Penulis : Kulul Sari
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM — Tak terasa, setahun sudah Komunitas Touring Babel hadi di Bumi Serumpun Sebalai ini. Tepat Kamis (9/12/2021), Komunitas Touring Babel merayakan hari jadi yang pertama. Tanda syukur dan kebahagian yang menyatu diantara seluruh anggota Touring Babel.
Koordinator Komunitas Touring Babel, Bang Ian Sancin mengungkapkan rasa syukurnya atas segala nikmatNya, hingga komunitas ini bisa berusia satu tahun.
Bang Ian Sancin atau biasa disapa Pak Ute mengatakan tema kegiatan ulang tahun kali ini bertajuk “Meningkatkan Silaturahmi, Toleransi dan Mawas Diri”.
Tema ini menggambarkan ikatan persaudaraan yang kuat dan mengakar, saling menghargai dan menghormati perbedaan diantara anggota agar tetap terjaga keutuhan persaudaraan, tanpa memandang perbedaan itu disertai dengan sikap hati-hati terhadap ucapan dan tindakan yang akan dilakukan, supaya tidak menimbulkan rasa penyesalan.
Pak Ute atau Bang Ian Sancin ini adalah Budayawan Bangka Belitung, Penulis novel Yin Galema. Novel karyanya ini terbit pertama tahun 2009, terbit kedua tahun 2015 bertajuk Arai.
Bahkan segera menyusul buku ketiga, yang saat ini sedang digarap, semuanya merupakan Novel Sejarah “Trilogi Yin Galema”.
Selain karya diatas, ada beberapa karya Ian Sancin yang tak kalah menariknya, yaitu puisi dan cerpen yang tergabung di sejumlah Antologi dari tahun 1998 hingga terakhir di tahun 2021, diantaranya kumpulan puisi “Penyair se Indonesia dalam Tajuk, “Antologi Bersama Seri ke-2 Penyair Membaca Ibu”.
Perhelatan ulang tahun pertama Komunitas Touring Babel dilaksanakan di Pondok YG 23 Pangkalpinang diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Panitia sekaligus Ketua Komunitas Touring Babel Ian Sancin,
“Ulang tahun pertama merupakan awal dari perjalanan panjang ke depan. Komunitas Touring Babel adalah bagian dari masyarakat Bangka Belitung yang cinta kebudayaan, alam, dan solidaritas. Kami segenap anggotanya menyadari bahwa kami adalah bagian integral dari Bangka Belitung, dan betapa pentingnya menjelajahi alam dan tempat tempat di mana alam dan penduduk kedua pulau ini berada,” ungkap Ian Sancin.
Dengan bertouring ke sebuah daerah, kata Ian, para anggota Komunitas Touring Babel (KTB) bisa mendokumentasikan serta menggambarkan apa apa yang ditemukan selama touring.
“Untuk itu dalam ultah pertama ini kami mengevaluasi segala apa yg kami dapatkan, baik baik pengalaman perorangan atau secara bersama”, ujarnya.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah seluruh yang hadir diberi kesempatan untuk mengungkapkan suka duka selama ikut touring di tahun 2021.
“Dari awal sebelum terbentuknya Touring Babel, kesan saya sungguh luar biasa. Banyak hal yang dapat saya ambil hikmahnya. Terutama dalam melatih ego diri. Saya katakan demikian karena saya harus bersabar mengimbangi teman yang lain dengan laju kecepatan speed hanya berkisaran di 30km – 40km/jam. Jarang yang bisa mencapai 50km/jam. Padahal jarak tempuh kita sangat jauh 100an km lebih. Bisa dibayangkan dengan laju kendaraan begitu lambat jam berapa kita tiba di rumah?,” ujar Tanti Leong, salah satu pengurus inti Touring Babel mewakili rekan-rekannya.
Kenapa setiap touring tidak bisa melaju dengan kecepatan lebih diatas 50 km/jam?.
“Semakin sering melakukan touring diiringi makin bertambahnya anggota, saya pun mulai bisa memahami kenapa tidak bisa agak ngebut berkendaraan. Ternyata disini saya dapat satu pembelajaran bahwa kita harus kompak, harus saling mengimbangi satu dengan yang lain. Di Touring Babel Kekompakan, kekeluargaan yang terjalin betul-betul luar biasa. Saya merasa tidak ada duka saat bersama touring Babel. Selain itu
kita disuguhi pemandangan alam yang luarbiasa yang tidak kita jumpai di kota,” tambah Tanti Leong.
Hal senada diungkapkan juga oleh sang navigator, Ziqri Al Fadh,
“Penggawe turing ne seperti la jadi bagian dari cerita perjalanan hidupku. Betapa tidak e, ku sendiri la mulai melakoni turing ne yang pada masa tu mulai sejak hampir 10 tahun lalu banyakan bejalan surang. Dan aktiviti solo-tur to ku nikmati setidak e selame 5 atau 6 taun lah,” kata Ziqri.
Saat eksis di Komunitas Touring Babel, Ziqri mengaku seperti mengulang trip trip lama yang pernah dilakukan sebeumnya.
Diceritakan Ziqri, di Komunitas Touring Babel ade rase bangga atau cemane lah, ketika sebelumnya kawan-kawan dak neg turing dengan pelbagai alasan masing-masing. Maka bersama Touring Babel jadi pacak bergabung. Kegiatan turing bersama TB dak sekedar jalan-jalan biasa kerana tujuan setiap trip nggak cuma spot wisata antar pulau Bangka, tapi kite di KTB seperti ke pengenalan suatu wilayah atau daerah yang bakal di kunjungi. Kite membuka silaturahmi dengan warga di tujuan yang kite singgahi, juga penggalian pelbagai informasi entah kondisi terkini, sosial budaya masyarakat tempatnya, ceritera-cerita kuno khas Bangka, juge tentang sejarah.
“Bukan tentang seberapa jauh jarak yang kamu tempuh, atau berapa kilometer yang sudah kamu lewati. Tapi seberapa besar kamu menghargai dan peduli dengan kampung halamanmu”, ungkap Ziqri
Anggota yang tergabung dalam Komunitas Touring Babel saat ini lebih dari 50 orang. Selain itu ada anggota pasif sekitar 20an orang.
Dan jika ada yang mau gabung di Komunitas Touring Babel, selalu terbuka dan bersifat kekelurgaan untuk menjalin bersilaturahmi.
Sejak didirikan hingga saat ini, Touring Babel telah menjelajahi sedikitnya 28 kali touring dan hampir seluruh pelosok pulau Bangka.
“Insha Allah tujuan Touring selanjutnya tahun depan kami akan menjelajahi Pulau Belitung”, pungkas Pak Ute. (TRAS)