Soal Monumen Depati Amir, LAM NSS Berharap Jangan Sampai Menimbulkan Polemik

Sketsa Depati Amir, Pahlawan Nasional dari Bangka Belitung. (ist)

Editor: imogi

PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM–Sejumlah pengurus Lembaga Adat Melayu Negeri Serumpun Sebalai (LAM NSS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (19/11/2021), menyikapi  rencana pembangunan monumen Depati Amir yang sedianya akan dibangun di Portal Parkir VIP Bandara Depati Amir.

Bacaan Lainnya

Menyikapi pembangunan monumen tersebut, pengurus LAM NSS berharap agar design monumen khususnya patung Depati Amir harus dibangun melalui prinsif musyawarah.

“Seharusnya terkait design monumen seperti itu harus dibahas bersama dulu. Apalagi terkait pahlawan nasional yang menjadi milik semua masyarakat. Kemelayuan kita mengajarkan musyawarah untuk mufakat: mulia umat karena beradat, adat dijaga turun-temurun, bila mufakat tuah melekat, manfaat terasa hidup pun rukun. Sesuatu yang dibahas bersama akan lebih baik hasilnya dari yang dibahas sendirian,” kata Sekretaris LAM NSS Akhmad Elvian.

Sejarawan dan budayawan Bangka Belitung itu juga menyoroti soal logo dua tangan yang menengadah memegang logo balok timah tempat berdirinya patung Depati Amir yang dimuat dalam design patung.

Menurut Elvian, logo dua tangan tersebut sebaiknya ditiadakan saja karena bersifat multi tafsir.

“Saya sangat setuju jika monumen Depati Amir harus dibangun. Bahkan sejak tahun 2019 saya sudah berbicara soal ini. Tapi sebelum dibangun baiknya lakukan musyawarah dengan melibatkan  pihak yang  berkompeten sehingga simbol-simbol yang nanti ada di monumen itu tidak menimbulkan polemik. Seperti ada logo dua tangan, sebaiknya ditiadakan saja karena akan menimbulkan multi tafsir dan kontradiktif dari tujuan kita untuk mengangkat marwah Depati Amir.  Saran saya cukuplah patung Depati Amir dengan balok timahnya,” ungkap Elvian.

Anggota LAM NSS Rusydi Sulaiman dalam kesempatan yang sama mengatakan, pembangunan monumen Depati Amir seyogyanya juga memiliki makna filosofis yang ada hubungannya dengan semangat dan perjuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Oleh karena itu  perlu dikaji dalam beberapa perspektif keilmuan untuk tujuan yang mulia.  Libatkan orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Salah satu narasumbernya Dato’ Akhmad Elvian,” saran Rusydi yang juga Wakil Rektor I IAIN SAS Bangka Belitung.

Sementara itu Ichsan Mokoginta Dasin menyoroti soal gesture atau cara berdiri Depati Amir sebagaimana yang terdapat  dalam seketsa resmi Depati Amir sebagai pahlawan nasional.

“Kalau pembangunan patung nanti rujukannya tetap menggunakan sketsa Depati Amir sebagaimana yang beredar selama ini, saya pikir tak ada salahnya kalau kita robah gesture cara berdirinya Depati Amir sehingga kelihatan lebih gagah,” kata Ichsan.

Menurut Ichsan, dengan merubah gesture cara berdiri Depati Amir pada monumen, bukan berarti kita juga sudah merubah sejarah. Pasalnya, sketsa Depati Amir yang selama ini beredar bukan wujud Depati Amir yang sesungguhnya, melainkan hasil terkaan atau karya seni yang dibuat melalui penjiwaan yang mendalam.

Sementara itu, pengurus LAM NSS perwakilan Belitung, Merwan, berharap pihak penggagas pembangunan monumen Depati Amir dapat menimbang masukkan terkait design monumen Depati Amir.

“Monumen Sudirman pun banyak lukisannya yang berubah-ubah. Monumen Depati Amir adalah simbol dan cermin. Apalagi pembangunannya di bandara yang adalah jendela rumah Bangka Belitung. Terlebih bila kedepan statusnya menjadi bandara internasional. Tidak hanya orang di Kepulauan Bangka tapi mengait pula orang di Kepulauan Belitung. Harmoni harus dijaga ini sunnatullah, semoga legacy monumen pahlawan ini mampu menjadi harmoni di Kepulauan Bangka Belitung,” ujar Merwan.

Ketua LAM NSS Dato’ Sri Prof Bustami Rachman mengatakan sudah menyampaikan aspirasi para pengurus LAM NSS tersebut ke Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman melalui Asisten 1, M Soleh.

“Sudah disampaikan ke Pak Gubernur melalui Asisten I Pak M Soleh,” kata Bustami.

Sebagaimana diketahui pembangunan monumen yang dilengkapi taman dan patung Depati Amir dengan tinggi 12 meter serta menelan dana sekitar 2 miliyar itu, bakal dibangun secara swadaya.

Pembangunan monumen Pahlawan Nasional asal Bangka Belitung itu sebenarnya sudah dilakukan sejak November 2020 lalu.

Tepatnya Rabu (25/11/2020),  secara simbolis Wakil Gubernur Abdul Fatah waktu itu, mewakili pemerintah melakukan peletakkan batu pertama.

Namun, proses pembangunannya terhenti dengan alasan pandemi. Dan hari ini, Jumat (19/11/2021), pemerintah melalui Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman kembali menandai dimulainya pembangunan Monumen Depati Amir dengan serimonial yang masih dinamai sebagai peletakkan batu pertama. (Tras)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *