Editor: bangdoi ahada
PANGKALPINANG, TRASBERITA.COM — Walikota Pangkalpinang Dr Maulan Aklil bersyukur pada malam perayaan HUT ke 77, seluruh tokoh agama di Kota Pangkalpinang berdoa bersama, untuk kebaikkan Kota Beribu Senyuman.
Enam tokoh agama mendoakan Kota Pangkalpinang semakin jaya, tumbuh dan maju berkembang, dan bisa lebih mensejahterahkan masyarakat.
Para tokoh agama ini juga mendoakan keselamatan untuk para pemimpin dan seluruh rakyat Kota Pangkalpinang.
Acara yang dikemas sederhana oleh Komunitas Kilometer Nol ini memiliki makna yang sangat dalam.
Meski tidak ada kemeriahan, tetapi doa khusu’ yang dipanjatkan oleh para tokoh agama, mampu memberikan energi baru dalam membangun sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) Kota Pangkalpinang ke depan lebih unggul.
“Acara ini memang dikemas dan terlihat sederhana. Namun lokasi yang berada di Tugu Titik Nol Bangka, dan doa yang dipanjatkan oleh seluruh tokoh agama, telah memberikan makna yang sangat luar biasa untuk kita semua,” ujar Walikota Maulan Aklil, saat memberikan sambutkan pada acara Doa Bersama Lintas Agama, di Tugu Titik Nol Bangka, di Jalan Sudirman Kota Pangkalpinang, Selasa (16/8/2022) malam.
Mengusung tema “Dengan Seni, Kita Kuatkan Kebersamaan dalam Keberagaman Indonesia”, acara yang diinisasi oleh Komunitas Kilometer Nol ini, mampu membangkitkan gelora kemerdekaan masyarakat Kota Pangkalpinang.
Acara dikemas dengan diawali bunyi sirene saat Walikota Dr Maulan Akil dan para tokoh agama serta undangan hadir di lokasi acara.
Setelah bunyi sirene selesai, acara dilanjutkan mendengar pembacaan teks proklamasi dari suara asli Bung Karno.
Kemudian acara dilanjutkan sambutan Walikota Pangkalpinang Dr Maulan Aklil.
Setelah usai sambutan Walikota, barulah acara inti, yakni Doa Bersama Lintas Agama.
Setiap tokoh agama secara bergiliran memimpin doa sesuai agama dan keyakinan masing-masing, mendoakan kebaikkan untuk masyarakat Indonesia secara luas dan masyarakat Kota Pangkalpinang secara khusus.
“Acara ini kita rancang memang sederhana. Kita berharap dengan keakraban seluruh tokoh agama yang hadir pada malam ini, serta doa yang dipanjatkan sesuai agama dan keyakinan masing-masing, akan memberikan semangat dan energi positif para pemimpin dan masyarakat membangun Kota Pangkalpinang makin baik,” ungkap Ketua Pelaksana Budi Santoso alias Cak Semprul, di dampingi Pembina Komunitas Kilometer Nol Ian Sancin.
Walikota Pangkalpinang Dr Maulan Akil, dalam sambutannya, mengatakan bahwa kegiatan berkumpul para tokoh agama di Tugu Titik Nol Kilomter Bangka tersebut, bertujuan untuk melaksanakan doa bersama menyambut 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Molen, sapaan akrab Walikota Pangkalpinang ini mengaku, doa bersama lintas agama yang diinisiasi oleh Komunitas Kilometer Nol tersebut sangat bermakna bagi Dirinya dan seluruh masyarakat Kota Pangkalpinang.
“Begitu banyak perpecahan yang yang saat ini terjadi hanya karena kepentingan politis. Ada tiga hal yang harus kita hadapi, kita hilangkan, dan kita pecahkan bersama, yaitu pertama soal politik identitas yang seringkali dimainkan oleh segelintir orang dalam upaya memecah belah kita,” ujar Molen.
Kedua yang harus diwaspadai, kata Molen, perihal politisasi agama. Dan yang terakhir tentang polarisasi sosial yang sering dimainkan isu soal si kaya dan si miskin, raja dan rakyat jelata yang bertujuan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan di Negara Republik Indonesia, khususnya di Kota Pangkalpinang.
“Kita yakin dan percaya bahwa Bangka Belitung, terkhusus di Pangkalpinang ini terkenal dengan kebersamaannya,” tukas Molen.
Molen menyebutkan, tepat di depan tempat doa bersama ini akan dibangun Masjid Agung Kubah Timah yang akan bersebelahan dengan gereja, tak jauh dari pusat kota juga terdapat Kelenteng yang berada di Simpang Semabung.
“Ini akan menjadi ikon keberagaman umat beragama kita. Untuk itu mari tunjukkan kepada di Indonesia bahkan dunia bahwa Bangka Belitung ini adalah daerah dengan penuh kebersamaan, kenyamanan, saling menghormati, dan saling menghargai,” sebut Molen.
Ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat merapatkan barisan, menjaga dari sesuatu yang memecah belah dengan cara menggunakan konflik SARA di Kota Beribu Senyuman ini.
“Mari kita bersatu dan bersama hadapi setiap potensi yang bisa memacah belah kita. Tunjukan kalau Bangka Belitung khususnya Pangkalpinang adalah kota yang cinta damai,” pinta Molen. (*/tras)