JAKARTA, TRASBERITA.COM — Perempuan Masa Kini Bisa Apa? Begitulah tema Srikandi Talkshow yang diangkat Pengurus Cabang (PC) Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) Malang, Sabtu (24/7/2021).
Di tengah tantangan globalisasi yang semakin meningkat ini, sering dijumpai diskriminasi terhadap beberapa golongan, baik secara gender, ras, suku, ataupun kepercayaan.
Diskriminasi tersebut datang dari beberapa orang yang merasa dirinya berkuasa bahkan hebat.
Hal ini jelas menjadi keresahan yang harus segera diselesaikan.
Salah satu dsikriminasi yang sering terjadi adalah diskriminasi terhadap kaum perempuan.
Untuk mengupas persoalan inilah, Tiga Cabang Hikmahbudhi menggelar Srikandi Talkshow, yang dilakukan secara virtual melalui Zoom Meeting.
Kegiatan ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai lembaga dan berbagai daerah di Indonesia.
Pada kegiatan Srikandi Talkshow ini, menghadirkan dua pemateri hebat, yaitu Ayu Kartika Dewi (Staff Khusus Presiden RI, dan Co-Founder Perempuan Gagal), dan Prof Alimatul Qibtiyah SAg MSi MAPhD (Komisioner Komnas Perempuan).
Selain mendengarkan dua pemateri, para peserta juga mendengarkan beberapa kata sambutan, antara lain dari Ketua PC Hikmahbudhi Bangka Annatasya Astrid, Ketua PC Hikmahbudhi Malang Melly Indrawati, Ketua PC Hikmahbudhi Jakarta Timur Chintya Tandri, serta Kabid Pemberdayaan Perempuan PP Hikmahbudhi Erie Irianti.
Dalam paparannya, Ayu Kartika Dewi menyampaikan mengenai filosofi Spiderman. “Jika bertemu dengan orang yang hebat, janganlah minder, tetapi cobalah untuk bisa menjadi hebat seperti orang itu.
Carilah pasangan yang mendorong kita untuk maju dan menguatkan kita.
Beranilah memutuskan siapa yang berhak menjadi pasangan kita.
Hati-hati dengan ekspektasi, karena belum tentu semua yang ingin kita ubah bisa berubah ke arah yang kita inginkan,” ujarnya,
Sementara itu, Alimatul Qibtiyah menyampaikan bahwa sebenarnya perempuan dapat melakukan everything, tetapi harus hati-hati di tengah masyarakat, jangan sampai kelebihan perempuan digunakan untuk mengeksploitasi dan membatasi kiprah-kiprah perempuan lain.
Pada kesempatan sama, Ketua PC Hikmahbudhi Annatasya mengungkapkan bahwa para srikandi patut bersyukur, sebab para srikandi hidup di zaman dimana telah ada kesetaraan derajat antara perempuan dan laki-laki, serta telah banyak terobosan yang dilakukan dan dirasakan oleh perempuan Indonesia khususnya untuk mencapai cita-cita.
“Kita para perempuan akan hebat dengan cara kita sendiri. Maka segera temukan jati diri kita sebagai seorang perempuan,” ujar Annatasya.
Senada dengan Annatasya, Melly Indrawati juga menyampaikan pendapatnya tentang perempuan.
“Pada dasarnya semua perempuan adalah orang hebat, tidak peduli dari mana asal dan tempat dia bertumbuh. Perempuan memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki. Mari kita bersama-sama membangkitkan semangat juang kaum perempuan, saling menyemangati, saling membantu, dan saling mendukung para perempuan-
perempuan di luar sana. Kita hebat karena kita adalah perempuan,” papar Melly.
Chintya Tandri juga memberikan pandangannya. Chintya menyatakan perempuan harus saling bergandengan tangan dan bekerja sama, bukan malah saling menjatuhkan satu sama lain.
“Saling mendukung setiap kesuksesan. Karena dengan adanya kerja sama akan memberikan rasa yang membuat perempuan tidak merasa sendirian, sebab ditemani oleh perempuan lainnya,” tukas Chintya.
Sedangkan Erie Irianti menambahkan bahwa terkadang ada kaum perempuan yang sebenarnya mendiskriminasi kaum perempuan itu sendiri, seolah-olah kaum perempuan memiliki batasan.
“Padahal kita sebagai manusia itu sama dan setara antara hak dan kewajibannya,” tukasnya.
Gabungan ketiga cabang Hikmahbudhi ini mengharapkan bahwa para perempuan dapat saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain.
Dengan acara ini diharapkan mampu membangkitkan keyakinan para perempuan untuk berani tampil dan menunjukkan eksistensinya, seperti RA Kartini yang sudah memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. (TB01)