan-pernyataannya yang kontroversi. Kejadian ini membuat para tokoh dan masyarakat KBB tersinggung, akhirnya terjadilah gerakan dari para tokoh KBB dengan mendatangi Kantor DPRD KBB dan membawa sejumlah empat belas catatan kesalahan yang pernah dibuat oleh SPP serta menuntut dengan menyatakan sikapnya agar Pj Gubernur KBB Suganda Pandapotan Pasaribu untuk segera dievaluasi dan bila perlu diganti dengan PJ yang baru.
Bola pun terus bergulir dan jalannya permainan lebih dikuasai oleh para pemain PS Babel. Mereka mulai menerapkan teknik operan dari kaki ke kaki membangun serangan dari kantor DPRD kemudian operannya diteruskan kekantor Mendagri melalui umpan terobosan.
Sebenarnya para tokoh KBB hanya meminta agar Suganda Pandapotan Pasaribu minta maaf saja atas segala pernyataan-pernyataan yang pernah dilontarkan dan berjanji ke depannya akan lebih berhati-hati. Para tokohpun pada sisi yang lain, siap untuk membimbing PJ Gub melanjutkan pekerjaannya di masa yang akan datang, dan permasalahan ini dianggap selesai.
Namun itu tidak lakukan, malah ia merasa dirinya tidak akan mempan walau didemo dan dia juga meragukan ketokohan orang-orang yang pernah mendatangi kantor DPRD, dan meragukan apa betul mereka itu mewakili 1,500 juta jiwa masyarakat KBB.
Di balik itu, saat ia memimpin rapat-rapat di internal pemerintahan, beliau masih kerap melontarkan ancaman lisan akan memindahkan para kepala OPD yang tidak sejalan dengannya. Dalam hal lain, ia pun meluapkan kemarahannya dengan mengancam akan melaporkan seorang anak muda ke kepolisian, karena mengkritisi tidak adanya perhatian Pemerintah Provinsi KBB terhadap seorang pemuda pelopor yang baru saja berhasil menjadi juara nasional dan mengharumkan nama KBB. Ketenangan dan stabilitas jalannya pemerintahan pun belum terwujud.
Kembali kemasalah kegaduhan yang disoroti oleh para tokoh KBB.
Sebenarnya para tokoh masyarakat KBB pun menganggap tugas mereka untuk mengingatkan Pj Gub telah selesai dan tak akan mungkin menang karena bola yang mereka lesakkan ke Kemendagri dikawal pemain PS Sumsel.
Namun secara mengejutkan, tiba-tiba pemain PS Sumsel saling berkelahi sesama mereka. Entah apa sebabnya. Barisan mereka menjadi tidak solid. PS Babel pesta gol. 14 gol mereka lesakkan ke gawang PS Sumsel. Ada yang pakai sundulan. Ada yang pakai kaki, Ada yang pakai dada. Pakai dengkul. Pakai tumit. Pakai, maaf, bokongpun ada. Pokoknya berbagai gaya mencetak gol terlihat. Sampai-sampai penjaga gawang PS Babel pun mencetak gol. Hingga puncaknya, Kemendagri menarik Suganda Pandapotan Pasaribu dari jabatannya sebagai Pj Gubernur KBB. Jebreeeeeeeeeeeet!!!! 15 gol untuk PS Babel!
Para penonton yang menyaksikan pertandingan di pinggir lapangan gurak lah dak keruan agik. Bersorak gembira sambil mengibarkan bendera dan spanduk yang mereka bawa. Galon-galon air minum yang berubah jadi drum ditabuh bertalu-talu. Terompet dari daun kelapa pun bederet-deret suaranya. Bagaimana tidak jadi gembira semacam itu. 15 Gol tercipta dalam waktu yang sangat singkat.
Skor agregat pun berubah menjadi 16-5 untuk kemenangan PS Babel. Para suporter dari PS Sumsel merasa tidak percaya melihat perubahan skor yang begitu cepat, dan bingung apa yang terjadi pada mereka. Mereka mulai menduga-duga bahwa PS Babel bermain dengan bantuan dukun yang punya kekuatan magis. Mereka mau protes. Namun wasit, bahkan inspektur pertandingan tidak percaya dengan hal itu. “Ini tidak masuk akal, hanya orang-orang yang tidak menggunakan akal saja yang percaya dengan hal seperti ini,” tegas wasit kepada wartawan usai pertandingan.
Sebelumnya, saat wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, para supoter pendukung PS Babel berhamburan terjun dari kursi stadion menyambut kemenangan ini dengan berlari mengelilingi lapangan bola. Sampai-sampai mobil branwir (pemadam kebakaran) mereka bajak dan bawa masuk ke dalam lapangan. Lalu menyemprotkan air menggunakan slang branwir itu ke seluruh penonton, khususnya bagian supporter PS Babel. Alih-alih marah, yang disemprot dengan air itu, gembira dan senang. Maklum, ini bukan gas air mata. Tapi air dengan campuran rasa GULE KABUNG. Manis, Mang!
Namun di saat para pemain dan suporter PS Babel sedang bergembira menikmati kemenangannya, tiba-tiba listrik di stadion padam. Stadion menjadi gelap gulita. Ternyata pasokan listrik dari Sumsel ke KBB kembali mengalami gangguan. Kejadiannya persis seperti saat pertandingan pertama berlangsung. Apakah ini sudah direncanakan atau mesin dan tower- nya memang benar-benar rusak?
Tapi para pemain dan suporter PS Babel tak peduli lagi. Tanpa menghiraukan matinya lampu di stadion , mereka tetap bergembira. Supporter PS Babel sudah menganggap PLN itu memang penyakitan. Sering kumat dan tidak pernah total sembuh dari penyakitnya. Jadi, suka-suka PLN sajalah. Yang jelas pertandingan sudah selesai dilaksanakan dan skor pun tak akan mungkin berobah lagi.
Para suporter PS Babel terus bersorak sorai meluapkan kegembiraannya. Sebagai wujud rasa syukur, serta untuk membayar nazar mereka jika PS Babel bisa menang, merekapun bersiap-siap akan mengambur beras kunyit yang sebelumnya memang sudah disiapkan. Rutenya dimulai dari depan kantor Guburnur KBB sampai ke bandara Depati Amir.
Masyarakat KBB dari pelosok yang memantau pertandingan dari streaming YouTube turut senang. Mereka mengucapkan selamat atas keberhasilan dan kemenangan tim mereka melalui media sosial. Besar harapan mereka agar gelar dan semangat juara ini terus bisa dipertahankan.
Kami sebagai reporter pun demikian. Gembira, namun tak bisa berlama-lama, karena harus bertugas menyampaikan laporan pertandingan yang lain pula. Terima kasih atas perhatian Anda semua. Sampai jumpa di pertandingan berikutnya. Salam sepakbola!