Penulis: Eddy Jajang JA
BANGKA, TRASBERITA.COM — Daya tarik Desa Kota Kapur, Bangka, yang telah dikenal sebagai destinasi wisata sejarah, kini kian bertambah.
Menyusul dibangunnya lima spot foto yang terletak di dalam hutan mangrove (Rhizophuraceae) tebal di tepi Sungai Menduk.
Pembuatan lima spot tempat berfoto, masing-masing berukuran 3 kali 3 meter, mulai dikerjakan Selasa (12/10/2021) pagi, oleh 14 mahasiswa KKN Tematik UBB bersama 15 anggota kelompok hutan kemasyarakatan (HKM) Wana Mina Kota Kapur.
Ketua KKN Tematik UBB Desa Kota Kapur Irfan mengemukakan, hingga Selasa petang kemarin mereka sudah merampungkan dua spot tempat berfoto.
Kedua spot itu berada di dalam hutan mangrove yang dihuni bermacam jenis burung serta tanaman bakau.
“Tiga spot foto sisanya lagi akan kita kerjakan hari berikutnya,” ujar Irfan.
Ia menambahkan lokasi spot foto berada di sisi track jembatan kayu dengan panjang lebih dari 300 meter yang menembus hutan mangrove.
“Panjang track jembatan lebih dari 300 meter, itu track lama. Kita hanya membangun track baru sepanjang 70 meter saja. Sebab 230 dari 300 meter kondisinya masih bagus,” ujar Irfan, yang juga adalah mahasiswa Prodik Teknik Penambangan pada Fakultas Teknik UBB ini.
Track jembatan menembus hutan mangrove dinilai cukup kuat untuk menopang pengunjung dan wisatawan ketika berada di hutan mangrove.
Track jembatan dengan lebar 1,3 meter dan berada dua meter dari lumpur, seluruhnya — baik tiang pancang maupun lantai papan tebal — ; berasal dari pohon gelam (Melaleuca leucadendron).
Sementara itu, Ulfi Iriandi, salah seorang mahasiswa KKN UBB, di tempat terpisah menjelaskan track jembatan dan spot tempat berfoto merupakan jalan masuk ke dalam hutan mangrove yang luasnya lebih dari 200 hektar.
Ulfi, mahasiswa Prodi Agribisnis UBB optimistis bila kehadiran track jembatan dan spot tempat berfoto tersebut dapat menarik lebih banyak pengunjung dan wisatawan untuk menjatuhkan pilihan berliburnya ke Desa Kota Kapur.
“Selain menghirup udara yang segar ketika berada di dalam hutan mangrove yang tebal dan masih alami ini, pengunjung dan wisatawan bisa berfoto bersama atau swafoto. Bahkan dapat menyasikan dengan mata kepala sendiri berbagai jenis burung, seperti Kolibri (Trochilidae), Punai (Treron) dan Betet (Psittaciformes),” tukas Ulfi.
Dikatakan Ulfi spot foto ditata sedemikian rupa sehingga menjadi ‘magnet’ baru bagi pengunjung dan wisatawan berlibur ke Desa Kota Kapur.
Apalagi bagi wisatawan atau pengunjung milenial kehadiran spot foto yang instragramable itu sangat disukai mereka.
Di Desa Kota Kapur, UBB menerjunkan 14 mahasiswa untuk mengikuti KKN Tematik selama empat, terhitung sejak 12 Agustus 2021.
Tema utama KKN Tematik UBB di desa ini adalah ‘Pendampingan Masyarakat Desa Kota Kapur Kabupaten Bangka dalam Meningkatkan Perekonomian melalui Pengembangan dan Promosi Wisata Sejarah Situs Kota Kapur dan Mina Agrowisata, Berkolaborasi antara Pemerintah, Swasta dan Akademisi’.
Ketua KKN Tematik UBB Desa Kota Kapur Irfan mengemukakan kerjasama antara mahasiswa KKN dengan kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKM) Wana Mina Kota Kapur adalah bagian dari usaha mewujudkan tema KKN Tematik UBB.
“Pekan lalu kami mahasiswa KKN Tematik UBB bersama HKM Wana Mina telah menanam pohon 7.000 pohon Perepat di areal seluas 7 hektar di Pulau Medang. Pulau di muara Sungai Menduk itu sudah sekian lama terikis oleh air laut,” ujar Irfan.
Disebutkan Irfan mahasiswa KKN Tematik UBB yang bersama kelompok Hutan Kemasyarakatan terlibat membangun track jalan dan spot tempat berfoto itu adalah Ulfi Heriandi (Prodi Agribisnis), Andre Juliawadi (Agribisnis), Eli Doan Panjaitan (Teknik Pertambangan), Robiansyah (Ilmu Ekonomi), Dea Suci Fitrianti (Akuntansi), Irfan (Teknik Pertambangan), Yesika (Teknik Pertambangan), Laraswati Pitaloka (Teknik Sipil), Madun Mustopa (Sosiologi) dan Dede Maulana (Akuntansi). (TRAS)